Kumala Dewi terpental jatuh berguling-guling. Tapi dengan cepat ia bangkit setengah berdiri. Tangannya disentakkan ke atas.
Wuut, claap...!
Tangan itu mengeluarkan berlarik-larik sinar hijau ke berbagai arah. Sinar hijau itulah yang merobek lapisan anti tembus mata gaib.
Blaam...!
Seluruh bangunan villa itu bergetar. Dentuman tadi terdengar sampai ke alam gaib. Buron mengenali dentuman itu sebagai getaran energi sakti Dewi Ular, maka ia pun segera meluncur melebihi kecepatan cahaya.
Weeesss...!
Kennu semakin murka kepada Dewi Ular. Matanya yang indah itu tiba-tiba menjadi sangat lebar dan mengeluarkan serbuk beracun.
Semburan racun belum sempat menerjang Dewi Ular, tahu-tahu sudah ada sinar kuning yang meraupnya bagaikan mesin penghisap debu.
Zuuuurrrbbb...!!
"Buron, minggir...!" sentak suara Kumala yang mengenali sinar kuning itu adalah pembahan wujud dari Jin Layon.
Begitu sinar kuning itu melesat ke samping, Dewi Ular melompat ke depan dan lenyap dalam sekejap. Ia berubah menjadi seekor ular kecil dan panjang yang berwarna hijau pijar. Ular itu melayang cepat, dan menembus masuk ke mulut Kennu yang hendak mengeluarkan racun mautnya lagi itu.
"Akkkkrrrhhh...!!!"
Kennu mendelik dan meronta-ronta. Perutnya bergerak-gerak sendiri. Di dalam sana, Dewi Ular sedang merusak jaringan gaib dari jelmaan mumi itu.
Kennu tak dapat menangkapnya. Ia jatuh menggelinjang meronta-ronta dengan teriakan seperti kambing disembelih. Tubuhnya segera berubah menjadi putih semua. Dari kedalaman perut itu, seekor ular pijar hijau keluar menembus dinding pemt dengan cepat.
Bluuuss...!
Di seberang sana ular itu lenyap dan berubah menjadi gadis cantik; Dewi Ular. Di sisi lain, ia melihat Buron sedang memandangi keadaan Kennu. Pemuda berambut kucai itu tidak lagi menggunakan wujud aslinya, melainkan kembali menggunakan wujudnya sebagai Buron.
Mereka sama-sama memandangi Kennu dari jarak tertentu. Kennu mengerang panjang, mengerikan, kemudian suaranya hilang bersama hilangnya seluruh gerakan tubuh. Beberapa detik kemudian, tubuhnya yang putih menjadi rapuh, tampak tua, dan akhirnya menjadi seonggok tulang-belulang yang telah rapuh.
"Aku telah menyempurnakannya! Dia tak akan bisa hidup lagi," kata Kumala sambil menghembuskan napas lega.
Buron pun menghembuskan napas lega juga. Ia kegera melangkah ke pintu keluar. "Tinggalkan rumah gaib ini. Sebentar lagi akan berubah menjadi semak belukar. Kau ditunggu oleh Pramuda dan yang lainnya di dermaga."
"Tapi hentikan dulu badai kemarahanmu itu, Buron!"
Hampir saja Buron membiarkan malam masih bercuaca buruk akibat badai kemarahannya tadi. Dengan merentangkan tangan di depan teras, angin badai berhenti, hujan pun lenyap, dan cuaca cepat berubah normal kembali. Ia menunggu langkah Kumala, lalu sama-sama meninggalkan rumah itu dengan langkah kaki santai.
Tujuh langkah kemudian, rumah itu lenyap dan berubah menjadi semak belukar, seperti kata Buron tadi. Kumala berpaling ke belakang, dan tersenyum tipis memandangi semak belukar tersebut.
Dalam waktu singkat, mereka tiba di dermaga, disambut meriah penuh haru oleh mereka yang sejak tadi tersiksa oleh kecemasan hati masing-masing.
SELESAI
![](https://img.wattpad.com/cover/350593528-288-k862061.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
57. Asmara Mumi Tua✓
ParanormalSilahkan follow saya terlebih dulu. Serial Dewi Ular karya Tara Zagita 41 Heboh tentang munculnya kiamat di akhir tahun telah membuat siapa pun merasa penasaran, termasuk Niko yang sengaja menemui Kumala Dewi untuk menanyakan kebenaran ramalan para...