Aku pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa berhubungan seks dapat memperpanjang umur manusia. Pada laju seperti ini, Renjun dan aku akan hidup abadi. Aku sudah lupa berapa kali kami sudah melakukannya. Ini seperti gigitan nyamuk—semakin di garuk, maka semakin gatal.
Aku cukup senang karena aku sudah membeli kondom isi ekstra besar di toserba.
Dan kalau saja kalian belum bisa memastikan dari reaksiku, aku hanya akan mengatakannya terus terang: Huang Renjun adalah pasangan seks yang fantastis. Seorang wanita yang spektakuler. Jika aku sebelumnya tidak yakin bahwa Na Jaemin adalah orang tolol—setelah aku mencicipi apa yang dia campakkan—sekarang aku benar-benar yakin akan hal itu.
Renjun suka bertualang, sangat menuntut, spontan, dan percaya diri. Sangat mirip denganku. Kami sangat cocok, dalam lebih dari satu aspek.
Ketika kami akhirnya beristirahat, langit malam di luar jendela apartemenku baru saja berubah menjadi kelabu. Renjun berbaring dengan tenang, kepalanya bersandar di dadaku, jemarinya menelusuri lekuk di dadaku dan sesekali membelai bulu-bulu tipis di sana.
Kuharap setelah semua yang kukatakan pada kalian ini tidak akan mengejutkan, tapi aku tidak "berpelukan". Biasanya, setelah seorang wanita dan aku selesai, tidak ada yang namanya bergelung, tidak ada yang namanya meringkuk, tidak ada percakapan intim di ranjang. Aku mungkin, dalam beberapa kesempatan, tidur sejenak karena kelelahan sebelum aku pergi. Tapi aku tidak tahan ketika seorang gadis menempelkan dirinya ke tubuhku seperti sejenis gurita mutan. Ini menyebalkan dan tidak nyaman.
Namun dengan Renjun, aturan lama sepertinya tidak berlaku. Kulit kami yang hangat menyatu bersama, tubuh kami selaras, pergelangan kakinya di atas betisku, pahaku di bawah lututnya. Rasanya...damai. Menenangkan dengan cara yang tidak sepenuhnya bisa aku gambarkan. Aku sama sekali tidak punya keinginan untuk pindah dari tempat ini.
Kecuali untuk berguling dan menyetubuhinya lagi.
Renjun yang lebih dulu memecah keheningan. "Kapan kau kehilangan keperjakaanmu?"
Aku tertawa. "Apakah kita bermain game First and Ten lagi? Atau apa kau sekedar ingin tahu tentang riwayat seksualku? Karena kalau itu alasannya, kurasa kau sudah sedikit terlambat, Renjun."
Dia tersenyum. "Tidak. Bukan seperti itu. Aku hanya ingin lebih...mengenalmu."
Aku mendesah saat aku mengingatnya lagi. "Oke. Pertama kalinya adalah...Mina. Ulang tahun kelima belas. Dia mengundang aku ke rumahnya untuk memberiku hadiah. Hadiahnva adalah dia."
Aku merasa senyumnya dadaku. "Apa dia perawan juga?"
"Tidak. Dia mendekati delapan belas tahun—kelas 3 SMA."
"Ah. Gadis yang lebih tua. Jadi dia mengajarimu semua yang kau tahu?"
Aku tersenvum dan mengangkat bahu. "Aku mengumpulkan beberapa trik selama bertahun-tahun."
Kami diam lagi selama beberapa menit, dan kemudian ia bertanya, "Tidakkah kau ingin tahu tentang masa laluku?"
Bahkan aku tidak perlu berpikir tentang yang satu ini.
"Tidak."
Aku tidak ingin merusak suasana, tapi kita akan berhenti di sini sebentar.
Ketika itu berhubungan dengan pengalaman seksual masa lalu seorang wanita, tak ada seorang pria pun yang mau mendengarnya.
Aku tak peduli jika kalian berhubungan seks dengan satu atau ratusan orang—Simpanlah untuk dirimu sendiri.
Biar kujelaskan seperti ini: Ketika kalian datang ke restoran dan pelayannya membawakan makananmu, apa kalian ingin dia mengatakan padamu berapa orang yang telah menyentuh makanan itu sebelum kalian memakannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
messy [noren]
Фанфик[Remake story] Original story Tangled by Emma Chase Sinopsis; Lee Jeno adalah bankir investasi jagoan. Pria tampan dan angkuh yang menjadi anak emas di perusahaan ayahnya dan juga salah satu playboy paling terkenal di kota Seoul. Ia punya teman seti...