06

1.3K 81 3
                                    

Haloooo!!! Happy readingg!!


"Halo sayang," Sapa papa Alaska atau Aksa.

"Halo pah, gimana kabar papa?" Aksa memeluk tubuh Marvin lalu menjawab pertanyaannya.

"Papa baik, kamu gimana? Baik?" Marvin tersenyum lalu mengangguk.

"Kapan nih, papa dapet cucu?" Pertanyaan Aksa langsung mendapatkan geplakan dilengannya dari Alaska.

"Papa nih aneh aneh aja omongannya."

"Ya siapa tau gitu, Marvin hamil." Alaska merollingkan matanya malas.

"Doain aja lah pah, kalo bisa hamil. Hahaha." Canda Marvin yang sejujurnya hatinya juga ingin sekali memiliki anak dari darah dagingnya sendiri. Namun, apalah daya.

"Sini, papa beliin kamu duren." Aksa membuka berbagai macam makanan, cemilan, dan buah yang dia bawa. Saat Aksa membuka duren yang jelas jelas kesukaan Marvin, tiba tiba Marvin merasakan perutnya yang bergejolak tak enak.

Marvin berlari kearah kamar mandi, dia terus mencoba muntah namun hanya ada air liur saja yang keluar.

Alaska dan Aksa panik, Alaska menghampiri Marvin yang berada didalam kamar mandi. Diurutnya tengkuk Marvin, diberinya kata bujukan agar Marvin mau diperiksa.

Namun, Marvin tetaplah Marvin. Mana mau dia datang ke dokter untuk diperiksa. Alaska pasrah, diapun akhirnya menyuruh Marvin istirahat.

















Malam sudah sendari muncul. Marvin menerjapkan matanya berulang kali. Tangan Marvin meraih ponsel yang berada diatas nakas, terlihat sudah pukul 8 lebih 15 menit.

Marvin menguap sedikit. Kepalanya terasa sedikit pusing, namun mualnya sudah tidak terasa. Wah, sudah lama sekali Marvin tertidur.

Marvin kemudian duduk, ingin beranjak dari tempat tidurnya. Namun sebelum itu kejadian, Alaska sudah terlebih dahulu menahannya.

"Kamu mau kemana?" Tanyanya yang baru saja masuk kedalam kamar.

"Mau minum." Jawab Marvin yang benar benar sudah sangat haus. Sudah kebiasaan Marvin, jika tidur siang atau tidur sore pasti akan minum jika sudah bangun. Kecuali saat bangun tidur saat pagi hari.

"Biar aku ambil, kamu tidur lagi aja." Marvin mendengus kesal, dia baru saja bangun tetapi sudah disuruh tidur lagi. Dikira Marvin apaan, kerjaannya tidur mulu.

"Gak, aku mau ambil sendiri. Aku punya kaki, aku punya tangan. Gunanya keduanya untuk apa? Tangan buat ngambil sesuatu dan kaki buat berjalan, kan? Ya udah, aku mau gunain fungsi keduanya itu." Jelas Marvin panjang lebar, setelahnya dia menghela nafas. Entah kenapa, dia merasa capek saja ketika berbicara panjang lebar.

"Oke." Putus Alaska yang sudah kalah telak pada perdebatan kecil ini. Alaska memperbolehkan Marvin untuk mengambil minum sendirian. Namun, tetap pada pengawasan Alaska. Takut saja, jika Marvin terjatuh karena oleng atau bagaimana.

___________________

"Mereka mau dibeliin apa?" Tanya Jex pada kekasih hidupnya itu. Reksa berpikir sejenak, sebelum memutuskan.

10 detik.

20 detik.

30 detik.

1 menit.

2 menit.

"Oke, ini aja. Kan Marvin suka matcha, pasti demen tuh anak." Ucap Reksa yang bersuara, setelah keheningan menerpa mereka.

"Mbak, saya pilih green tease, oreology, heaven berry, tiramisu, ini, ini, ini..." Pesan Jex yang diangguki mbak kasir.

___________________

Ting tong ~

Ting tong ~

Jex menekan bel rumah AlVin. Tak lama, Alaska membuka pintu rumah mereka. Alaska menyambut mereka dengan sangat hangat, Jex dan Reksa pun masuk kedalam rumah AlVin.

"Marppeeennn!!!" Teriak Jex tak tau diri. Sudah biasa bagi Alaska dan Marvin, jika Jex berteriak seperti orang gila saat datang kerumah mereka.

"Nama gua Marvin, anjengg! Bukan Marpen!" Sungut Marvin yang dibalas gelak tawa puas.

"Yuk ngerumpi~" sifat sifat Jex yang seperti ibu ibu muncul, oh tentu Marvin tidak akan menyia-nyiakan hal ini.

"Yuks, jeng~" balas Marvin tak kalah genit. Setelahnya keduanya tertawa puas. Sementara itu, para dominan hanya melihat diam para kelakuan bottom.


Sekarang Jex dan Marvin sudah berada dikamar Alvin. Beuh, mereka dah kek emak emak aja, ngerumpi. Pake tuh ekspresi sangat amat kek ibu ibu lagi, mau heran tapi mereka Jex sama Marvin.

"Lu tau, si Andi hamidun, coyy!!" Jex bercerita sambil sedikit histeris. Dibalas juga dengan sahutan Marvin yang tak kalah heboh. Beuh, pokoknya tuh Jex ama Marvin dah kek ibu ibu komplekan deh!!

"Lu tau, si Anesa. Dia di grebek coy, sama warga!" Sahut Marvin yang membuka cerita baru tentang tetangganya.

"Kenapa coy?!" Tanya Jex dengan wajah yang begitu penasaran.

"Dia lagi maen sama selingkuhannya, wah parah parah. Apalagi katanya si Dea lagi hamidun anaknya dia sama suaminya dia. Gila, parah tuh anak. Dan lu tau? Yang bikin membagongkannya lagi, si Dea masih 16 tahun cok! Terus-" Marvin mempotong ceritanya, yang membuat Jex berdecak kesal.

"Terus gimana lagi, coy?!"

"Umur suaminya 40 tahun!" Jex melongo tak percaya.

"Anjing! Kakek kakek, jancok! Dia nikah sama kakek tua, anjing!" Umpat Jex terus menerus yang benar benar tidak percaya.

"Gua juga kaget, anjing. Gila ya tuh cewek, masih muda. Mending sama gua dah, yang muda begitu. Daripada sama om om keriput, hih, ogah deh gua." Jex mengangguk setuju dengan penuturan Marvin.

Jex dan Marvin begitu asik ngerumpi, sehingga kedua suami dominan mereka, mereka lupakan. Sabar aja Reksa sama Alaska tuh. Mau gimana lagi? Kalo bottom mereka ketemu, udah kek ibu ibu ngerumpi!



PERHATIAN!!
Aku mau tegasin dan aku juga mau minta maaf, apabila ada kesamaan nama di adegan Jex dan Marvin yang sedang ngerumpi.

Aku, tidak ada maksud menjelekkan namanya. Kalo ada yang namanya Anesa, aku minta maaf ya mbak canci. Tidak bermaksud sama sekali🙏🙏

Itu aja terimakasih 💗💗

ALASKA (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang