Bab 7. Lambaian Terakhir Joo So Min.

57 19 0
                                    

Hi Readers!

Jangan lupa!!

|•Follow•|•Commant•|•Vote•|


Selamat membaca, semoga kalian suka.

Tiba di lapangan sekolah, aku melihat seorang siswi menangis sembari berjalan menuju gerbang sekolah dengan terburu-buru.

"Hey kamu!" panggilku.

Spontan dia menoleh kearah Dita.

Sebelum memulai pembicaraan, aku sempat melihat name tag yang ada diseragamnya.

Namanya Suran, siswi kelas 10C. Dengar-dengar Suran adalah siswi yang sering mendapat juara pada saat dia menulis jurnalis. Jelas saja, Suran mengikuti ekstra mading. Karena yang seperti kulihat, dia memang cocok ada di bidang tersebut.

"Ka.. kau memanggilku?" tanya Suran gugup seraya menghapus air matanya.

"Iya, aku memanggilmu." sahutku.

"Hemm... aku Dita, bolehkah aku bertanya?" tanyaku.

"Tentu," sahutnya seraya mengapus air matanya.

"Sebenarnya ada kejadian apa di sekolah hari ini? mengapa aku lihat semua siswa-siswi berlari-lari meninggalkan sekolah?" tanyaku heran sekaligus penasaran.

"Apa kau tidak tahu apa yang terjadi di sekolah hari ini?" tanya Suran balik.

"Ti.. tidak." jawabku terbata-bata.

"Ini tentang Joo So Min," jawab Suran. Tiba-tiba Suran menangis lagi.

"Tentang Joo So Min? ada apa dengan Joo So Min?" tanyaku penasaran sekaligus khawatir.

"Joo So Min..." tukas Suran seperti kesulitan berbicara.

"Hey! Mengapa kau menangis? Joo So Min kenapa?" tanyaku bertubi-tubi sekaligus khawatir.

"Joo So Min sudah meninggal!" pekik Suran. Tangisnya pun semakin deras mengalir dipipinya.

"Ap.. apa?" pekikku terkejut.

"Tidak mungkin!" ucapku tidak percaya.

"Ak.. aku sebagai teman sekelasnya tidak bisa berbuat apa-apa. Bodohnya aku! Aarrgghh!!" tegur Suran frustasi pada dirinya sendiri.

"Aku tahu setiap harinya dia dijadikan boneka oleh teman-teman sekelasnya, dibully. Tapi, tapi aku tidak bisa membelanya, hikss.. hikss!!" ungkap Suran menangis sekaligus menyesal.

"Karena aku tahu kalau sampai aku membela Joo So Min, semua teman-teman kelasku pasti juga akan mencaciku, bahkan menjadi bahan lolucon mereka selanjutnya!" jelasnya.

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Lututku menyentuh tanah lapangan, air mata pun mengalir dengan derasnya dan bahkan aku tak sanggup berdiri setelah mendengar berita ini.
Aku mencoba menggapai Suran dan bertanya kembali.

"Ba.. bagaimana ini bisa terjadi? Katakan padaku kalau yang dibicarakanmu hanyalah bohong! ka.. kau bercanda,kan?" tanyaku memastikan dugaan Suran itu salah.

"Bagaimana bisa aku bercanda dalam situasi seperti ini?! hiks.. hikss!" tukas Suran dengan nada tinggi sambil menangis.

Air mata Dita pun menetes sangat derasnya setelah mendengar berita tentang teman baik yang baru dia kenalinya. Rasa sakit atas kehilangan orang yang disayangi itupun bangkit lagi. Baru saja Dita merasakan memiliki teman baru, kini dia harus merelakan teman baru yang bernama Joo So Min itu pergi untuk selama-lamanya.

School 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang