Bab 16

837 91 7
                                    

"Sekarang semuanya jelas. Ini adalah bagaiman cara Eclips membalas dendam. Eclips menyadari bahwa berperang secara fisik tidak akan pernah menang dari dua kubu terbesar, Red Demon dan Wolf bane. Sedari awal, Choi Mino tahu bahwa Wolf bane dan Red Demon telah bekerja sama dalam pembantaian Azura. Maka ketika Tuan Chanyeol dan Hwang Minkyu sama-sama menyembunyikan aib satu sama lain, Choi Mino memanfaatkan kondisi ini untuk mewujudkan apa yang terjadi hari ini. Ia sengaja menerima lamaran Hyunjin pada Hyunsuk eomma, berpura-pura tidak mengetahui niat Hwang yang sebenarnya adalah untuk mengakusisi Eclips. Ia juga memanfaatkan ketakutan Chanyeol akan aibnya membunuh Park Roseanne dna juga Black Rose. Membiarkan kita menyelamatkan Hyunsuk eomma lalu saling bertemu dan menyusun rencana membantai Wolf bane. Dengan ini.....Eclips akan tersisa sebagai yang paling kuat...." Terang Jaehyuk mencoba menyampaikan hasil analisanya.

Prok Prok Prok

"Putramu sungguh sangat cerdas, Choi Hyunsuk" ucap seseorang yang kini telah berdiri di luar pintu bersama dengan banyak pengawal bersenjata tajam. Dia, Choi Mino.

"Appa....kumohon, mereka tidak bersalah..." lirih Hyunsuk mencoba memberikan pengertian pada sang Appa.

"Di dunia kita, darah dibayar darah Choi....kesalahan Chanyeol dan Hwang harus dibayar hingga darah keturunan mereka habis. Sekarang...minggir atau kau juga akan apa musnahkan." Pinta tuan Choi dengan tatapan tajamnya. Hyunsuk menghela nafasnya aksar. Ia kini tertawa sumbang.

Bahkan kini ia berjalan mendekat pada sang Appa. Ketika jarak mereka hanya terpaut 3 langkah. Choi Hyunsuk menatap lekat kearah sang Appa.

"Aku selalu penasaran akan satu hal.....mengapa ? mengapa Appa begitu berambisi untuk membalas kematian Azura ? mengapa sedari dulu Appa selalu mementingkan perasaan Asahi dibandingkan aku ? Mengapa ? Mengapa. Appa. Lebih. Peduli. Pada. Nasib. Azura. daripada putra Appa sendiri !!!!!!!!! teriak Hyunsuk begitu kencang. Air mata sudah mengalir dari kedua netranya. Beban dan pertanyaan yang selama ini dipendamnya seorang diri kini tumpah tanpa kendali.

Choi Mino terdiam. Tapi tatapannya nyalang. Dua tangannya terkepal.

"Kau benar ingin tahu ?" tanya sang Appa dengan nada menantang.

"Katakan Appa...katakan...."

"Asahi adalah putraku dengan Choi Yuqi. Kami melakukan hubungan gelap yang tidak ada yang mengetahuinya selain aku dan Yuqi. Bahkan Jennie dan Hamada Yuta sekalipun. Dan kau...Appa menikahi Eommamu saat dirinya tengah mengandung dirimu yang berusia 5 bulan. Kau bukan darah Eclips Choi Hyunsuk. Asahilah yang memiliki darah keturunan Eclips. Dan sudah sepantasnya dia yang akan memimpin " jelas sang Appa yang sukses membuat Hyunsuk terdiam.

Wajahnya tidak menampilkan ekspresi apapun. Dan inilah yang dikhawatirkan Jihoon. Ia sangat mengenali Hyunsuk. Ketika Hyunsuk tak lagi menampakkan ekspresinya,berarti Hyunsuk telah mencapai pada batasnya. Dan...

Plak....Bugh.....

Dor ! Dor !

Hyunsuk memulainya. Kini semuanya saling menendang, menembak dan memukul. Sesekali bersembunyi di balik meja ataupun kursi untuk menhindar dari tembakan. Darah berceceran dimana-mana. Puluhan nyawa melayang. Namun 4 lawan puluhan pengawal Eclips bukanlah hal yang baik. Jeongwoo bersama Jaehyuk berlari kearah kanan memancing pengawal untuk mengejar mereka, sementara Jihoon dan Hyunsuk berlari kearah berlawanan untuk mengejar Choi Mino yang kini berlari untuk bersembunyi.

Jeongwoo berlari sembari menggengam erat tangan Jaehyuk. Seperti khawatir Jaehyuk akan terlepas dari pandangannya. Sesekali mereka akan melawan pengawal yang telah mendekat dan mencoba melumpuhkan mereka.

"Jaehyuk-ssi angkat tubuhmu..." pekik Jeongwoo yang segera dilakukan oleh Jaehyuk. Jaehyuk menendang tubuh seorang pengawal ketika Jeongwoo mengangkat tubuhnya. Berputar begitu cepat agar memberikan efek tendangan yang lebih kuat.

"Good Job..." puji Jeongwoo lalu kembali membawa Jaehyuk berlari hingga kini mereka berada di halaman belakang markas besar Wolf bane.

"Hah...hah...lelah sekali...sekarang apa ?" tanya Jaehyuk. Jeongwoo pun sejenak mengambil nafas panjang.

"Ayo panjat temboknya....kita keluar dari sini..."

"tap-tapi mereka...."

"Mereka akan selamat...percaya padaku...." Ucap Jeongwoo mencoba meyakinkan Jaehyuk. Akhirnya Jaehyuk pun mengikuti Jeongwoo untuk keluar lebih dahulu. Dan setelah berhasil memanjat tembok, keduanya kembali berlari sedikit menjauh dari markas Wolf bane.

Di pertengahan jalan, Jeongwoo tiba-tiba saja berhenti.

"Kenapa berhenti ?" tanya Jaehyuk pada sang tuan muda.

Bukannya menjawab. Jeongwoo justru meraih pinggang dan tengkuk Jaehyuk, membuat bibirnya jatuh pada bibir manis sang pengawal. Melumat secara kasar dan dalam. Mengecup bibir atas dan bawah Jaehyuk yang terasa begitu manis. Jaehyuk sendiri cukup tertegun. Ia tak menyangka Jeongwoo akan menciumnya kembali di......tengah jalan.

"Maaf...Aku benar-benar ingin mengecup bibirmu semenjak tadi...." Lirih Jeongwoo yang sukses membuat pipi Jaehyuk merona.

--00—

Jihoon dan Hyunsuk terus mengejar tuan Choi hingga kini mereka sampai di area pavilion markas Wolf bane. Area ini begitu luas dnegan banyak bangunan berdiri. Sehingga mereka cukup sulit untuk mengejar Tuan Choi. Apalagi Tuan Choi sangat pandai menghindar dari tembakan dmei tembakan yang Jihoon dan Hyunsuk lontarkan.

Dan ketika merekamulai smapai pada belokan lorong area pavilion, seseorang memukul tubuh tuan Choi begitu kencang.

Bukk!!!

"Arghh" ringisan keluar dari tuan Choi yang kini jatuh terduduk smebari memegang pundaknya yang sakit.

"Yoshinori....." pekik Hyunsuk dan Jihoon bersamaan.

"Tuan muda...Luna...salam..." ucap Yoshinori lalu membungkuk hormat.

"Kurang ajar kalian....rasakan ini...."ucap tuan Choi sembari bangkit dan mengeluarkan pistolnya bersiap menembak. Namun, sayangnya Yoshinori lebih gesit untuk menembak pada kaki kanannya.

Arghhhhh....

"Kau bisa langsung menembak pada jantungnya, Yoshinori..." ucap Hyunsuk tajam

"Bukan aku Luna....tapi dia....." Ucap Yoshi yang kini mengarahkan pandangannya pada sosok remaja yang baru saja muncul ke tengah-tengah kawanan dewasa disana.

"Hyung, gwencahana?" tanya remaja yang ternyata adalah Park Junghwan.

Ya, setelah pergi dari basement Mashiho, ketiganya bertemu dengan Yoshinori. Dan memutuskan berpencar. Yoshi membantu Junghwan sementara Junkyu dan haruto menyusul Mashiho, Yedam dan Doyoung yang juga tengah dikejar.

"Junghwanie..." pekik Jihoon dan Hyunsuk bersamaan lagi.

"Aku ingat semuanya hyung....seharusnya aku sudah sadar dari komaku 3 tahun lalu...tapi dia datang ke kamar rawatku dan kembali membuatku mengalami cedera kepala hingga aku amnesia." Terang Junghwan memaparkan fakta yang lagi-lagi membuat Jihoon dan Hyunsuk terkejut bukan kepalang.

Kini Yoshi mendekat kearah Junghwan, berbisik sembari mengelus lembut pipi putra kedua Black Rose itu.

"Sekarang giliranmu....."ucap Yoshi menyerahkan pistolnya pada Junghwan lalu berjalan mundur.

Junghwan angkat pistol di genggamannya. Mengarahkannya lurus tepat di jantung tuan Choi. Dengan tatapan tajam khas Black Rose, Junghwan mulai menarik pelatuk mesiunya.

"Selamat tinggal, Paman Choi...."

Dor ! Dor ! Dor !

BLACK ROSE (JEONGJAE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang