Meledak seperti Bom Molotof

36 3 0
                                    

Kalian tahu hal apa yang lebih rumit dari perkara patah hati ketika putus?

Walau air mata banjir selama dua hari, kejadian ini lebih melelahkan dari pada sakit di hatiku.

Yaitu ketika seentero jagat raya mengetahui hubungan yang telah berakhir ini.

Terlambat? Sudah pasti, bahkan saat itu aku tidak ingin siapapun menyebut namanya apalagi bertanya tentangnya padaku.

Ria adalah orang yang paling terganggu tentunya.

"Jadi..... selama ini kamu sama Faky....."

Waaah aku ditembak rata saat itu olehnya

"Sorry Ri..... aku cuman...... "

"Trussss kamu tahu kalau aku pernah ngomong suka ke Faky?"

"Iyaaaa aku tahu..... makanya aku gak enakan sama kamu,"

"Waaaah aku beneran ketipu ya sama kalian berdua, jadi cewek yang Faky bilang dia suka itu kamu, dan waktu aku tanyain kalian berdua ngeles doank,?"

"Iyaaa....."

"Aku malu, jujur! Aku gak tahu mau taro mukaku dimana, menyimpan perasaan sama cowok yang jadi pacar temanku. Seandainya kamu jujur aja aku gak akan terus sukain dy, kamu tuh sesuatu banget ya Zy..."

"Ri, kami udah putus,"

"Yaa tetap aja aku ngerasa di permainkan"

"Maaf"

"Udah lah, toh kalian udah putus juga"

Saat itu aku merasa aku sudah menjadi penghianat besar untuknya.

Trus bagaimana dengan reaksi temanku yang lain? Nda usah ditanya mulut mereka kayak makan kerupuk yang renyahnya level atas, bawel banget.

"Waaaahhhh Ziya kamu yaaa bermain api di belakang kami,"

"Ada yang jilat air liurnya sendiri nieh,"

"Katanya gak bakal"

"Amit-amit jabang bayi"

"Kalian ngapain aja selama pacaran sembunyi sembunyi?

"Kamu udah diapain aja sama dia?"

"Kenapa tiba tiba putus?"

"Siapa menghianati siapa nieh? "

Aku berasa narapidana yang telah melakukan kriminal. Aku gak tahu mereka itu teman atau justru antifansku, bukankah teman yang baik itu memberi suport pada temannya yang tengah patah hati, tapi yang kuperoleh hanya penuntutan mereka pada semua kecurigaan mereka selama ini, sama sekali tidak membantu.hanya menambah daftar kesedihanku.

Mereka tidak merasa telah menjadi bagian terbesar penyebab aku bersama dia. Mereka tidak perduli apakah aku bisa melupakannya atau justru menangis setiap ingat dia.

Saat itu aku berfikir dia masih yang teristimewa dihatiku. Seperti bertemu orang yang dirindukan setiap saat, seseorang yang ingin kumaki setiap aku dalam masalah yang rumit, sesorang yang ingin kupinjam bahunya setiap ingat betapa perhatiannya dia padaku, seseorang yang ingin kusalahkan karena bersikap asing padaku.

Pada saat itu perasaanku begitu hidup, terimakasih padamu yang telah memberi arti dari sakit hati yang sesungguhnya.


26 oktober 2015

Apa sih mau Loe, Kalau Jodoh Baru Tahu rasa!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang