WANITA cantik yang disanjung Sandhi sebagai wanita tegar dan tabah itu memiliki nama lengkap: Voya Lashinta. Papanya asli Bandung, tapi mamanya asli dari Yunani. Bahkan menurut pengakuannya, ia lahir di kota Athena. Tapi belum genap usia satu tahun sudah dibawa pindah oleh kedua orang tuanya ke
Yogyakarta, lalu masa pendidikan SMP-nya ditempuh di Jakarta.Voya mempunyai dua adik perempuan. Yang satu tinggal bersama suaminya di Malaysia, yang bungsu baru saja berkeluarga dan tinggal di Bali. Mereka bertiga sudah tidak memiliki orang tua lagi. Papanya meninggal empat tahun yang
lalu, sedangkan mamanya enam tahun lebih awal dari kematian papanya.Mereka memang berasal dari keluarga kaya. Warisan yang ditinggalkan oleh sang papa bukan hanya berupa materi saja, tapi juga beberapa perusahaan, termasuk delapan bank yang tersebar di kawasan Asia. Dua perusahaan besar warisan papanya dikelola oleh Voya sendiri. Perusahaan itu berkembang pesat berkat kepiawaian Voya dalam membaca peta dunia bisnis masa kini.
Wanita bertubuh sekal yang tampak lincah, gesit dan cerdas itu mengaku pernah bersuamikan orang Philipina. Namun perkawinan yang belum menghasilkan keturunan itu hanya mampu bertahan kurang dari dua tahun. Dalam masa 3 tahun belakangan ini Voya merasa lebih enak hidup menjanda ketimbang harus menjadi ladang penghasilan seorang suami yang memiliki segudang kelicikan dan tipu muslihat menyakitkan.
"Suatu saat aku pasti akan bersuami lagi, tapi harus lebih selektif, lebih hati-hati dan lebih cermat lagi. Aku nggak mau bertindak sebodoh masa laluku. Cukup satu kali saja kebodohan itu kutelan bulat-bulat dalam hidupku,'' tuturnya kepada Kumala, tapi ikut didengarkan oleh Sandhi juga.
Hari itu Voya tampak lebih ceria daripada hari-hari sebelumnya. Beban penderitaan batin atas luka anehnya telah berhasil diatasi oleh si cantik jelita; Kumala Dewi. Lubang busuk di dadanya dapat diratakan kembali dan menjadi utuh seperti semula berkat kesaktian Kumala yang menggunakan gelombang hawa suci dari Aji Tolak Bangkai.
Pengobatan supranatural itu hanya diketahui oleh Kumala dan Voya. Tak
ada pihak lain yang boleh menyaksikan proses pengobatan tersebut, karena letak luka aneh itu ada di bagian yang tak layak dijadikan tontonan, terutama oleh lawan jenisnya. Wanita karir yang masih tergolong muda usia itu pun tidak akan mau jika tubuhnya yang kuning mulus dijadikan totonan ekstra oleh mata Sandhi atau Buron. Apalagi dalam proses pengobatan supranatural itu Voya harus melepas busananya, tinggal bagian yang dalam saja yang dikenakan, itu hanya bagian bawah. Bagian atasnya terbuka lepas tanpa sehelai benang pun.Dewi Ular sengaja menyuruh pasiennya berbaring di atas lantai berkarpet dan dilapisi kasur busa tipis. Semburan bau busuk meluncur deras dari lubang luka yang menjijikkan itu. Tapi dengan menahan napas di perut, Kumala Dewi berhasil mengeluarkan aroma yang wangi tubuhnya dari tiap lubang pori-pori sekujur tubuh, sehingga bau busuk itu terkalahkan.
Hampir saja Dewi Ular cedera karena terlempar ke atas ketika kedua telapak tangannya berada dalam jarak 10 centimeter di atas dada Voya. Gelombang hawa suci meluncur deras berupa uap dingin bak biang es dari dalam freezer. Uap itu sempat terhalang getaran gelombang gaib yang tersembur dari lubang luka. Kekuatan getaran gaib itu cukup besar.
Dewi Ular mengarahkan tenaganya hingga mencucurkan keringat sebesar biji jagung. Tiba-tiba kedua telapak tangan Kumala seperti mendapat tekanan dari bawah yang menyentak sangat kuat dan cukup besar. Tubuh sintal Dewi Ular terlempar ke udara, hampir membentur langit-langit kamarnya. Namun beruntung sekali ia dapat segera menguasai kestabilan tenaganya, sehingga hentakan kuat itu bisa cepat diredam.
Dewi Ular mengambang di udara, di atas. Voya yang terbaring pasrah dengan tubuh menggigil karena merasa kedinginan. Seluruh indranya berada dalam batas kesadaran yang normal. Wajarlah jika Voya menjadi sangat terheran-heran melihat Kumala duduk bersila di udara tanpa alas duduk apa pun. Wajar juga jika Voya sempat menjadi sangat tegang ketika rambut Dewi Ular yang panjang itu tiba-tiba terlepas dari gulungannya dan beterbangan ke sana-sini, menyebar arah dan berubah warna dari hitam kemilau menjadi kemerah-merahan, seperti rambut-rambut api.
Voya juga hampir saja memekik ketakutan dan lari meninggalkan tempat ketika Kumala Dewi yang mengambang di atasnya itu mulai mengeluarkan sisik beberapa bagian tubuhnya. Sisik itu adalah sisik naga emas, yang setiap bulan purnama tiba menjadi bagian dari perubahan wujud Kumala, yaitu, sebagai ular sisik emas berkepala manusia biasa. Hanya saja, keluarnya sisik ular dari permukaan kulit tubuh Kumala tidak sepenuhnya terjadi. Bahkan temponya pun tidak lebih dari dua menit.
Zzzzuub, deebs...!
"Uuhhk...!" Voya mendelik kejang. Ulu hatinya seperti kejatuhan benda berat yang sebenarnya hawa gaib padat dari kedua tangan Kumala Dewi.
Hawa gaib padat itu menyerap masuk ke dalam lubang luka dan bergerak-gerak seperti meremas organ tubuh bagian dalam. Memang tidak begitu sakit, tapi terasa mual sekali di perut. Hampir saja Voya tersentak muntah akibat gerakan hawa gaib padat itu.
Beberapa saat kemudian, posisi Kumala yang me layang di udara segera turun ke lantai seperti biasa. Sekujur tubuh Voya mulai merasa hangat. Kehangatan itu terasa berpusat dari ulu hatinya, lalu menyebar ke sekujur tubuh. Napas pun mulai terasa lega, ringan dihirup, lapang dihembuskan lewat hidung maupun mulut.
Pada saat itulah sebenarnya kondisi Voya mulai pulih. Lubang luka aneh tertutup rapat tanpa sisa seujung jarum pun. Aroma busuk tak tercium lagi. Bentuk dada Voya menjadi sekal, indah, dan menantang selera lelaki, dan layak dijadikan kebanggaan baginya.
Semua benda yang selama proses pengobatan tadi bergetar kini menjadi tenang kembali. Derak suara dinding kaca sudah tidak ada. Gemerincing denting lampu kristal di ruang tamu pun menjadi bisu. Hembusan angin yang selama proses pengobatan sempat menderu-deru dengan arah tak menentu, kini normal kembali.
Sandhi dan Buron yang malam itu hanya bisa menunggu di ruang tengah mulai menghembuskan napas, sebab mereka tahu bahwa proses penghancuran Mata Bangkai sudah selesai. Mereka tinggal menunggu hasilnya. Baik Sandhi maupun Buron sama-sama yakin betul bahwa Kumala telah berhasil mengalahkan kekuatan gaib ludah mumi yang melubangi ulu hati Voya Lashinta.
"Kalau dia gagal, pasti terjadi kegaduhan hebat di dalam kamar. Mungkin pintu atau dinding kaca seberang sana akan pecah," kata Buron yang agaknya memang sangat tahu persis tentang ciri-ciri keberhasilan atau kegagalan si Dewi Ular itu.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/350593528-288-k862061.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
57. Asmara Mumi Tua✓
ParanormalSilahkan follow saya terlebih dulu. Serial Dewi Ular karya Tara Zagita 41 Heboh tentang munculnya kiamat di akhir tahun telah membuat siapa pun merasa penasaran, termasuk Niko yang sengaja menemui Kumala Dewi untuk menanyakan kebenaran ramalan para...