Tekanan adalah suatu hal yang aneh. Ini membuat beberapa orang mendadak berubah. Seperti mahasiswa yang memutuskan untuk menembak separuh jumlah mahasiswa dengan senapan jarak jauh karena dia mendapat nilai B+ di ujian akhir. Ini membuat beberapa orang tersedak. Dua kata: Jorge Posada. Cukup bicara. Tekanan membuat beberapa orang jatuh. Ambruk. Membeku.
Aku bukan salah satu jenis orang-orang itu. Aku berkembang karena tekanan. Ini mendorongku, mengarahkanku menjadi sukses. Ini adalah elemenku. Seperti ikan di dalam air.
Keesokan harinya aku berangkat kerja sangat pagi. Mengenakan pakaian mahal dan bergaya dengan ekspresi percaya diri.
Sekarang waktunya.
Renjun dan aku tiba di pintu kantor ayahku tepat jam sembilan pagi. Aku tak bisa mencegah diriku untuk mengamati seluruh tubuhnya. Dia terlihat cantik. Percaya diri. Bersemangat. Rupanya dia bereaksi terhadap stres sama halnya dengan diriku.
Ayahku menerangkan bahwa Choi Siwon menelepon mengatakan bahwa ia akan datang ke kota ini lebih awal dari jadwal yang ditetapkan. Sepertinya besok malam.
Banyak pengusaha melakukan hal ini. Memajukan rapat pada saat-saat terakhir. Ini adalah sebuah tes. Untuk melihat apakah kalian siap. Untuk melihat apakah kalian dapat mengatasi hal-hal yang tak terduga. Untungnya bagiku—Aku siap dan aku bisa.
Dan kemudian kami mulai. Aku bersikeras bahwa wanita yang mulai lebih dulu.
Aku mengamati presentasi Renjun seperti anak kecil mengamati hadiah di bawah pohon natal pada malam menjelang Natal. Tentu saja Renjun tidak mengetahuinya. Wajahku merupakan definisi yang sangat jelas dari ekspresi bosan dan acuh tak acuh. Meskipun di dalam, aku tak sabar untuk melihat apa yang dia punya.
Dan aku tidak kecewa. Jangan bilang pada siapa pun aku mengatakan ini—aku akan menyangkalnya mati-matian—tapi Huang Renjun sungguh luar biasa. Nyaris sebaik diriku.
Nyaris.
Dia terarah, jelas, dan sangat persuasif. Rencana investasi yang dia paparkan unik dan imajinatif. Dan ditujukan untuk menghasilkan banyak uang. Satu-satunya Kelemahan hanyalah bahwa dia orang baru. Dia tidak memiliki koneksi yang membuat proposal itu bisa terlaksana. Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, faktor kunci dari bisnis ini—faktor yang besar—adalah memiliki posisi yang lebih menguntungkan. Info tersembunyi dan rahasia kotor yang orang luar tidak bisa dapatkan. Jadi meskipun ide Renjun itu kuat, idenya sama sekali tidak layak. Tidak mudah dijalankan.
Kemudian giliranku.
Proposalku sebaliknya sangat solid. Perusahaan dan investasi yang kuuraikan sudah terkenal dan aman. Memang, proyeksi keuntunganku tidak setinggi milik Renjun, tapi proposalku pasti. Dapat diandalkan. Aman.
Setelah aku selesai, aku duduk di samping Renjun di sofa. Lihat kami di sana? Tangan Renjun terlipat rapi di pangkuan, punggungnya lurus, dengan senyum pasti dan puas di bibirnya. Aku bersandar di sofa, sikapku santai, senyum percaya diriku adalah cerminan dari senyumnya.
Adakah dari kalian di luar sana yang berpikir aku seorang manusia rendah? Perhatikan dengan seksama. Kalian akan suka bagian ini.
Ayahku berdehem, dan aku dapat membaca kilauan semangat di matanya. Dia menggosok kedua tangannya dan tersenyum. "Aku tahu naluriku benar pada yang satu ini. Aku tak bisa jelaskan pada kalian bagaimana terkesannya aku atas apa yang telah kalian paparkan. Dan kurasa sudah jelas siapa yang harus melangkah maju bersama Choi Siwon."
Secara bersamaan, Renjun dan aku saling menyeringai, ekspresi sombong penuh kemenangan terpancar di wajah kami.
Tunggu saja...
KAMU SEDANG MEMBACA
messy [noren]
Fanfiction[Remake story] Original story Tangled by Emma Chase Sinopsis; Lee Jeno adalah bankir investasi jagoan. Pria tampan dan angkuh yang menjadi anak emas di perusahaan ayahnya dan juga salah satu playboy paling terkenal di kota Seoul. Ia punya teman seti...