Bab 32 : Special Chapter

1.3K 77 0
                                    

4 tahun kemudian

(Dimulainya pencarian Asahi)

Jaehyuk seringkali berpikir, apa sebenarnya yang paling manusia inginkan di dunia ini ? Uang ? tahta ? kekuasaan ? wajah yang rupawan ? cinta ?

Dengan semua yang telah dia dapatkan, pada akhirnya Jaehyuk menyimpulkan bahwa semua hal itu tak akan berguna tanpa adanya kedamaian.

Ya, terlahir sebagai putra pewaris Wolfbane, damai adalah hal yang mungkin sedikit sulit untuk menghampirinya. Karena sejak saat itu, sejak saat dimana sang Eomma meminta bantuannya untuk mencari sang Appa dan meninggalkan sangkarnya di rumah kakek Yoon, Jaehyuk sadar bahwa bahaya akan selalu menguntitnya. Bahkan jika bukan bahaya yang menghampirinya, maka justru dia sendirilah yang akan menghampiri bahaya itu.

Apakah Jaehyuk kecewa pada tuhan akan takdirnya ? tidak...daripada memprotesnya, Jaehyuk justru menikmatinya. Kenapa ? karena sosok yang saat ini sedang bermain dengan sang putra di lembutnya pasir pantailah jawabannya.

Namja itu, yang untuk pertama kalinya berhasil menggetarkan seluruh tubuhnya, yang memacu detak jantungnya melebihi kadar normal, yang membuat pipinya merah merona hanya dengan sebuah janji untuk bersama.

Park Jeongwoo, cinta pertama dan terakhir Park Jaehyuk. Sosok yang membuat ia mau menunggu seberapa lamapun waktunya. Sosok yang membuat Jaehyuk merubah seketika fikiranya dari yang tidak mau memberitahu kehadiran sang putra menjadi mau untuk menerima ajakan hidup bersama untuk membentuk sebuah keluarga.

"Eomma !!!!!! Come here, there's a starfish !" Teriak seorang anak berumur 4 tahun yang kini mulai berjongkok untuk mengambil bintang laut itu. Ditemani oleh sang Appa yang kini mencoba menggoda sang putra dengan mencuri bintang laut itu dan membawanya pergi. Hingga sepasang Appa dan Aegi itu kini saling kejar mengejar untuk bersaing merebutkan bintang laut itu.

Jaehyuk tersenyum. Dengan perasaan bahagia, ia kini turut berlari untuk menyusul kedua orang yang begitu ia sayangi itu.

"Eomma datang untuk membantumu Jaewoo-ya !!!!!" teriak Jaehyuk tak kalah nyaring. Kini, hanya tawa senang yang dapat dilihat. Ya, setidaknya untuk saat ini mereka bisa merasakan hal bernama kedamaian.

--00--

Markas Besar Black Rose

Jaehyuk tengah menikmati pemandangan langit malam dari balkon kamarnya saat sebuah tangan tiba-tiba saja melingkari perutnya. Tak lupa, sebuah kecupan hangat juga mendarat di pundaknya yang kini hanya tertutupi oleh kemeja kebesaran milik Jeongwoo.

"Jaewoo sudah tidur ?" tanya namja Park yang kini telah resmi menajdi suaminya.

Jaehyuk balas mengusap punggung tangan sang suami dengan lembut. Ia selalu menikmati pelukan Jeongwoo. Hangat dan menenangkan. Begitu juga dengan Jeongwoo. Memeluk tubuh Jaehyuk adalah sandaran ternyaman dalam hidupnya.

"Em...baru saja. Semakin hari dia semakin pintar, sepertinya dia akan menjadi anak jenius sama sepertimu." Ungkap Jaehyuk yang dibalas tawa ringan Jeongwoo.

"Tentu...dia putraku."

"Em...dia juga sulit diatur dan keras kepala, sama sepertimu."Ucap Jaheyuk membenarkan ucapan sang suami namun seklaigus juga berniat meledek.

"Kau juga keras kepala...My Rose." Dan keduanya pun tertawa. Sesimple ini kebahagiaan Jeongwoo dan Jaehyuk. Menikmati momen berdua sembari berbagi cerita dan terkadang saling mengejek.

Cukup lama terdiam dan menikmati angin malam. Tiba-tiba saja muncul sebuah pertanyaan dibenak Jaehyuk. "Sudah sejauh mana pencariannya ?"

"Belum ada kemajuan, tapi sepertinya para pewaris besar tidak akan berhenti sampai Asahi ditemukan." Balas Jeongwoo. Jaehyuk pun menghela nafasnya pasrah.

BLACK ROSE (JEONGJAE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang