lelah bestie

99 3 0
                                    

Disinilah Disya masih berada di rumah Radja sembari memakan cemilan dan melanjutkan drakornya sedangkan Radja?ah sudahlah dia sudah ketiduran yg beralaskan paha Disya

"Ish pegel tau"gumam Disya dan memindahkan kepala Radja dan melepaskan tangannya lalu meninggalkan Radja menuju dapur

Melihat rumah Radja yang sangat besar membuat Disya kebingungan mencari dapur dan dia sangat heran mengapa dapur nya sangat jauh

"Aduh ini dimana sih dapurnya?"bingungnya

"Disyaaaaaaaaa"teriak Radja yang membuat Disya berlari menghampiri nya

"Kenapa El?"paniknya saat melihat Radja menangis

"Hiks hiks lo ninggalin gue hiks srottt"

"Huaaaa mamski aku kena ingus"teriaknya

"Huaaa Disya jangan teriak"tangisnya yang makin kencang

"Eh cup cup bayi Dugong gaboleh nangis"ucap Disya menenangkan entah mengapa Radja seperti sangat childish sekali

Disya segera menariknya menuju dekapannya dan langsung memeluknya dan Radja langsung menyembunyikan kepala nya di ceruk leher Disya

"Cup cup"ucap Disya sembari mengelap air mata Radja

"Disya kemana tadi kan El nyariin"ucap Radja yang membuat Disya melongo

"Gue ke dapur tadi nyari sesuatu"

"Nyari apa?"

"Nyari harapan"

"CK ya masa nyari harapan,orang gue nyari makanan hehehehe"lanjutnya dengan tersenyum

"Oh Disya laper ya ntr El pesenin makanan deh"jawabnya

"Hm gc ya"

"Iya iya"

Dan lihatlah sekarang Radja alias El terlihat seperti anak kecil yang takut di omeli oleh ibunya

Dan...

"Assalamualaikum mamas"pekikan Kelvian menyeruak di seluruh mansion Radja seraya di ikutin Rion di belakangnya

"Walaikumsalam"jawab Disya tak kalah kencang

"Pelan pelan Sya nan-"ucap Radja namun terpotong oleh panggilan dari Rion

"Eh ada Disya"ucapnya

"Eh ada Ion dan Vian"cengirannya dan membuat Radja menatap nyalang kepada kedua sahabatnya

"Wesh wesh selow bro jangan esmosi"ucap Kelvian dengan cengirannya

"Aaaa Disya jangan senyumin mereka"ucap Radja dan membuat Disya tersadar

"Kunaon cuma senyum doang"jawabnya

"Tau tuh childish banget"gumam Kelvian

Dan terlihatlah mata Radja yang sudah memerah menandakan dia ingin menangis dan dengan cepat Disya menenangkan nya

"Eh jangan nangis,malu ada Ion sama Vian masa nangis sih"ucap Disya padahal dalam hatinya dia sangat merasa jijik dengan nada bicaranya yang sok imut

"Iya Disya tapi jangan senyum ke mereka yah"ucap Radja

"Iyaaaa"balas Disya

**********
Dan Disya pun sudah kembali ke rumahnya yang di antar oleh supir Radja dan teman teman Radja masih berada di mansion

"Ja elo kenapa jadi childish?"tanya Kelvian

"Gue juga gak ngerti kenapa gue nyaman banget sama Disya sampe gue bisa childish kayak tadi dan btw gue udh jadian sama Disya"ucap Radja

"Apaahhh"pekik Rion dan Kelvian

"E-lo beneran kan?"tanya Rion

"Tapi gue tetep masih menjalankan taruhan kita"timpal Radja

"Woww ada udang di balik bakwan"ucap Kelvian

"Hahaha Ja elo bakal kena karma karena masih melibatkan taruhan di hubungan lo"timpal Rion

"Gue gak ngerti ini terlalu abu abu"

"Jalanin ajah dulu,motor baru gue bisa lo ambil kapanpun"ucap Kelvian

Sebenernya  Radja tidak menginginkan motor yang di janjikan Kelvian dia hanya berusaha menjalankan taruhan mereka dan mengapa hatinya merasakan sesuatu yang aneh?ahkkk rasanya dia sangat pusing memikirkan ini semua

"Gue ke kamar dulu"pamitnya pada Kelvian dan Rion

"Yeuhh ada tamu malah pamit ke kamar udah kayak anak gadis ajah ngerem di kamar"ucap Kelvian

"Biarin ajah si siapa tau dia mau merenung"timpal Rion

Sementara di kamar Radja hanya membuka pintu balkon sembari menyesap sepuntung rokok dan menghembuskan asapnya ke udara,lalu dering telfon mengalihkan pandanganya

Drrt...drrrt

"....."

"Hm"

"...."

"Habisi mereka semua"

"...."

Tut Tut Tut

Radja memang terlihat seperti psycho namun dia memperlihatkan jiwa psycho hanya kepada orang yg mengkhianatinya dan yang dia pikir mengusiknya

To be continue...

ARSHAKA RADJA ELZANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang