13. Tentang Mimpi

30 3 0
                                    

"Gak semua mimpi indah itu bakalan indah kalo terwujud. Kadang malah kebalikannya." ~ Sandyakala Eidan

"Suara kamu bagus," puji April setelah Sean mengakhiri petikan gitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suara kamu bagus," puji April setelah Sean mengakhiri petikan gitarnya.

Selain jago melukis, ternyata laki-laki itu juga jago bermain gitar. Suaranya pun juga tidak bisa dibilang jelek. Walaupun suaranya jelek pun masih bbisa didiskusikan lagi kalo yang dibawakan itu adalah lagunya Nadhif berjudul Penjaga Hati. Lagu penjaga hati dan lagu sempurna adalah kombinasi lagu yang mampu mendobrak hati para wanita. Kedua lagu itu adalah lagu favorit April. Yang setiap malam selalu dia putar dan selalu membayangkan jika dia dinyanyikan oleh pangeran tidur nya.

"Soalnya nyanyinya pake perasaan makannya jadi bagus," jawab cowok itu sambil menaruh gitar itu kembali.

"Berarti kalo gak pake perasaan jelek gitu?" tanya April.

"Iya."

"Udah berapa cewek yang kamu nyanyiin pake lagu itu?" pancing April.

"49 Jen. Kamu yang ke 50. Targetku masih kurang 100 cewek lagi. Biar bisa buktiin kalo aku cocok masuk Indonesian Idol," balasnya.

April tertawa kecil mendengar lawakannya. Sepertinya dia sudah sedikit lebih terbuka dengan laki-laki yang sebelumnya sudah dia cap sebagai buaya gunung itu. Ternyata dia tidak semenyebalkan yang dia kira.

Gadis itu menyiritkan dahinya saat Sean beranjak berdiri dan berjalan menuju ke arah rumput-rumput yang ada di pekarangan penginapan.

"Kamu mau kemana?"

"Menikmati hidup," jawabnya sambil membaringkan tubuhnya disana.

"Jen, Tiduran deh!" Sean menepuk rumput di sampingnya, mengode April untuk membaringkan diri di sampingnya.

Tidak menolak seperti biasanya, April justru menurut. Gadis itu berdiri dari duduknya lalu menghampiri Sean dan ikut membaringkan tubuhnya di samping laki-laki itu. Saat gadis itu menurut membuat Sean langsung mengukir senyum kecilnya, seperti merasa kalo dirinya sudah berhasil meluluhkannya.

Gadis itu seperti bukan Aprilia Ranjena yang kemarin-kemarin selalu marah-marah kepadanya. Gadis itu menjadi lebih lembut dan penurut. Tetapi walaupun begitu. Dia tidak lah berbeda. Dia masih cantik dan selalu cantik.

"Coba diam dan tatap langit itu sebentar!" tunjuk Sean ke atas.

"Kenapa?" tanya April bingung.

"Tatap dulu!" April menurut. Gadis itu menatap ke depan, menatap langit di atasnya.

"Apa yang ada dipikiran mu setelah melihat langit?" tanya nya.

"Indah," balas April tidak ingin mengalihkan pandangannya.

Gadis itu menatap langit jingga di atasnya. Senja akan mengakhiri cerita mentari untuk menyinari semesta raya. Dengan pesona indahnya, mampu  memanipulasi siapapun yang melihatnya.
Pantas saja waktu senja menjadi waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh kalangan orang karena objek itu benar-benar sangat indah tak terhingga.

Varsha & AncalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang