09

242 28 2
                                    

Satu jam kemudian, kami menunggu kopi dan hidangan penutup. Renjun meninggalkan meja. Aku berpikir kandung kemihnya pasti pada kondisi segera akan pecah hingga benar-benar mau meninggalkan aku sendirian dengan Choi Siwon.

Choi Siwon mengamatiku sejenak lalu berkata, "Aku suka apa yang telah kulihat malam ini, Jeno. Sangat mengesankan."

"Terima kasih, Siwon-ssi."

Dalam bisnis, selalu menggunakan nama pertama. Itu bukanlah tidak sopan. Ini menunjukkan bahwa kalian orang yang sejajar—dalam kedudukan yang sama. Itu sangat berpengaruh.

Dan berdasarkan apa yang telah kau tunjukkan padaku, aku siap untuk memberikan bisnisku kepada Jung & Lee's.

Ya! Buka sampanye-nya, sayang.

"Aku senang mendengarnya. Kupikir kesepakatan ini akan menjadi sangat menguntungkan untuk kita berdua—yaitu, kita semua." Tidak bisa melupakan Renjun, bukan? Seperti dia akan mengijinkanku. "Kau dapat sepenuhnya percaya pada aku dan Renjun. Kami tidak akan mengecewakanmu."

Jari-jari Choi Siwon menyentuh gelas kristalnya. "Benar. Tentang itu. Sebelum aku menandatanganinya aku hanya punya satu syarat."

Hal semacam ini terjadi sepanjang waktu. Bukan masalah besar.

"Silahkan, Siwon-ssi. Aku yakin kami dapat menyediakan apa yang kau butuhkan."

"Aku senang mendengarnya. Jadi, kenapa tidak gadis kesayanganmu—Renjun—membawa kontrak ke tempatku malam ini, sekitar tengah malam." Dia memberiku kartu nama, dan aku merasa seperti ada bongkahan batu di dalam perutku.

Bisakah kalian juga merasakannya?

"Di sini aku menginap. Kau menyuruh dia membawa berkas-berkasnya...sendirian."

Kalian pasti pernah melihat acara TV ketika ada satu momen aneh yang mengejutkan dan yang bisa kalian dengar hanyalah suara jangkrik sebagai latarnya?

Mengerik-ngerik dengan menjengkelkan. Sekarang adalah salah satu momen seperti itu.

"Aku tidak yakin aku..."

"Oh, tentu saja kau yakin, Jeno. Kau tahu bagaimana keadaannya. Ketika seorang pria kerja lembur kau membutuhkan sedikit...kenyamanan. Sebuah selingan."

Bagaimana kalau aku menendang pantatmu, Siwon-ssi? Apakah itu bisa menjadi selingan?

"Dan gadismu itu menjadi bagian utamanya. Bisnisku akan mendatangkan pendapatan miliaran won pada perusahaanmu. Belum lagi klien tambahan yang akan kau peroleh ketika kabar tersiar bahwa aku bekerja sama dengan perusahaanmu. Menurutku pelayanan tambahan selama beberapa jam adalah pengorbanan kecil, bukan?"

Dia masuk akal—dilihat dari sudut pandang seorang pelaku seks menyimpang. Tapi apakah kalian pikir itu penting? Tentu saja tidak. Aku berdiri. Aku takut terhadap apa yang akan aku lakukan jika aku terus melihat senyuman sombong dan penuh kepuasan darinya satu menit saja.

Aku melemparkan selusin uang di atas meja dan mengatakan pada Choi Siwon, "Itu bukan termasuk dalam bisnis kami. Jika ini adalah kesepakatan yang kau cari, di Itaewon Club sekitar sepuluh blok dari sini kau akan mendapatkannya. Aku bukan germo. Dan Huang Renjun jelas bukan pelacur. Pertemuan ini selesai."

Tidakkah kalian bangga padaku? Aku sendiri bangga. Meskipun apa yang aku katakan sama sekali tidak memuaskan. Itu profesional—bermartabat. Aku menahan diri. Aku bahkan tidak memanggilnya penjilat, bajingan, brengsek yang kurasa pantas untuknya. Selamat untukku.

Aku berjalan ke area bar di ruang sebelah, dan aku sangat marah. Dapatkah kalian melihat uap yang keluar dari telingaku? Tidak? Well, jelas kalian tidak cukup berkonsentrasi. Orang itu punya nyali juga. Untuk mengusulkan bahwa Renjun...Renjun lebih dari sekedar wajah yang cantik. Dia brilian. Lucu. Dan—Ok. Mungkin dia tidak bersikap baik padaku, tapi aku yakin dia bisa melakukannya kalau dia tidak membenciku. Bagaimanapun juga—dia berhak diperlakukan lebih baik—lebih dihormati—daripada apa yang baru saja dia terima. Jauh lebih baik.

messy [noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang