Bab 4. Akankah Dita Putus Asa?

84 23 3
                                    

Sembari melihat para penggali tengah sibuk menguburkan peti tersebut, Jang Yeo Bin seperti biasa memperhatikan sepupu yang sudah dianggapnya Kakak.

Namun...

"Kak?" panggil Jang Yeo Bin.

Akupun menoleh sekilas.

"Kak Dita lihat apa?" tanya Jang Yeo Bin khawatir dengan gerak-gerik Dita.

"Tidak, aku tidak melihat apapun. Huffttt..." jawabku seraya menghela nafas.

"Kak Dita tidak melihat hantu, kan?" tanya Jang Yeo Bin was-was.

Aku hanya tersenyum. Jika memang iya aku melihat hantu, aku berharap hantu itu menyerupai Mama dan Papa.

"Akan lebih senang lagi jika Mama dan Papa menjemput aku pergi dari dunia kejam ini." batinku lesu tidak ada gairah.

Selang beberapa jam kemudian...

Selesai sudah acara pemakaman. satu per satu tetangga membubarkan acara tersebut. Kini, hanya aku, Bibi Mi Kyung dan Jang Yeo Bin yang masih berada di area pemakaman.

"Mama, Papa, beristirahatlah dengan damai. maafkan Dita karena belum sempat membahagiakan kalian." batinku termenung sedih seraya menghelus halus batu nisan.

Tiba-tiba Bibi Mi Kyung menghapus air mataku, Akupun menoleh kearahnya. Dan secara spontan aku memeluk Bibi Mi Kyung dengan kondisi air mata mengalir dengan derasnya.
Dengan sigap juga, Bibi Mi Kyung langsung mendekapku sembari menghapus air mataku kembali.

"Jangan membasahi kuburan kedua orang tuamu, Nak." ujar Bibi Mi Kyung.

"Jika air matamu sampai jatuh dan mengenai liang lahatnya, itu akan menghambat perjalanan mereka menuju ke rumah Tuhan." imbuh Bibi Mi Kyung tegar.

"Dita bingung kalau tidak ada mereka, Bi." ucapku menangis.

Bibi Mi Kyung pun melepaskan pelukannya.

"Masih ada Bibi dan Jang Yeo Bin yang akan menjagamu. Kamu tidak sendiri." ucap Bibi Mi Kyung.

Diam sejenak...

"Bi, mengapa mereka mendadak sekali meninggalkanku? Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyaku penasaran.

"Orang tuamu meninggal karena kecelakaan," ucap Bibi Mi Kyung tanpa basa-basi.

"Mereka meninggal tertabrak mobil safari. Kata Dokter, saat kecelakaan itu terjadi Papamu mengalami serangan jantung dan akhirnya meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan Mamamu, meninggal saat masih dalam perjalanan menuju ke rumah sakit." jelas Bibi Mi Kyung.

Betapa sakitnya hatiku ketika mendengar penjelasan dari Bibi Mi Kyung. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Percuma, jika aku mencari dan menghajar seseorang yang sudah merenggut nyawa kedua orang tuaku, karena itu tidak akan membuat mereka hidup kembali.

"Hari sudah semakin panas, ayo sebaiknya kita pulang." ajak Bibi Mi Kyung beranjak.

Saat hendak berjalan pulang, tiba-tiba langkahku terhenti. Dari kejauhan aku melihat seorang lelaki remaja berjas hitam sedang berziarah. Ya, bisa jadi itu adalah salah satu keluarganya yang meninggal dan disemayamkan disini.

"Dita, kamu lihat apa Nak?" tanya Bibi Mi Kyung curiga.

Spontan pandanganku teralihkan.

"Bibi, sebaiknya Bibi dan Jang Yeo Bin masuk ke mobil duluan saja. Aku akan menyusul." ujarku mengalihkan pembicaraan.

"Kamu mau kemana?" tanya Bibi Mi Kyung.

"Dita ingin membeli cemilan dan air mineral, Bi." jawabku.

"Hemm.. baiklah. Ya sudah, kalau begitu Bibi tunggu kamu di mobil ya." ucap Bibi Mi Kyung. Akupun menganggukkan kepala lalu berjalan menuju ke warung terdekat.

School 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang