Bab 3

1.1K 126 6
                                    

"Em, baiklah paman. Aku akan pergi." Jawab Jeongwoo pada sosok di sebrang telepon, bersamaan dengan Jaehyuk yang baru saja selesai memasak nasi goreng dan omlette lalu meletakkannya di meja makan.

Ya, semenjak ada Jaehyuk yang kebetulan pandai memasak, Jeongwoo hampir tidak pernah makan di luar. Dan kebetulan, Jeongwoo juga menyukai rasa masakan Jaehyuk.

"Nanti malam kita pergi Jaehyuk-ssi."

"Kemana kita akan pergi, tuan muda ?"

"Pelelangan."

"Eum ? pelelangan apa ?"

"Senjata."

" siapa yang mengadakan ? "tanya Jaehyuk terlihat antusias. Pasalnya ini pengalaman pertamanya datang ke acara seperti itu. Sebelumnya ia hanya pernah mendengarnya saja.

"Black Eagle dari keluarga Kim yang mengadakannya." jawab Jeongwoo yang bersiap menyendokkan sesuap nasi goreng ke mulutnya.

"Mereka bisa mendapatkan akses senjata ?"tanya Jaehyuk penuh keterkejutan.

"Koneksi mereka dengan tentara Korea Selatan terbilang erat. Wolf bane seringkali membeli dari mereka. Bahkan mereka bisa menjual berbagai senjata kelas atas dengan sertifikat legal. Untuk alasan itu, paman Chanyeol memintaku pergi ke pelelangan." Jelas Jeongwoo yang membuat Jaehyuk akhirnya mengerti.

Dan setelah malam datang, sesuai yang telah direncanakan. Jaehyuk mengawal Jeongwoo untuk pergi ke pelelangan.

Pelelangan diadakan di sebuah hotel mewah milik keluarga Kim. Jaehyuk bisa melihat bahwa yang hadir bukan hanya para 5 pewaris besar Mafia di Korea Selatan. Namun juga para konglomerat dan pejabat Negara yang memang membutuhkan snejata untuk kebutuhan pribadi. Yang jelas, semuanya memiliki kekayaan diatas rata-rata.

"Jeongwoo-ssi..." panggil seorang pria paruh baya yang tidak Jaehyuk ketahui namanya. Yang Jaehyuk tahu pria itu datang bersama dengan satu putra dan satu putrinya.

"Tuan Hwang..." Balas Jeongwoo lalu mengangguk hormat.

"Jadi malam ini kau menggantikan pamanmu ?" tanya tuan Hwang yang dibalas anggukan sopan oleh Jeongwoo.

"Kalau begitu kita bersaing sengit malam ini, biasanya seleraku dan pamanmu sama....hahaha" Ucap tuan Hwang bermaksud bercanda.

Jeongwoo pun mencoba tersenyum meskipun ia tidak tahu dimana letak kelucuannya.

"Kalau begitu aku harus menemui tuan Kim, kalian berdua jika ingin duduk bersama tuan muda Park tak apa." Pesan tuan Hwang kepada dua anaknya lalu berjalan pergi.

"Dia mainan barumu ?" tanya sang sulung dari keluarga Park yang terlihat muda namun Jaehyuk yakin usianya jauh diatas dirinya dan sang tuan muda.

"Hyung, kata-katamu kasar sekali, dia pasti bukan mainan Jeongwoo tapi.... Jalang mungkin ?" kali ini si yeoja Hwang yang menyela. Dan jujur Jaehyuk sangat tidak menyukai dua bersaudara itu. Apalagi Jeongwoo yang terlihat tidak ingin menanggapi dua bersaudara itu.

"Bukankah kau yang jalang, Hwang Yuna ." timpal seseorang yang baru saja tiba.

"Yak ! apa maksudmu Kim Junkyu !" pekik Yuna tidak terima.

" Maksudku ?......Kau seringkali menggoda hyungku dengan sikap jalangmu."jawab Junkyu pedas. Tatapannya kini nyalang pada gadis Hwang itu.

"Kurang ajar kau..." Ucap Yuna sembari bersiap menampar Junkyu namun tertahan oleh tangan Jeongwoo yang menahan tangan Yuna.

"Kurasa kita tidak saling mengenal untuk sekedar saling mengobrol Hwang, so....go away" ucap Jeongwoo sangat pedas. Hwang Hyunjin dan Hwang Yuna yang kesal pun akhirnya memilih untuk pergi.

BLACK ROSE (JEONGJAE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang