Interaksi, tatapan mata, kata-kata kasar dan senyum mengejek diterjemahkan lewat satu makna "Aku punya perhatian padamu"
Waktu terasa berjalan lambat belakangan ini. Entah karena aku yang teralu santai atau karena perhatianku mulai bertambah, tidak cukup dengan persiapan kuliah atau sekedar bersantai dirumah, atau karena sesosok lain yang belakangan ini mengganggu fikiran.
Aku tidak pernah berfikir serius tentang guyonan teman teman OPCku tentang aku dan Faky, namun kini sejak terakhir kali energiku terporsir untuk meluruskan gosip eror beberapa hari lalu, aku jadi kepikiran ke dia terus, Menyebalkan? tentu saja. Tapi menyenangkan? ya, aku rasa. Seperti ada sensasi degup jantung yang terpacu tiap namanya terbersit dibenakku. Hemm aku rasa aku sudah lama tidak merasakan degup ini, lebih tepatnya sekitar 3 tahun lalu sebelum aku sekolah berasrama. Yah mungkin kalian perlu tahu, sebelumnya aku pernah punya pacar, yang entah status apa yang aku sandang waktu itu, kakak ade kah? atau sepasang kekasih, namun di akhir kelulusan aku memutuskan untuk tidak interaksi lagi dengannya. Entah apa sebabnya, mungkin aku jenuh? atau tidak suka cara pacaran kami? entahlah aku sudah lupa.
Kalian boleh mengatakannya aku 'jatuh cinta', yang pasti yang kurasakan saat itu membuatku bahagia tiap mengingatnya, selalu ingin mendengar dan melihatnya. Tentu saja aku tidak mengakuinya dan terus menentangnya.
###############
Suatu hari, di hari yang terasa biasa
"Yah aku tahu lah........."
"Antarin aku dan Zaky kesana. . .. . .
"Mau lah aku?"
"Begitukah sama teman sendiri, gak mau tolong menolong."
Ckckckckckck pintar sekali dia membujuk, giliran lagi jahat gak mau ngakuin kalau aku dan dia temanan.
"Yah liat lah nanti suasana hatiku"
Sebenarnya aku orang yang sangat baik, kelewat baik malah. Kalau ada orang yang meminta tolong padaku, aku pasti berusaha membantu. Hingga terkadang kebaikanku dapat menimbulkan petaka bagi diriku sendiri. Seperti kejadian beberapa minggu yang lalu.
"Zi, Zaky laper katanya, gak ada makanan. Masakan kita nah"
kudengar suara Faky dan dia nongol di tangga tangga asramanya, Aku hanya berham hm tidak jelas, konyol memang telfonan sambil saling menatap dari kejauhan.
"Pergilah beli, kalian kan kaya" jawabku akhrnya.
"Bah, habis sudah nih, miskin kita berdua "
"Dasar nyusahin,"
"Is pelitnya."
"Biarin weeee" Lidahku terjulur tepat kearahnya, membuatnya terkekeh, kekanakan memang.
"Jadi rela biarin temanmu ini kelaparan?"
Okeh, aku tidak akan tega.
"Ya tunggulah, nant kusuruh Azis antarkan kalian makanan."
Kudengar sorak kegrangannya "Kamu yang masak tapi yah?"
idih nih bocah bawel amat, sukur sukur mau kukasih makan.
" Iya bawel"
Singkat cerita akhirnya mereka kenyang, kejadian menyebalkannya terjadi after all. Aku tidak tahu kapan bocah tengil itu mau datang kembalikan tempat makan mereka. Dan kutahu dia datang saat semua kejadian telah terjadi.
"Zis, jangn disitu " ujarku pada bocah hitam kecil didepanku. aku tengah berdiri disamping lemari dengan pintu rumah yang terbuka.
"Aku duluan kok" Bocah tadi tidak mau mengalah, egois memang. dan aku juga teralu kekanankan meladeni tingkah jailnya yang tidak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa sih mau Loe, Kalau Jodoh Baru Tahu rasa!!
No FicciónTrue Story tentang Cinta, persahabatan , Juga HTS. Ketika status apapun yang tengah Aziya jalani, perasaannya tidak pernah berubah Justru Cinta itulah yang memebri Banyak makna tentang Definisi Cinta Diangkat dari kisah nyata, nama dan tempat telah...