27. Setelah 'Hujan'

5.8K 395 45
                                    

Ay yo!!

Udah siap dibuat senyum-senyum lagi sama Raden??

Vote dulu yuukk biar kita sama-sama seneng😍💋

Hepiriding☺💗






MELODY dikeluarkan dari sekolah.

Alasannya sudah jelas. Gadis itu terlalu kriminal dan berbahaya. Pihak sekolah tidak ingin ada korban-korban lain setelah ini. Mereka juga tidak ingin eksistensi Melody di sekolah ini membuat citra SMA Pahlawan jadi buruk di mata masyarakat.

Alasan lain, ada banyak orang tua yang melayangkan protes pada pihak sekolah baik secara langsung ataupun melalui sosial media setelah video perundungan Melody viral di dunia maya. Entah siapa yang menyebarkannya, untung saja wajah korban tampak diburamkan di video tersebut sementara Melody dan teman-temannya tampak jelas.

Berbicara mengenai teman-teman Melody, mereka juga mendapat hukuman berupa skorsing dan mengulang kelas 12 sebab namanya sudah dicoret dari daftar peserta Ujian Nasional.

Hukuman yang didapat Melody dan teman-temannya, terdapat campur tangan Mahesa selaku salah satu donatur di SMA Pahlawan. Ia bersama besannya datang menemui Kepala Sekolah dan tanpa ingin dibantah, harus mengeluarkan Melody dari sekolah ini atau ia tidak akan lagi menyuntikkan dana untuk SMA Pahlawan.

Sementara Baswan, Ayah Ruby dengan emosi yang terpendam meminta agar nama Melody di-blacklist dari semua sekolah yang ada di Jakarta. Awalnya, pihak sekolah menolak mengingat gadis itu sudah kelas 12. Akan tetapi, lagi dan lagi Mahesa ikut campur yang mana membuat Kepala Sekolah tidak berkutik.

Bagaimana bisa dia lepas tangan begitu saja dengan orang yang berani merundung menantu satu-satunya?

Alhasil, kini wajah Melody tak lagi pernah nampak selama tiga hari setelah dikeluarkannya gadis itu dari sekolah. Dan juga, sudah lebih dari sepuluh sekolah yang menolak dirinya tanpa alasan yang jelas. Ia ditolak mentah-mentah.

"Anjing lo, Ruby!"

Melody mengumpat kasar setelah mendudukkan dirinya di kursi depan Indomaret dan menenggak sekaleng minuman isotonik. Gadis itu meremas kaleng bekas minumnya dengan rahang mengeras. Seolah kaleng itu adalah Ruby yang siap ia remukkan.

Rasanya, ia benar-benar ingin menghabisi Ruby. Mengulitinya hidup-hidup agar Ruby lenyap dari dunia ini. Sebab, gara-gara Ruby, Melody kehilangan segalanya. Kehilangan Raden, kehilangan kesenangannya dan bahkan kehilangan pendidikannya.

Hidup Melody hancur. Keluarganya pun mulai menyalahkannya dan memarahinya setiap memiliki kesempatan. Mereka juga mendesak Melody untuk memohon maaf pada Ruby dan menyarakan Melody untuk bersujud di kaki Ruby bila perlu. Tentu saja Melody enggan, sebab ia merasa apa yang dilakukannya sudah benar.

Sudah benar ia membuat Ruby menderita agar wanita itu tahu dengan siapa ia berhadapan dan berhenti mendekati Raden, pujaan hatinya. Dengan begitu, Raden pasti akan melihatnya dan membalas perasaannya setelah Ruby mundur perlahan-lahan.

"Tunggu pembalasan gue, sialan!" Kaleng kosong di genggamannya sudah benar-benar remuk.

Melody melemparnya kasar dengan wajah memerah marah. "Lo bakal gue buat menderita! Camkan itu!" geramnya berapi-api.

"Lo, tuh, nggak ada kapok-kapoknya, ya?"

Melody menoleh mendengar suara berat tersebut. Mata tajamnya mengikuti gerakan laki-laki itu hingga duduk di depannya dengan semangkuk pop mie yang asapnya masih mengepul.

RADENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang