Uops....

329 7 2
                                    

"Halo" ucapku setelah mengangkat tombol hijau di layar  Handphoneku."Siapa ini?"

Hanya suara terkekeh yang kudengar dari sebrang.

"JAwab gak? aku matiin nih" ancamku yang sebenarnya berniat mengakhiri telfon.

Ini keempat kalinya nomor yang sama menelfonku, sejak yang terakhir, sekitar kemarin siang seorang cowok dengan suara tidak mengenakkannya mengatakan aku gadis yang tengah butuh hiburan. Memangnya aku Tante tante girang yang lagi butuh Gigolo?

"Tante.... Ade pipis dicelana"

Okeh ini beda hal, bocah cantik ini ponakkanku, dan dia tengah melaprkan kondisi adenya yang membanjiri rumah dengan pipisnya.

"Ternyata, kamu Cewek di tempat ini?"

Akhirnya kekekhannya terhenti dan dia mulai bersuara.

"Maksudnya?"

Aku memasang headset dan mengalungkan Hpku dileher, menghampiri keponakanku yang lebih kecil dan menggendongnya menuju kamar mandi.

"Kamu  Alumni SMA Rahzika dari Asrama putri Sakura yang berasal dari Melak kan?"

Aktivitas di kamar mandi bersama keponakkan kecilku terhenti sejenak untuk menyerap omongannya.

"Kok tahu?" Tahu sekolah dan asramaku itu wajar, tapi tahu asalku?

Keponakkanku merengek kedinginan, Kugendong dan segera kupakaikan celana dan popoknya.

Dia terkekeh lagi " Kakakmu minta dua orang alumni cowok dari SMA Rahzika buat ngabdi di sekolahnya kan?"

Dia sedang memastikan informasi yang dia dapat kuarasa, yah memang betul kakakku punya sekolah SMP swasta milik pribadi. dan setiap tahun selalu ada alumni dari SMA cowok di tempat aku sekolah diutus untuk melakukan pengabdian selama satu tahun. Tapi aku tidak teralu memperhatikan siapa siapa mereka, toh merka tidak ada sangkut pautnya denganku.

"Iya..... kenpa emang? Kamu kenal sama anak anak yang ngabdi di tempatku?"

"Jelas! yang alumni tahun ini juga aku tahu" ucapnya yakin.

"Aku gak urus sama bocah tengil yang mau ngabdi ditempatku, siapa lagi namanya, Faky?, mau dia ngabdi kek, mau ada di tempatku kek, Cowok sok terkenal kayak dia gak akan mempengaruhiku"

2 Minggu yang lalu

Afa : Zi udah tw belum?

Pesan singkat baru kuterima dari Afa. Jangan ditannya dia juga pasti teman seangkatanku. Sahabatku malah.

Aq : Kenape?

Afa : Kalau......Belum sempat kulanjutkan membaca layar Handphoneku tertera nama Kia.

"Kenapa Ki?"

"Gosip Zi,"

Bukan Kia namanya kalau bukan Penyebar gosip.

"Faky, tahu gak kalau Faky. . . . "

Pangilan baru memotong kalimat Kia di sebrang, apaapan sih ini, tadi SMS msterius Afa, sekarang soal Faky? belum lagi Arukaz menelfon. Apa mereka sebegitu senangnya menghubungiku, hingga berderet tidak sabar mengabarkan gosip.Kukomferen telfon, sehingga kami ngobrol bertiga.

"Nih Kaz ada Kia, dia juga lagi heboh kayak kamu, kalian heboh dah berdua, aku dengerin aja"

Belum selesai kalimatku mereka sudah teriak berbarengan, saling menyebut nama Keduanya berbarengan, disusul suara gaduh antara cekikikan dan obrolan mereka yang berebutan

"Selamat yah Zi, Kia udah relain faky buat kamu." Arukaz tertawa nyaring
"Yee dari dulu kali aku berharap dia nemuin orang lain selain aku." balas Kia tidak mau mendapat tuduhan, namun ucapannya justru membuat aku dan Rukaz semakin curiga keduanya punya hubungan khusus.

"Udah putus dunks berrti?"

"Pacaran aja gak, gimana mau putus, ngaco kamu Kaz"

"Ngaku aja kali Ki, udah mau nikah juga kok? toh Si faky juga gak berani batalkan pernikahanmu."

"Iyalah, karena dia udah punya target baru"

Aku tidak bisa tinggal diam, sebenarnya sedang apa anak-anak ini?

"Kalian berdua kenapa sih? Bukannya kasian si Faky kamu tinggal nikah Ki?"

"Kan ada kamu Zi, jadi Faky gak akan merasa ditinggalkan" ledek Rukaz disusul cekikikan kia.

"Aneh kok tiba-tiba nngomongin Faky terus Hadiahin aku satu karung kacang hijau bernama  Faky, seakan akan aku kenal dia?"

"Bentar lagi, pasti kenal kok"


"Aku yang gak nafsu kenal dia"

"Kan belum liat orangnya, kalau udah ketemu dan Cinlok bsa tumbuh tuh benih benih kecambah"

"jadi tumbuh deh nafsu makan kecambahnya" timpal Kia tidak mau kalah.

Aku meringis sendiri, lebih baik aku tidak pernah bertemu Faky darpada jadi pusat ploncoan dan ejekan mereka.

Afa : kalau Faky ngabdi di Sekolah milik kakakmu?

Setelah lanjut baca pesan Afa aku baru ngerti arah guyonan bocah bocah ini.

"Aku tidak tertarik sama si Faky, jadi kalian gak perlu repot-repot Sebar gosipku ke anak-anak lain. Aku akan lulus SMPTN dan aku akan tinggalkan melak, Dan kuliah di Samarinda."

Kalau aku lanjutkan gak akan ada akhirnya, kedua bocah itu tidak akan puas sampe mereka cape sekalipun.

Kembali ketelphone cowok asing

Cowok di sebrang terkekeh lagi, sepertinya aku harus daftar jadi comic deh, hanya dengan berkata-kata galak aku bisa bikin orang yang tidak kukenal tertawa sepanjang telphone, bakat baru sepertinya.

"Dia seterkenal apa sih di angkatanmu?"

"Seperti sarang lebah yang dikerumuni oleh para lebah" jawabku asal tidak ambil peduli

"Terkenal banget berarti,"

"Ya"

"Jadi kamu gak tertarik dengan sosok sarang lebah itu?"

"Gak"

"Kalau dia yang tertarik sama sosok lebah sepert dirimu?"

"Sorry ya aku bukan salah satu dari lebah itu"

Dia terkekeh lagi.

"Oke anggaplah dirimu, beruang yang menginginkan Sarang madu. Gadis berbaju Merah"

aku melirk baju yang kukenakan, Merah, memang betul, kemampuannya lumayan juga menebak baju yang kukenakan.

Aku mengakhiri Aktivitas mengepelku di beranda rumah, Si Azka keponakanku yang tadi bermasalah dengan pipisnya di lantai telah bersih kupel seluruhnya.

"Rajin ya ngepelnya"

"iyalah....." eh kok dia tahu? jangan-jangan, aku mengedarkan pandanganku kesentero taman, lapangan dan terakhir kesebuah rumah susun yang biasa digunakan Anak anak SMP yang berasrama.

Sesosok cowok, dengan poster kurus tinngi tengah menyandarkan kedua tangannya ke pagar depan Asrama. Terkekeh melihat kekagetanku.

"Salam kenal mpo, namaku Faky, teman seangkatanmu, namumu siapa lagi? Aziya ya?, Aziya salam kenal ya, silahkan lanjutkan pekerjaanmu. kerja yang rajin, sepertinya kita akan sering-sering bertemu"

TUT TUT TUT

Aku terdiam tidak bergerak sedikitpun, lebih tepatnya shok. Antara malu dan ketidak percayaan akan kebodohanku mempermalukan diri sendiri.

Sosok jangkung tadi berlari menuju lapangan, bergabung dengan anak-anak SMP dan ikut bermain sepak bola.

 #duyy malunya tuh

Apa sih mau Loe, Kalau Jodoh Baru Tahu rasa!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang