42

5.9K 177 16
                                    

Di ruang tamu rumahnya yang tenang, Bianca duduk di sudut dengan gitar akustiknya di tangan. Matahari sore menerangi ruangan dengan cahaya lembut, menciptakan suasana yang nyaman. Dengan lembut, Bianca memetik senar gitar, suara lembutnya mengisi ruangan.

Namun, meskipun nada-nada indah yang ia mainkan, pikirannya penuh dengan keraguan dan kebingungan. Ia memikirkan dua laki-laki yang kini menjadi bagian penting dalam hidupnya, yang masing-masing telah memberi warna berbeda pada hari-harinya.

Sambil melanjutkan permainan gitar, Bianca merenung, "Kenapa rasanya berat banget? Gue udah berusaha keras buat memisahkan rasa ini, tapi kenapa malah makin bingung?"

Dia berhenti sejenak, menatap jari-jarinya yang berhenti di atas senar. Kenangan-kenangan indah bersama kedua laki-laki itu melintas dalam pikirannya.

Meskipun sudah jarang Bianca berinteraksi dengan Leon, Bianca masih menyimpan Leon di hatinya. Leon masih kekasihnya. Bianca sendiri tidak tahu akan sampai kapan Leon mengabaikannya.

Sementara King, meskipun King cuek dan dingin, namun tindakan kecil yang King lakukan membuat Bianca merasa di cintai juga. Bianca mencintai kedua laki-laki itu secara bersamaan.

Entah apa yang membuat Bianca bertindak bodoh. Yang pasti Bianca benar-benar tidak habis pikir pada dirinya sendiri.

Bianca menghela napas dalam-dalam, lalu melanjutkan permainan gitar dengan nada lembut yang penuh emosi. "Mungkin... gue harus ngomongin perasaan gue dengan jelas. Tapi, apa gue bisa memutuskan tanpa nyakitin salah satu dari mereka?"

Dia terus memainkan gitar dengan penuh perasaan, suara melankolisnya mencerminkan kegundahan hatinya. Lagu yang ia mainkan adalah salah satu yang akan ia tampilkan di Dies Natalis nanti, tapi saat ini, lebih dari sekadar latihan, musik itu jadi cara buat mengekspresikan perasaan yang susah diungkapin dengan kata-kata.

Bianca melanjutkan permainan gitar dengan konsentrasi, berusaha menenangkan pikirannya dan berharap suatu hari nanti dia bisa menemukan jawabannya. Suasana rumah yang tenang membantunya berpikir jernih, meski hati tetap terasa berat dengan kebingungan dan dilema.

Bletting...

Tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia melihat layar dan melihat pesan dari King.

King Barack Almahendra
Ca, lagi ngapain sih, ko nggak ngabarin gue, lo baik-baik aja kan.?

Bianca tersenyum membaca pesan itu dan membalasnya dengan cepat. "Aku baik-baik aja kak"

Tak lama, King langsung membalas.


King Barack Almahendra
Hari ini jadi kan,?

Bianca merasa senang dengan pesan King. "Jadi kak, ayok deh"

King membalas dengan cepat.

King Barack Almahendra
Gue jemput di tempat biasa ya.

"Iya kak" balas Bianca terakhir, Bianca oun segera beranjak dari ruang tamu menuju kekamar untuk bersiap-siap.

Bianca tersenyum, merasakan kehancuran setelah membaca pesan dari King. Ia merasakan sakit yang luar biasa di dadanya, seharusnya ia tak melakukan ini pada Leon maupun King.

Ia benar-benar sudah terjebak, jalan keluar satu-satunya yaitu merelakan salah satunya terluka, atau merelakan keduanya terluka. Bianca tidak mau menambah Luka Leon, ia juga tidak mau menjadi bagian luka King selanjutnya.

Leon King (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang