10

1K 62 5
                                    

Halooo!!! Happy readingg


Suara pintu terbuka, Reksa melihat Alaska yang benar benar kerepotan karena harus mendiami Jex yang terus menangis, juga Marvin yang merajuk karena sudah membuat Jex menangis.

"Lah, ini nape pada drama kek di sinetron?" tanyanya dengan menghampiri mereka bertiga.

"Sa, tolong gua bantu bujukin bini lu biar gak nangis. Bingung gua," Mohonnya sambil terus mengusap punggung kecil Jex.

Reksa kebingungan, namun tetap menjalankan apa yang Alaska minta. Didekatinya Sang istri, dipeluk dengan lembut dan memberi kehangatan untuk Sang istri. "Cup, jangan nangis ya sayang. Kenapa hm?" tanyanya dengan terus mengecup pucuk kepala sang Istri.

"Alaska jahat, aku mau pegang Marvin malah diomelin ...." Ucapnya dengan lirih. Air matanya kembali mengalir bagaikan air terjun yang terus mengalir ditengah keringnya daratan.

Reksa tersenyum, kemudian memberikan tatapan yang tajam untuk Alaska. Yang ditatap hanya memberikan cengiran yang bodoh.

Hey, dimana Alaska yang dingin dan cuek? Wah, sepertinya saat menikah dengan Marvin segala sifatnya langsung berubah drastis.

"Maaf yak, abisnya masa istri gua disentuh sentuh sama dia." Jelasnya dengan bersungut-sungut.

Reksa menghela nafas, "sinting!" cercanya.

"Nanti gua nitip Marvin ke kalian." Ujar Alaska dengan tiba tiba.

Marvin terdiam dari kunyahannya, begitu juga dengan Jex dan Reksa yang terdiam mendengar penuturan Alaska.

"Mau kemana?" tanya Reksa.

"Ada urusan." Balas Alaska yang terus mengunyah makanan yang tersedia. Reksa mengangguk, tapi hatinya seakan ada yang terjadi sesuatu 'suatu saat nanti'.

"Mau gua temenin?" Tawar Reksa. Ya dia tau, ini memang urusan bisnis Alaska. Tetapi, apa salahnya jika menemani? Toh juga mereka mempunyai proyek yang sama.

"Gak usah, gua bisa sendiri." Tolak Alaska.

"Hm, okay. It's up to you." Alaska mengangguk.

Marvin sedikit resah, hatinya tak nyaman. Ingin menangis, tapi tidak tau ingin menangisi apa.

Marvin memundurkan kursinya, menyelesaikan makan malamnya dan kembali ke mobil setelah mendapati kunci mobil.

Duduk terdiam sendiri, merenung, melamun, mencoba mencari apa yang membuat hatinya resah.

Tak lama, Alaska kembali juga sudah selesai berpamitan pada Reksa dan Jex. Menatap Marvin dengan intens, menggenggam tangan Marvin dengan erat. Mencoba memberikan kehangatan pada Sang istri.

"Ada apa?" tanyanya dengan nada yang lembut.

"Gak tau, gapapa juga kok!" Balasnya dengan senyuman yang memperlihatkan giginya yang bergingsul.

"

Are you lie?" tanyanya kembali.

"Nope, do you think i'm lying?"

"Of course!"

"Haah, it's up to you."

"Jangan menaruh beban pikiran yang berat sendiri. Ada aku, aku selalu ada disampingmu." Mohonnya.

"So sorry Aka." Isak tangis menghiasi wajah mungil nan cantik Marvin.

Alaska memeluknya dengan erat, "it's okay babe. Jangan merasa terbebani." Elusnya dengan lembut pada kepala Marvin.

"Sudah, ayo pulang!" Ajaknya.

"Tapi, aku mau naik ...." Melasnya.

"Naik?" tanya Alaska yang tak mengerti.

"Iya, naik disitu." Tunjuk Marvin pada kedua paha Alaska yang berarti Marvin ingin dipangku.

"Babe, disini sempit. Disitu aja ya?"

"Gak mau! Mau disitu!" Serunya dengan kedua tangan yang berada di dadanya.

"Ayolah sayang," bujuk Alaska.

"Fine! Kalo kamu gak mau, aku mending tidur disini aja!" Ancamnya.

Alaska menghela nafasnya, "oke, kamu duduk disini. Come here babe." Marvin berpindah tempat duduk dengan sangat bahagia, dikecupnya bibir Alaska dengan mengucapkan terimakasih.


Semoga suka yaa, maaf singkat banget. Makasih atas vote dan udah mau baca💗💗

ALASKA (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang