Secret Love

111 7 2
                                    

Setiap detik engkau yang slalu hadir dalam mimpiku.......

Tanganku menggapai gapai mencari asal suara hijau daun yang mengganggu tidur nyenyakku.

Ketika berhasil meraih handphoneku dan menekan tombol terima.

"Yea yea aku bangun," ucapku dengan mata yang masih terpejam.

"Ayo bangun, udah subuhan."

Bibirku mencekung membentuk perahu di wajahku, mendengar suaranya saja bisa buat aku sebahagia ini. (Bayangin aja mata yang masih merem sambil senyum)

"Ziya, Zy,, nih anak tidur lagi, bangun Zyyy"

Mendapati aku tidak meresponnya, dia tau aku kembali terlelap.

"Yeaaa aku bangun kok,"

"Bo'ong, matamu aja masieh merem gethu." Sontak aku memblalakkan mata

"Sorry boos saya udah bangun yeaaa"

"Hallah baru juga bngun,"

" yeaaa ku dah bangun nih."

"Kekamar mandi gih langsung, cuci muka, sikat gigi, Wudhu terus solat."

"Iyaa"

"Jangan iya iya aja, beneran bangun lu,"

Aku mengangguk, walau di tidak melihat anggukkanku.

"Yea udah, aku ke masjid dulu yea...."

"Iyaaaa, eh, kok gitu doank?"

"Apanya gitu doank?"

"Hemmmm......"

"Oooeeeh yang itu, iya iya, ku ke masjid dulu ea syank....."

"Ok."

"Eh kok curang, buatku mana?"

"Hehehe iya saynkku shalat dah sana"

Aku cekikikan, rasanya masih aneh di telingaku, orang yang slalu ku sumpah serapahin kupangil dengan sebutan 'sayang'. Sehari setelah jadian dia sempat ngeributin pangilan baru untuk status baru kami.

"Mau bikin pangilan apa nih?" Tanyanya waktu itu.

"Kayak biasanya lah,emank mau apa lagi? Aku kamu!"

"Gak mau papah mamah gethu, atau kakak ade ?"

"Boh kakak ade?, terus aku jadi kakaknya kamu adenya gethu?"

"Yeee sejak kapan kamu kakakku, aku gak pernah ngakuin kamu lebih tua dariku."

"Eh Cungkring, faktanya kan githu, aku tua tiga bulan dari kamu itu artinya aku tiga bulan lebih dulu di buat dari pada kamu"

"Heh! Aku udah bilang, kalau mau kuakuin lebih tua dariku, kamu harus lebih tinggi dariku barang sesenti aja. janji, ku bakal akuin kamu kakakku."

"Is dasar aneh, sejak kapan tua atau mudanya di tentukan lewat tinggi badan?"

"Iya itu versiku...."

Yeaaaah kayaknya gak ada gunanya pacaran sama tiang listrik macam dia, mentang mentang aku pendeknya gak ketulungan (155 kurng lebih) dan dia tingginya kesetanaan, (175 kurng lebih) kalian bayangin dunks, bagaimana mungkin aku bisa ngalahin tinggi badannya yang dari jarak dekat aku harus mendongak, persis seperti peserta upacara menghormati pengibaran bendera.

Bersenti senti jarak kami, dan aku jadi adenya hanya karena aku lebih pendek darinya? Dasar bocah edan.

"Terserahlah, intinya aku gak suka kakak ade, ataupun papah mamahan, geli aku, sumpah. Kayak biasanya ajalah."

Apa sih mau Loe, Kalau Jodoh Baru Tahu rasa!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang