Mengintip??

220 8 2
                                    

Kata orang masa lalu biarlah berlalu, masa depanlah yang harus kita hadapi!

Tapi persoalan malu bukanlah soal masa lalu atau masa depan. Masalahnya sekarang aku tidak berkutik. Halaman rumah yang biasa jadi tongkronganku mendadak sepi,bukan karena tanpa sebab. penyebabnya adalah Dua Cowok pengabdian tengah mengecet tembok kantor sekertariat.

Tepatnya Faky dan Zaky, aku membuka sedikit horden jendela dan mengamati aktivitas mengecet mereka.

Sebenarnya lebih pada rasa penasaran ketika mengamati mereka, ini kali pertamanya aku melihat Murid dari asrama Fagtahan sedekat ini. Naluri penasaranku selma 3 tahun akhirnya tersalurkan.

Tellphone Konferensi

April   : Buset, mereka ngecet tepat didepan rumahmu? keliatan dunks tampang mereka dengan jelas?

AQ      : Iya gitu deh

Rukaz: Siapalah yang ganteng di antara mereka berdua?

AQ      : Gak tau nih, Mereka kerja ngeblakangin penglihatanku. Aku jadi gak bisa bandngin.

Afa      : Kmu ngintipin mereka?

Ria      : Parah nih anak.

AQ       : Yee yang maksa aku buat ngasih tahu kalian tampang mereka siapa??

Rukaz : Tuh Ria paling penasaran, kalau aku sih temenannya ma Zaky aja, jadi aku penasarannya sama dia.

Ria      : Aku cuman mau mastikan  aja tuh nah teman, Faky beneran mirip kah sama Foto-fotonya di FB.

April   : Eh teman, tinggi memamg kah Faky tuh?

AQ     : Iya tinggi banget kayak tiang listrik.

Obrolan seputar Faky dan teman-teman seangkatannya masih berlanjut, aku tidak pernah mebayangkan akulah yang jadi pusat perhatan mereka tentang Faky.

Aku iri pada Kia yang seminggu lalu telah melangsungkan pernikahannya. Tidak ada lagi gosip Kia dan Zaky, yang ada mereka tepat memposisikanku seperti Kia di masa SMA.

"Tante ngapain?"

aku menoleh, posisi mengintipku terganggu dengan kehadiran keponakan laki-lakiku yang entah muncul dari mana. Usianya sekitar 9 tahun kelas 4 kalau tidak salah.

"Gak ngapapain"

Aku meneggakkan posisi berdiriku dan berusha cuek. Dia mengintip dari celah horden. tempat tadi aku mengintip.

"Oeee" ucapnya mengangguk, kelakuannya seperti yang benar-benar mengerti apa yang kulakukan.

"Diam, awas berani ngadu!" ancamku dengan mata yang dilototkan.

Dia nyengir dan keluar rumah dengan membawa sekeresek kelereng.

"KAKAK YANG NGECET!! TANTEKU NGINTIPIN KAKAK KERJA!!"

teriaknya dengan nyaring dan lantang, sengaja agar aku mendengarnya. Aku nyaris keluar dan mengejar bocah sialan satu itu. namun yang aku lakukan hanya terperanjat mendapati Faky menatap lurus kearahku, walau desain kaca rumahku di buat orang yang berada diluar tdak dapat melihat isi rumah, namu aku seperti merasa matanya tepat menangkap mata mengintipku.

DEGG!! mau copot jantungku dibuatnya, tatapan mencurigakannya membuatku berbalik dan lari masuk kerumah.

                                                                                                   @Lya

Tringgg!!! Tring!!

Pesan baru,

From : Cungkring (aku menamakan namanya demikian di HPku, karena tubuh kurus keringnya)

                 yang tadi keponakanmu ya?

AQ     : Yang mana? (pura-pura bego)

Cungkring : Yang hitam, kecil, dia bawa kelereng satu plastik kalau gak salah.

kurang ajar dia ngina ponakanku.

AQ      :Gak tahu,

Cungkrng : Hallah ngeles lagi, sya tahu kamu ngntip saya dan Zaky kerja kan?

aku menunda balasan, berpikr sejenak, untuk ngeles.

AQ    : yeee dasar geeran, kalian kerja ja aku gak tw weee :'P

Cungkring : Ponakanmu sendir yang bilang!!!Kok dia jadi ngotot gethu sih,, bikin emosi aja.

AQ   : masa anak kecil mau dipercaya omongannya.

Cungkring : Dimana-mana anak kecil mana pernah bohong.

AQ     : Terserah kamu deh, gak urus aku.

Cungkring : Cieee dia ngaku udah ngintipin cowok-cowok kerja

Rese, aku gak bisa bohong, tapi rasa maluku tak tertolong, semuanya gara-gara teman-teman GU dan Keponakan Rese, awas saja dia nanti.

AQ     : Weee :P

Cungkring : Hati-hati naksir loe. . .

Kutinggalkan HPq, aku sudah cukup malu beberapa hari in.

* Cungkring, sejak pangilan itu melekat pada dirinya, aku selalu menggunakan panggilan itu di banyak kesempatan, bahkan hingga detik ini aku masih mengingatnya sebagai cungkring walau tidak secungkring dulu.

#Kritik dan sarannya ya

Apa sih mau Loe, Kalau Jodoh Baru Tahu rasa!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang