Arti Seorang Aziya

151 5 1
                                    

Faky POV

Zaky pernah nanya, kenapa aku bisa jatuh hati pada cewek di depan asrama kami?

Seketika kepalanya ku terkam dan kalau bisa kumakan saat itu juga.

"Lue gak nyadar apa, kalau saya seperti ini gara gara kamu?"

"Bah? Kamu yang jatuh cinta, aku yang disalahin, emanknya aku yang nyomlangin kalian?"

"Lah emank kan? Kamu lupa yang pertama kali ngasih no hpnya ke aku siapa?"

"Oeeeeh yeaa ya, aku baru ingat, kalau no hp dari Rukas tuh nonya emmpo," Zaky garuk garuk kepala, Baru sadar atas kelakuannya dimasa lalu.

"Tau gak lu, apa yang emmpok bilang pas tau no hpnya aku dapat dari kamu?"

"Apaan mank?"

"Seharusnya kamu yang dekat sama dia seandainya no hpnya kamu yang hubungin."

"Wkwkkw terus aku yang bakal pacaran sama dia gethu?"

"Bisa jadi" cengirku padanya, yang di cengirin gelelng geleleng.

"Hahaha dasar aneh, enggak lah, aku kan gak sekonyol dirimu, mana mungkin aku suka sama dia, bukan tipeku bro."

"Iya baguslah. Eh tapi Ky,"

"Knapa?"

"Kalau aku ngobrol sama emmpo tentang kamu, aku mendadak jadi jeoules gethu ea?"

"Ya ampun, bro. Segitunya dirimu, emanknya kalian ngobrolin apaan?" Zaky nampak penasaran, bikin aku tambah khawatir.

"Huh, dasar katanya bukan tipe lu tapi penasaran juga," ucapku lirih, bikin kesel aja nih anak.

"Hahaaa santai dunks bro, dimana mana siapapun bakal penasaran kalau jadi bahan omongan orang Lain. Emank apaan sieh bikin penasaran aja."

"Yeah katanya emmpo sieh awalnya dia lebih pengen kenal kamu gethu,"

"Oea? Wah harusnya aku sambar duluan sebelum elu yea?"

"Kutu kupret nieh anak!"

Kujitak kepalanya sangking kesalnya, kadang kadang becandanya ngasal juga.

Jujur, bukan sekali dua kali Ziya suka nanyain Zaky ke aku, sangking seringnya kadang aku rasa sebenarnya dia itu sukanya ke Zaky bukan padaku.

Seperti kejadian seminggu yang lalu.

"Ky, ini aku masakin makan siang, porsi berdua, jadi kamu makan berdua Zaky ea,?"

"Iya, ya, makasieh ea mpo,"

"Iyaa hehehe, bilangin maaf ea ke Zaky kalau masakanku mungkin gak sesuai seleranya,"

"Trus aku?"

"Ah kalau kamu kan biasa aja, maklumi ajalah diriku masak seadanya,"

Buset nieh anak lebih mentingin selera Zaky daripada aku pacarnya?

Setelah selesai makan, dia nanya lagi,

"Zaky udah makan Ky?"

"Udah, lu gak nanyain diriku?"

"Kamu aku yakin pasti udah lah,"

"Terus apa katanya tentang masakanku?'

"Enak katanya."

"Iyakah? Duhhh senangnya."

Kalau saat itu aku lihat ekspresi wajahnya, aku yakin pipinya bersemu merah, wah parah nieh anak! Apa pendapat cowok lain lebih berharga dari pada diriku?

Apa sih mau Loe, Kalau Jodoh Baru Tahu rasa!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang