Dua Puluh Satu

56 7 0
                                    

Pada waktu itu, Mbak Mer dapat informasi dari kantornya. Salah seorang awak kapal Santa Claus yang ditahan di sana menjerit-jerit seperti kesurupan. Suaranya berubah tua dan menyeramkan. Suara tua itu meminta agar cucunya yang dicuri dari makam oleh si pemilik kapal itu harap dibebaskan dan dikembalikan ke tempat peristirahatannya, yaitu lorong bawah piramid yang menjadi kuburan Firaun-firaun muda.

Rupanya si pemilik kapal itu telah berhasil mengupah beberapa orang untuk mencuri sesosok mumi Firaun muda. Mumi itu kelak akan dimanfaatkan sebagai budak pengeruk uang dari alam gaib yang tersebar di seluruh Indonesia dan
Asia.

Namun sebelum mumi itu diserahkan kepada si pemilik kapal, ternyata seorang awak kapal melakukan eksperimen jahil. Tubuh mumi yang menyebarkan aroma busuk dan aroma balsem rempah-rempah itu diusik ketenangannya dengan meneteskan darah segar dari tangan awak kapal yang usil itu.

Tetesan darah segar yang tanpa disengaja jatuh tepat di tengah kening mumi, telah membuat mumi itu bergerak dan hidup. Perban yang melilit tubuhnya dibuka sendiri.

Awak kapal yang pingsan di tempat itu segera disantapnya hingga habis tanpa tersisa sesobek kainnya pun Selesai menyantap korban, mumi itu mengalami perubahan bentuk, dan menjadi pemuda tampan bernama Kennu.

"Menurut suara tua yang merasuki awak kapal itu," kata Mbak Mer kepada Pram dan yang lainnya. "Saat itu cucunya sedang membutuhkan roh kehidupan. Dia minta kita membantu mencarikan roh kehidupan itu agar mumi tersebut tidak mengalami proses pengeroposan fisik."

"Hm.m...! Siapa yang sudi?" geram Sandhi.

"Arwah dari kakeknya Kennu itu tidak menghendaki jasad cucunya dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan keropos."

"Gawat! Kalau begitu sekarang ini Kennu sedang mencari kelengahan Kumala untuk dihirup rohnya dong?"

"Aduuuh, kenapa nggak ada yang tahu di mana Kumala sih!" keluh Voya dengan suara gemetar, takut dan ngeri membayangkan apa yang akan terjadi pada diri Kumala.

Memang, masing-masing sahabat Dewi Ular merasa heran, mengapa Kumala tidak dapat menangkap getaran gaib yang menunjukkan bahwa Kennu bukan manusia biasa?

Mungkin seluruh kesaktian Dewi Ular sudah lebih dulu berhasil dilumpuhkan oleh Kennu.  Hal itukah yang membuat Kumala Dewi tunduk dengan perintah Kennu dan menuruti semua keinginan Kennu?

"Jangan-jangan dia juga dinodai oleh mumi keparat itu!" geram Sandhi dengan napas memburu karena menanam emosi kemarahannya.

Halilintar masih saling bersahutan di angkasa. Hujan masih tercurah deras bersama angin yang membadai. Tapi getaran bumi sudah berhenti sejak tadi. Hanya sesekali saja terasa getaran kecilnya apabila ledakan halilintar di langit sangat keras dan kuat.

Mereka menjadi tercekam membayangkan amukan Jin Layon di alam sana sampai dapat dirasakan kengeriannya oleh penghuni alam manusia.

Di alam sana, Buron memang tampak murka sekali karena tak berhasil menemukan Dewi Ular. Ia bukan berbentuk pemuda berambut kucai lagi, melainkan berbentuk Jin Layon asli; tinggi, besar, hitam, menyeramkan, hanya mengenakan cawat dan berkepala gundul.

Apa pun yang ada di depannya diterjang bagaikan kilatan badai kiamat. Seluruh penghuni alam gaib kalang kabut menghindari murkanya Jin Layon. Tak satu pun makhluk di  sana berhasil menghentikan gerakan mengamuknya Buron yang berteriak-teriak meminta agar Dewi Ular dibebaskan dari tempat penyekapannya. Tentu saja penghuni alam gaib jadi kebingungan, ikut mencari Dewi Ular berada.

Namun agaknya kekuatan gaib jelmaan mumi Firaun muda itu juga tak boleh diremehkan. Dengan pandangan matanya ia dapat menyelimuti alam sekelilingnya menjadi tempat yang tak bisa ditembus oleh kekuatan gaib dari mana pun asalnya.

57. Asmara Mumi Tua✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang