07

1.3K 73 2
                                    

Happy readingg!!!

Akan ku pertahankan apapun yang terjadi. ~ Alaska.

"Lu masih ngerokok?" Tanya Reksa pada Alaska yang dibalas gelengan. Sekarang, para dominan sedang berada di balkon dengan menikmati keindahan malam.

"Gua udah lama gak ngerokok, setelah tau Marvin gak suka orang perokok." Jelasnya lagi.

"Pft, the real villains yang happy ending, hahaha." Canda Reksa yang dibalas gelak tawa.

"Gimana lu bisa tau?" Tanya Alaska yang penasaran.

"Lo kira gua cowok bodoh? Of course not. Tanpa lu sadari, gua selalu liat gerak gerik lu dari jauh. Apalagi pas kejadian kita telat." Jelasnya panjang lebar, menceritakan sedikit kisah masa lalu mereka saat SMA.

2 dominan terus bercerita tentang masa masa semasa mereka SMA dulu. Suka dan duka mereka jalanin. Segala permasalahan, kebahagiaan, kesedihan, mereka jalanin dengan semangat. Walaupun, beberapa kali harus mengalami jatuh bangun.

Dilain tempat, 2 submisive masih terus berceloteh tentang hal hal yang menurut mereka sangat panas.

Ditengah tengah bercerita, tiba tiba Marvin langsung diam bak orang kesetanan. Jex yang melihat Marvin diam secara tiba tiba itu, langsung memanggil Alaska. Siapa tau dipanggil pendeta gitu.

"Kamu kenapa tiba tiba diem?" Tanya Alaska hati hati. Sejujurnya dia juga takut kalo sampe istrinya tuh kesurupan. Pake imannya juga gak kuat lagi, takutnya malah ngerasukin dia juga.

"Engga, gak tau kenapa tiba tiba males ngomong." Alaska, Reksa, dan Jex menganga tak percaya.

"Suwer, dia Marvin beneran?" Tanya Reksa tak percaya. Gimana gak mau percaya, kan Marvin tuh tipe tipe bocah banyak omong + keras kepala. Dahlah.

"Gua beneran Marvin, ihh.." Seketika nada Marvin menjadi manja. Langsung dah, bulu kuduk mereka bertiga langsung berdiri. Takut, takut beneran kesurupan.

"Ka, Ka. Mending lu panggilin pak pendeta deh. Gua punya kenalan, dia anak pendeta. Minta bapaknya buat dateng kesini, doain istri lu." Bisik Alaska yang masih dapat didengar oleh Marvin.

"Gua gak kesurupan!!" Kesal Marvin, dengan mengerucutkan bibirnya. Alaska mau nyipok Marvin, tapi Marvin kek orang kesurupan. Takut aja gitu.

"Ya udah, dedek Mar-" belum sempat Jex melanjutkan ucapannya, tiba tiba Marvin berlari sambil memegangi mulut dan perutnya, juga berlari kearah kamar mandi.

"Kenapa tuh anak? Hamil kah?" Tanya Reksa yang dibalas hendikan bahu.

***

"Nih, kasih ke istri lu kalo dah bangun." Kata Dion kakak dari Reksa. Alaska mengambil benda yang untuk ngetes orang hamil atau tidak. Ya, tespeck. Alaska memandangi benda tersebut dengan banyak sekali pertanyaan.

Dion pamit pulang, bersamaan dengan Reksa dan Jex yang pamit pulang. Reksa dan Jex tidak yakin dengan kakaknya yang memberikan benda tersebut, namun mereka kan buka dokter kandungan. Iyain aja.

Setelah Marvin bangun, Alaska memberikan benda tersebut kepada Marvin. Marvin juga sempet bingung karena disuruh memakai seperti itu. Karena, dia kan cowok tulen bahkan ada batang. Yakali dia hamil kek cewek cewek. Cuman, ya bodo amat ajalah.

Marvin masuk dan ngecek, betapa kagetnya karena benda tersebut menunjukan garis 2. Marvin teriak sekenceng kencengnya, dia menganga tak percaya. Alaska yang masuk ke kamar mandi karena khawatir, akibat Marvin teriak pun juga menganga tak percaya.

"Ka, Aka, gua beneran hamil?!" Tanya Marvin yang masih tak percaya. Alaska pun yang masih terkejut, menatap Marvin dengan penuh ucapan syukur.

"Iya, kamu beneran hamil. Terimakasih atas hadiah yang indah ini." Alaska memeluk tubuh kecil Marvin dengan sangat erat dan buliran buliran air menetes, bersamaan dengan ucapan syukur yang Alaska ucapkan.

Mentari datang menyinari bumi, setelah bulan dan bintang memancarkan sinarnya dimalam hari. Suasana yang hangat bercampur udara yang sejuk, tak membuat 2 keturunan Adam ini bangun dari tidurnya yang nyenyak.

Alaska terbangun, menerjapkan matanya lalu senyuman terukir pada wajahnya yang tampan itu. Tangannya mengelus perut Marvin yang masih rata itu.

Kecupan manis di pagi hari, tak membuat Marvin bangun dari tidurnya. Sehingga terlintas ide jahil untuk Marvin, agar dia mau bangun.

Dilumatnya bibir Marvin, namun tangannya mengelus dan memilin pelan nipple Marvin. Hingga sang empu melenguh.

Tak sampai disitu, Alaska menaikkan pakaian tidurnya Marvin, hingga terpampang lah nipple pink milik Marvin. Dihisapnya bak bayi yang kehausan, hingga Marvin terbangun dari tidurnya, Karena ia merasa bahwa nipplenya sedang dihisap.

"Euughh.. Aka.. jangan kenceng kenceng, ihh.." protes Marvin dengan nada yang seperti anak kecil. Sangat lucu.

"Gak mau.." Alaska semakin menggoda Marvin, dihisapnya nipple Marvin dengan kencang, hingga Marvin protes karena kesal.

"Hahahaha, iya iya. Gak kenceng kenceng." Alaska ngalah aja, daripada dapet geplakan dari istrinya.

"Kamu mandi, aku bikin sarapan." Marvin mengangguk, dia turun dari ranjang dibantu dengan Alaska. Tentu saja Alaska semakin proteksi semenjak kehamilan Marvin. Dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk pelayanan kepada Marvin dan anak yang sedang dikandung Marvin.

__________

"Aku mencintainya." Jelas salah satu seseorang yang menatap lawannya dengan lekat.

"Gak bisa, kalian gak bisa bersatu." Balas sang lawan. Namun sepertinya, orang itu enggan mendengarkan.

"Gua yang gak bisa bersatu, atau mereka? Kita bikin saja dunia mereka berbeda." Seringai terlihat, sang lawan sudah membujuk agar orang itu tidak obsesi. Namun, sepertinya dia tidak berhasil memberi bujukan tersebut.

__________

ALASKA (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang