Bab 10. Semu tanpa Kehadiranmu.

48 15 2
                                    


Hi readers🤗,
Tanpa basa-basi, harapanku semoga kalian suka dengan cerita yang aku buat. Trimakasih sebelumnya sudah mampir cerita aku sampai bab ini. Semoga kalian suka! Happy reading to all of you😘💜💜💜..


Secara spontan Amely menoleh kearah siswi yang tampak tidak bersemangat itu yang bersandar di meja kelas.

"Hey you!" panggil Amely tanpa menyebut nama.

"Kamu memanggiku?" tanyaku lesu sembari menoleh kearah Amely yang kebetulan duduk di belakang.

"Iyalah! masa aku bicara dengan tembok?!" sahut Amely tidak santai.
"Ehh, bukankah kamu temannya Joo So Min?" tanya Amely. Namun aku tidak menjawabnya.

"Kau pasti tahu alasan dia bunuh diri, benarkah?" tanya Amely lagi.

"Tidak, aku tidak tahu alasannya." jawabku datar.

"Benarkah?" tanya Anggita dengan tatapan curiga.

"Haruskah aku bilang dua kali?" tanyaku balik sembari menatapnya tajam.

"Sudahku bilang, aku tidak tahu. Dia bukan saudaraku, jadi untuk apa aku ikut campur urusannya?!" tukasku dengan sedikit emosi.

Dengan sigap akupun beranjak dari bangku lalu pergi keluar kelas.

"Aishhh... anak itu!" geram Anggita yang beranjak dari tempat duduknya dan ingin menghampiri Dita.

"Sudahlah biarkan saja!" tukas Amely sambil menahan langkah Anggita yang hendak menghampiri Dita.

"Kuharap dia pergi menyusuli Jessica," imbuh Amely kesal.

Setibaku di toilet, aku bergegas mencuci tangan. Entah mengapa. Dengan mencuci tangan, membuatku sedikit ringan beban. Apakah bebanku akan larut apabila aku cuci tangan dengan cara seperti ini? kurasa tidak.
Sekolah ini terasa sepi tanpa Joo So Min.

"Mengapa kau pergi seperti ini, Joo So Min?"

Berwanti-wanti aku menanyakan itu, tidak akan membuatnya dengar. Dia sudah pergi sejauh-jauhnya.
Sebagian orang mungkin berbeda-beda untuk mengatasi masalah, ada yang dengan cara mendengarkan musik, membaca buku, menyendiri dan lain-lain. Sedangkan aku, mencuci tangan sebanyak-banyaknya menggunakan air dan sabun. Entah mengapa bisa seperti itu, padahal tidak ada noda apapun yang menempel di tanganku. Mungkin karena aku suka bermain air.
Disamping itu, ada Park Jihoon, Han Ji Hyun, Lee Yoo Mi, Yoo In Soo, Son Sang Yeon dan Jung Chae Yul yang sedari tadi memantau Dita dari jarak jauh yang berjalan menuju toilet. Walaupun hal sepele yang telah dilakukan Dita terhadap Yoo In Soo, tapi itu tetap saja membuatnya geram dan ingin membalas perbuatan Dita terhadap Yoo In Soo saat mereka adu bicara di lapangan sekolah.

Setibanya di koridor sekolah...

"Kau tidak boleh tinggal diam! kau harus balas dendam ke Dita!" usul Son Sang Yeon.

"Iyalah!" sahut Yoo In Soo ngegas.

"Aku tidak akan tinggal diam, lihat saja pembalasanku nanti!" imbuhnya seraya tersenyum licik.

Diam sejenak...

Secara serempak Han Ji Hyun dan Lee Yoo Mi melihat bungkusan plastik yang berisikan air berwarna kuning keruh ada di genggaman Park Jihoon.
"Hey Park Jihoon, itu bungkusan apa yang kau bawa?" tanya Han Ji Hyun penasaran.
"Hahaa! ini adalah air semi," jawab Park Jihoon tanpa rasa malu.
Mendengar jawaban singkat dari Anton, membuat Lee Yoo Mi dan Jung Chae Yul geli dan enggan untuk memegangnya.

"Aku akan siram air semi ini ke Dita!" ucap Yoo In Soo sembari tersenyum licik.
"Eeiyyuuhhh! Itu sangat menjijikkan." tuka Han Ji Hyun, Lee Yoo Mi dan Jung Chae Yul kompak.

School 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang