Latihan lagi -06-

117 42 17
                                    

Kini tiba saatnya hari dimana sekolahku SMA Bunga Bangsa kembali latihan voli bersama SMA Garuda untuk yang kedua kalinya.

Langkahku terayun menuju lapangan voli berbarengan dengan Lisa dan beberapa anggota voli putri lainnya. Aku mendongak sebentar menatap langit sore yang tampak di selimuti awan hitam. Sedari pagi langit sudah terlihat mendung, namun hujan tak kunjung turun.

Sampai di lapangan aku tak sengaja berpapasan dengan Rafael yang tengah berjalan bersama temannya, kalau tidak salah dia bernama Raka. Keduanya hanya berjalan melewatiku tanpa sapaan. Aku menoleh melihat punggung Rafael semakin lama semakin menjauh.

Apa dia tak melihatku ada di sini? Kenapa sikapnya tiba-tiba berubah seakan tak mengenalku? Apa aku punya salah padanya? Sudahlah apapun alasannya, itu tidak penting bagiku. Kalau memang dia menjauhiku, ya itu terserah dia.

Setelah semua berkumpul, pak Farhan menyuruh kita untuk mengambil posisi barisan sebelum pemanasan di mulai. Semua anggota voli putri berbaris di barisan belakang. Sedangkan tim putra berbaris di depan.

Dari jauh tampak Rafael tengah berlari menuju barisan. Dia berhenti tepat di depanku mengambil posisi sejajar denganku. Aku acuh tak terlalu memperdulikan keberadaannya.

"Anak-anak, seperti yang sudah saya katakan minggu kemarin, bahwa sekarang giliran kedua tim putri yang akan bertanding. Untuk tim putra silahkan kalian latihan sendiri dulu," ucap pak Farhan lantang di depan barisan. "Bagas, saya minta tolong kamu pimpin pemanasan," sambungnya.

Sepertinya pak Farhan cukup dekat dengan Bagas, dari pertama kali latihan gabungan aku melihat pak Farhan selalu memberi Bagas tanggung jawab. Bisa jadi Bagas adalah tangan kanan pak Farhan.

****

Pertandingan pun dimulai, Selvi yang merupakan pemain server dari timku mengambil posisi di tengah-tengah garis bagian belakang lapangan untuk menservis bola. Dengan pukulan yang cukup keras selvi mengarahkan bola pada lawan.

Tim lawan menerimanya, mereka berusaha mencetak poin dengan mengembalikan bola ke arah kami menggunakan pukulan cukup keras.

Untungnya aku berhasil meng-block bola hingga berbalik jatuh ke area lawan, tentunya membuatku berhasil mencetak poin pertama.

Kali ini aku yang akan memulai servis, aku menservis bola menggunakan servis atas. Sontak bola pun melambung melewati net.

Lagi-lagi tim lawan berhasil mengembalikan bola. Dengan gerakan gesit Alisa yang berposisi Libero mengarahkan bola pada Lisa yang merupakan Tosser. Melihat bola mengarah ke dirinya, cepat-cepat Lisa mengumpan bola itu padaku.

Aku berancang-ancang untuk melompat melakukan smash pada bola yang masih melambung. Apesnya aku malah terjatuh tersandung kakiku sendiri.

"Aduh..." ringisku sembari memegangi kakiku yang terasa nyeri. Tidak ada luka berdarah hanya saja kakiku terkilir.

"Ersya... lo gapapa kan?" Lisa berlari mendekatiku.

Semua orang mengerubungiku termasuk pak Farhan, mereka menatapku penuh iba.

"Salah satu dari kalian tolong antar Ersya ke UKS," pinta pak Farhan.

"Biar saya yang an--" ucap Bagas dan Rafael bersamaan, keduanya sama-sama berjongkok di samping ku.

Sesaat mereka saling beradu pandang dengan tatapan tajam, hingga terdengar suara Bima membuat keduanya mengakhiri aduh tatap.

"Ersya biar saya yang antar, Pak," ujar Bima temanku.

Bima adalah teman satu angkatan denganku, tetapi kita beda jurusan. Aku jurusan IPS sedangkan dia jurusan Bahasa.

Bima membopong tubuhku berjalan membelah kerumunan segera membawaku menuju ruang UKS.

Rumah Singgah (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang