Jane sedang duduk di kursi tunggu untuk menunggu namanya di panggil haruto wawan yuna dan lily sudah tiba di bandara untuk mengantar jane yuna dan haruto menangis karena akan berpisah dengan jane.
"apaan dah pada nangis cengeng lu dua" ucap wawan menahan air matanya
"so iye lu tai kambing kalo mau nangis ya nangis aja gaya lu" titah ruto menarik hingus nya
"mboh diam lah, lagi sad ending" ucap jane
"jane nanti kalo udah sampe kabarin kita ya di grup, trus kabarin juga keseharian lu gimana, trus kalo lu udah lama disana jangan lupa pepet anak tunggal ceo mentari tour" ucap yuna banyak bicara
"awalnya doang omongan nya baik di ujungnya sesat" titah lily
"ne jan lupain kita ya gini gini kita juga temenan dari jadi honorer di kantor lurah" ucap ruto
"iya babi nanti gue kalo ada hari libur bakalan pulang sekalian kunjungin nyokap, eh to liatin nyokap ama adek gue juga ya soalnya tetanggaan gue takut kepikiran ma emak gue"
"iya aman tenang aja emak lo ntar gue nikahin biar enak mantaunya"
"jangan macem macem dugong"
"jane kim" suara lewat toa bandara terdengar di indra pendengaran mereka semua.
"eh nama gue tuh, mama kakak izin pergi ya doain semoga disana kakak makin sukses terus kirimin mama banyak uang"
"iya sayang mama selalu doain kamu hati hati ya jangan lupa kabarin mama"
"iya ma guys gue pergi ya see u semuanya muach"
Jane berlari meninggalkan mereka serta memasuki pesawat dan duduk di kursinya, jane meneteskan air matanya ia pasti akan merindukan kota kecil ini.
Sesampainya dijakarta jane langsung menuju apartemen yang telah om nya beri untuk nya. Disclaimer sedikit kalo om nya jane itu salah satu pengusaha perkenal di jakarta dia juga banyak uang jadi tidak heran bisa memberi jane apartemen.
"buset gede bener ni om ardan kasi apart mboh mendadak jadi orang kaya anjir buset"
Jane berlari merebahkan dirinya di kasur yang sangat empuk melihat sekeliling keperluan nya sudah dilengkapi tidak lupa ia menelfon ardan dan menguncapkan beribu terima kasih.
"foto dulu kali kirim ke jamet"
Jane berfoto ria dan mengirim hasil jepretan nya ke grup tidak lupa mengirim ke mama nya menandakan ia sudah sampai disana.
Jane segera bangun dari tidurnya dan membersihkan diri hendak tidur dia berdoa serta mulai tersenyum karena besok sudah hari masuk pada perusahaan baru yang ia impikan.
Dipagi hari yg cerah ditambah senyuman dan semangat jane membuat hari tampak semakin cerah, dipukul 07.10 jane sudah siap dengan seragam kantornya tidak lupa jane memanggang roti untul dijadikan sarapan dan dibawa ke kantor untuk dicemil jika ia gabut.
Jane memesan ojol untuk mengantarnya keperusahaan mentari tour, perusahan terbesar di jakarta.
Sesampainya dihalaman perusahaan jane terdiam dan memandangi perusahaan itu dengan haru, tidak lupa jane memotret tampak depan perusahaan itu dan mulai memasukinya."selamat pagi bu saya jane kim pekerja kiriman dari bintang mas"
"ah iya selamat datang di mentari tour jane, ceo kami sudah menunggu anda,mari saya antar keruangan ceo"
"baik terimakasih"
Jane mengikuti langkah perempuan itu dan membawanya kedalam lift dan memencet tombol 10 gedung ini sangat tinggi dan besar ada 10 lantai disini setelah pintu lift terbuka jane tertegun melihat bagusnya interior serta keadaan ruangan.
"jane ini adalah ruangan ceo muda, panggil saja dia pak jay mungkin dia seumuran dengan mu namun walaupun begitu tetap panggil dia pak"
"baik terimakasih bu"
Jane mengetuk pintu besar itu lalu suara didalam sana menyuruhnya masuk, dengan hati yang sopan jane masuk dan melihat seorang lelaki yang duduk membelakangi nya.
"permisi pak"
"ya silahkan duduk"
"baik pak terimakasih"
Lelaki itu memutar kursi kerjanya jane sungguh terkesima melihat ketampanan nya.
"jadi ini anak tunggal ceo mentari tour, anjir jantung ga aman bos" ucap jane dalam hati.
Jane mengarahkan pandangan matanya menunju name tag yang dipakai nya "jay park". Jay diam dan menatap jane dengan diam seperti merindukan seseorang.
"maaf pak apa boleh saya mengenalkan diri" tanya jane
" saya sudah tau kamu tidak perlu mengenalkan diri lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your shadow 〣 Jay Enhypen 🕊
Teen FictionTolong cintai aku sebagai diriku sendiri bukan sebagai dirinya yang telah lama hilang