09

1K 53 0
                                    

Haloo!!! Happy readingg!!

Ssesuatu yang baik, pasti akan dibalas dengan hal yang baik. ~ Marvin.


"Aka, ayo main kerumah Jex sama Reksa. Udah lama gak ketemu mereka, kangen deh ...." Pinta Marvin yang tentu diangguki oleh Alaska. Laju mobil membelah jalanan, mengarahkan mobilnya kerumah Reksa dan Jex.

Sesampainya disana, Marvin bertepuk tangan dengan riang. Reksa dan Jex menyambut mereka dengan sangat baik.

"Ooiitt!! Jex!! Woyyy! Jex anjing! Keluar lo!!!" Teriak Marvin seperti orang urakan yang baru keluar dari hutan.

"Sayang, jangan teriak teriak. Gak enak sama tetangga, Yang." Pinta Alaska yang tentu saja tidak digubris oleh Marvin.

Tak lama, Jex keluar dengan tangan kanannya yang membawa sebuah sapu dengan raut wajah yang menunjukkan kekesalan.

"Marvin anjing! Diem lu, bangsat! Gua lagi nidurin Alice, anjing! Jangan teriak teriak, lo kira rumah hutan apa ya?!" Sungutnya sambil terus menunjuk Marvin dengan sapu yang dipegangnya itu.

Alaska bergidik ngeri, takut takut jika sapu itu mengenai perut Marvin. Dengan perlahan namun pasti, dia mencoba meredamkan amarah Jex yang sudah menggebu-gebu.

"Hehe, mangap ya keturunan setan. Entar gua gak gitu lagi deh, suwer!" Marvin nyengir, seolah tak memiliki rasa bersalah sedikit pun. Jex mau heran, tapi Marvin keturunan dakjal.

"Yodahlah, ayo masuk!" Ajaknya sambil mempersilahkan Alaska dan Marvin untuk duduk. Sementara itu, Jex sedang menyiapkan minuman untuk mereka berdua.

Mereka berdua tidak ditanyai untuk minum apa? Tentu tidak usah, kan Jex sudah hafal minuman yang selalu mereka pesan dirumahnya.

"Nih, minuman buat kalian. Yang matcha habis, jadi gua ganti sama moccacino." Ujar Jex yang diangguki Marvin.

"Thanks yak my bestieehh ...." Ucap Marvin dengan alay.

"Iyee, btw gua sambi jagain Alice gpp?" tanya Jex yang diangguki mereka berdua. (Btw bacanya beneran 'gpp' ya guys, bukan 'gapapa')

"Iye, sans aja. Kalo bisa ya kita yang bantu jaga, toh juga Marvin bakal nemplok mulu sama anak lu." Kekehnya yang dibalas tawaan dari sang suami anak satu ini.

"Ah, bener juga lu. Takut gua, takutnya anak gua diembat sama nih bocah satu." Alaska tertawa mendengar penuturan dari Jex, dia juga khawatir jika Marvin akan lebih sayang Alice daripada dirinya. Bodo amat dengan orang yang mengatainya alay, karena cemburu dengan anak kecil.

"Uh kesayangannya Marvin, gak bakal kok aku berpaling dari you." Ujar Marvin dengan sangat manja, sambil sesekali mengelus lengan kekar Alaska.

Ah, shit. Why you so cute, honey? Calm down Alaska, entar pas pulang lu makan dia sampe habis. Batinnya yang terus memasang matanya untuk menatap Marvin seintens mungkin.

Marvin menatap balik Alaska dengan tatapan yang bingung, "kenapa?" tanya Marvin dengan alis yang terangkat.

Alaska tersenyum simpul, mengelus pipi mungil dan tembam tersebut. "Gapapa kok sayang." Marvin mengangguk kepalanya.

Shit! Kamu beneran menggemaskan sayang, sial! Batinnya yang sudah tak kuat menahan keimutan sang istri.

Tanpa sadar, Alaska meremas paha Marvin dengan cukup kuat. Hingga tak sadar, Marvin meringis dan sedikit terisak dengan suara kecil.

Suaranya bergetar, matanya berkaca-kaca. Tangan kanannya meremat lengan Alaska, mencoba melepaskan jari jemari Alaska yang begitu kuat meremat pahanya.

Alaska menyadari tangannya digenggam erat Marvin, menyadari jika tangan kirinya meremat kuat paha Marvin. "E-eh, sayang! Maaf, maafin aku babe." Ujarnya, sambil memeluk erat Marvin yang sudah menangis sesegukan.

Jex datang setelah sempat ke kamar Alice untuk menidurinya. Menghampiri Alaska dan Marvin yang sedang berpelukan, dengan Marvin yang terus menangis sesegukan.

"Eh, anjir! Itu napa bestie gua nangis?! Lu apain?!" tanya Jex bertubi - tubi. Jex mengelus lembut surai Marvin, walaupun ia tau jika Alaska tidak suka jika miliknya disentuh orang lain termasuk sahabatnya sekalipun.

"Ekhem!" Dehem Alaska yang tidak digubris Jex. Entah memang sengaja atau Jex yang memang tidak dengar.

"Woylah, Jex! Jauh jauh ko dari istri gua! Jangan sentuh!" Geramnya, sambil mengusap surai Marvin yang sempat dielus Jex.

"Alah, bicit! Huh, gua aduin sama Reksa. Mampus, lo!" Hardiknya tak kalah seram.

"Iye dah, uhh takut!" Ejeknya sambil tertawa terbahak bahak.

Tak disangka, Jex malah mengeluarkan air matanya hingga dia menangis bagaikan anak kecil.

Tentu saja Alaska jadi linglung sendiri, dia berniat bercanda kenapa malah Jex yang menangis? Aduh!


Mangap ya guys, dateng dateng malah dikit pol :)

Semoga masih banyak yang suka yaak.

ALASKA (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang