Jogja -36-

40 4 1
                                    

Akhirnya sampailah kita di sebuah kota yang dijuluki sebagai kota pelajar dan budaya, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disebut kota Jogja.

Aku melihat ke arah jendela bus, kebetulan aku duduk di dekat jendela. aku melihat jalanan Jogja di sore hari tampak begitu ramai, banyak sekali pejalan kaki yang memenuhi trotoar, juga kendaraan bermotor yang memenuhi jalanan Jogja, dan yang paling jarang kita temui di kota-kota lain adalah banyaknya andong dan becak yang berlalu-lalang di jalanan kota Jogja.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sekitar 9 jam lamanya, akhirnya aku bisa bernafas lega. Perjalanan jauh membuat badanku sedikit pegal, mungkin karena efek terlalu lama duduk dengan posisi yang sama di dalam bus. Aku merenggangkan otot-ototku sebelum beranjak dari tempat dudukku untuk segera keluar dari bus.

Tempat pertama yang kita datangi adalah hotel tempat kita menginap. Kita menginap di sebuah hotel yang letaknya dekat dengan daerah pasar Malioboro.

Di dalam hotel kita diberi kunci kamar yang nantinya akan di isi oleh empat orang disetiap kamarnya, dan kita dibebaskan memilih teman sekamar asalkan bukan lawan jenis. Tentu saja aku memilih sekamar dengan Lisa, Fita, dan Desi.

Setelah mendapatkan kunci kamar, kita berempat masuk ke dalam kamar hotel yang akan kita tempati. Didalamnya terdapat dua ranjang, satu ranjangnya cukup untuk dua orang. Kita berempat menaruh barang bawaan kita dengan asal lalu segera merebahkan tubuh diatas kasur.

"Argh, capek banget sumpah," keluh Fita yang tengah berbaring di atas kasur.

"Baru juga sampe, rasanya badan udah pegel aja. Mungkin ini kali yah, yang namanya remaja jompo," celetuk Lisa, gadis itu baru saja membaringkan tubuhnya di sampingku.

Desi yang terlentang di samping Fita tiba-tiba beranjak dari tidurnya dan berucap dengan penuh semangat. "Nanti kita jalan-jalan di sekitar sini yuk! Cari tempat-tempat yang asyik."

"Lha, tumben lo cari tempat yang asyik? Biasanya cari tempat yang sunyi buat baca buku." Sahut Fita yang tampak keheranan.

Yang kita semua tau, biasanya Desi memang tidak suka dengan keramaian. Gadis itu lebih memilih tempat yang tenang seperti perpustakaan.

"Ya, kan, mumpung kita lagi diluar kota. Sebenarnya gue tuh gapapa kalo ditempat rame, asalkan orang-orangnya nggak ada yang kenal sama gue," jelas Desi.

Aku merasakan ponselku bergetar seperti ada pesan masuk.

Rafael

Udah nyampe Jogja, Sya?

Kok tau aku ke jogja?

Liat SW Lisa😅

Oohh

Tujuannya kemana aja?

Hari ini jadwalnya bebas
mau kemana aja, asal ga
jauh dari hotel

kalo besok kita bakal ke
salah satu produsen batik
di Jogja, terus habis itu ke
marioboro

Marioboro?

Malioboro maksudnya
maaf typo😅

Wkwkwk kirain ada
wisata baru yang
namanya gitu😂

Kali ini mungkin aku akan kembali meminta maaf pada diriku sendiri. Untuk yang ke dua kalinya aku gagal menjauhi dan melupakan Rafael. Padahal aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk benar-benar melupakan Rafael, namun lagi-lagi aku melanggar janjiku sendiri.

Rumah Singgah (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang