05. Reinkarnasi

109 10 0
                                    

"Cowok gunung itu friendly. Jadi gampang akrab sama orang. Jadi kalo kamu digombalin, kamu bukan satu satunya, tapi salah satunya." ~ Nadin Delani

Laki-laki asing itu berhasil membuatnya mematung di tempat setelah mendengarnya memanggilnya dengan nama itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki asing itu berhasil membuatnya mematung di tempat setelah mendengarnya memanggilnya dengan nama itu. Kenapa dia terkejut? Karena hanya Varsha yang memanggilnya dengan nama tersebut. Dan dengan tiba-tiba ada orang yang tidak ia kenal menyebutkan nama itu. Karena cuman Varsha yang boleh memanggilnya dengan nama itu.

"Panggil aku April, jangan panggil aku dengan panggilan itu!" ucap April.

"Kenapa? Jena bagus kok," balasnya.

"Ya pokoknya gak suka aja," bantahnya.

"Tapi gue suka. Dan gue akan ngelakuin semua hal yang gue suka. Termasuk kenalan sama lo." Cowok itu mengulurkan tangannya, tersenyum ke arah April yang masih diam di tempat.

Bukannya menjawab atau menerima uluran tangan cowok itu, justru gadis cantik itu malah membalikkan badannya ingin pergi dari hadapannya. Sean tersenyum tipis sambil menurunkan tangannya yang sudah dianggurkan.

"Jena. Kalo ada waktu, temenin gue keliling daerah sini."

Pendengarannya masih cukup baik untuk mendengar teriakan cowok itu. Namun, dia tidak menggubrisnya. Lagian dia juga tidak berminat untuk menemani cowok itu keliling desa. Apalagi sekarang ada teknologi bernama Google Maps. Dia bisa kok keliling desa sendiri, ngapain coba ngajak dia?

Gadis itu berjalan pergi menuju ke arah rumah Nadin. Rumah nya berada di dekat kebun teh milik kakek. Disana, gadis itu menemukan sahabatnya itu sedang menyirami tanaman di halaman rumahnya. April memilih untuk menunggu nya selesai dengan pekerjaannya. Dia duduk di lantai teras rumahnya dengan kedua tangan yang melingkar di lutut nya yang dibuat menekuk.

"Ada masalah apa Pril? Kayaknya aku liat-liat itu muka gak enak banget," tanya Nadin sambil melirikku.

"Aku lagi kepikiran."

Nadin membalikkan badannya, mengangkat alisnya. "Kepikiran apa?"

"Kamu percaya ada nya reinkarnasi?"

Setelah mendengar pertanyaan aneh tidak berbobot itu, Nadin memutarkan bola matanya jengah. Dia pikir gadis itu akan menceritakan hal penting. Padahal dia sudah excited banget dengerinnya.

"Takdir Tuhan kan gak ada yang tau. Bisa jadi aku percaya, bisa jadi aku gak percaya."

"Emang kenapa sih?" tanya Nadin sambil menyangga badannya ke tembok dekat tanaman obatnya.

"Kamu tau gak cowok yang dipenginapan kakekku?" tanya April yang membuat Nadin menyiritkan dahinya.

"Tau."

"Aku pernah ngira salah satu diantara mereka itu Varsha."

"GILA LO? YA GAK MUNGKIN LAH APRIL. VARSHA ITU GAK ADA. VARSHA ITU CUMAN HALUSINASI LO AJA," balasnya sedikit keras.

Varsha & AncalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang