"Gue gak bisa ngelukis wajah lo. Jadi gue ngelukis yang sekiranya mirip sama lo aja."
"Jadi maksud kamu aku mirip sama gunung gitu?"
"Iya. Sama-sama indah soalnya."
Sebelum menjalankan rutinitas seperti biasanya yaitu mengantar sarapan untuk Kakek di kebun, dia menguncir rambutnya terlebih dahulu. Selain menulis, dan mengkhayal ternyata menguncir rambut juga menjadi hobi nya. Setiap hari dia selalu berganti-ganti model rambut. Dari mulai dikepang, Messy bun ataupun cuman dibiarkan terurai dengan memberinya sebuah jepit atau pita-pitaan.
"Nduk tolong kamu antar pisang goreng ini ke kakekmu ya. Terus yang ini kamu kasihin ke penginapan." Nenek menaruh dua rantang di meja, di samping kamar April.
"Dikasihin mereka?" tanya April sambil melirik rantang itu dengan malas.
"Iya. Nenek itu lagi masak banyak. Mubadzir kalo gak ada yang makan."
"Aku bisa kok ngehabisinnya. Jadi gak perlu kasihin ke mereka," jawab April.
"Kamu aja gak suka pisang, gimana ngehabisinnya?"
"Udah kamu antar saja! Mereka kan juga udah baik sama kamu, di beliin martabak. Jadi apa salahnya kalo kamu baik juga ke mereka?" ucap Nenek yang membuat April mendengarkan nafasnya pasrah.
"Iya deh. Taruh situ aja! Nanti April anterin." Jawaban April membuat nenek tersenyum.
Setelah berhasil menguncir rambutnya dengan dikepang dua dengan pita putih serasi dengan baju yang ia kenakan saat ini, gadis itu langsung membawa dua rantang tersebut untuk dia berikan ke penginapan.
Dari jauh dia hanya melihat salah satu cowok yang masih belum dia kenali. Sepertinya itu yang namanya Jefri. Dia sepertinya sedang mencuci jaket nya di depan teras di depan kran depan.
"Permisi. Maaf ya ganggu! Aku cuman mau nganterin pisang goreng dari nenek aku," ucapnya sambil menyerahkan salah satu rantang itu ke cowok itu.
"Buat kita? Atau buat gue aja?" tanya cowok itu sambil terkekeh.
"Buat bertiga lah."
"Lo itu cucunya kakek Rahmad ya? Gue Jefri." Laki-laki itu mengelap tangannya ke baju, sebelum dia mengulurkan tangannya ke arah April.
"Gak usah takut jabat tangan sama gue. Gue aman kok. Tangan lo gak bakalan rabies kalo nyentuh tangan gue," sindirnya karena April seperti enggan menerima jabatan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Varsha & Ancala
Teen FictionAprilia Ranjena, gadis desa yang selalu bertemu dengan laki-laki yang tidak dikenal di dalam mimpinya. Laki-laki itu tidak memiliki nama jadi dia selalu memanggilnya dengan nama Varsha. Varsha dalam bahasa sansekerta artinya adalah hujan. Karena sa...