10. Sang Pemilik Mata Teduh

35 5 0
                                    

"Aku memang tidak bisa mengingat wajahmu, tetapi aku tidak bisa melupakan tatapan matamu nya yang menenangkan itu." ~ Aprilia Ranjena.

April melihat pemandangan menakjubkan dari jendela kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


April melihat pemandangan menakjubkan dari jendela kamar. Tampak langit yang sedikit lebih cerah dari kemarin. Awan-awan juga sedikit menggumpal seperti lautan menghiasi langit biru. Hari ini tidak sedingin kemarin. Gadis itu meregangkan tangannya dan menghirup udara segar setelah dia membuka jendela kamarnya.

"Hey April."

Gadis itu terkejut mendengar suara itu. Dia menoleh ke kanan di luar jendela nya. Gadis berambut pendek berdiri tidak jauh dari jendelanya.

"Ngagetin aja kamu mah Din, kalo aku jantungan kamu mau tanggung jawab?" umpatnya.

"Hehe maaf. Hari ini ke kebun gak?" tanya Nadin.

"Iya nanti."

"Oke kalo gitu aku tunggu di gubuk ya!" Nadin melambaikan tangannya lalu pergi dari pandangan mata nya.

April kembali menutup jendelanya lalu beranjak untuk keluar kamar untuk mandi. Seperti biasa, mengantar makanan untuk kakek nya di gubuk sudah menjadi tugas kewajibannya sebagai cucu dari seorang petani.

Di perdesaannya, keluarganya terkenal sangat ramah. Entah itu kakek, nenek maupun April nya sendiri. Jadi di Desa Banyumoto siapa sih yang gak kenal sama Kakek Rahmad? Hampir semua perkebunan Banyumoto itu miliknya. Walaupun terkenal kaya, tetapi beliau tidak pernah sombong dan tetap ramah. Hal itu yang membuat warga menjadi lebih segan dengan keluarganya.

Seperti hari ini contohnya. April yang ingin mengantar makanan untuk kakek, selalu mendapatkan tegur sapa dari warga sekitar. Dia pun tidak segan untuk membalas semua sapaan itundengan senyumannya.

"Mari Mbak April," sapa laki-laki paruh baya yang tengah membawa sayur di punggungnya.

"Monggo Pak!" (Silahkan Pak!) balasnya sambil tersenyum membungkukkan kepalanya, sebagai bentuk penghormatan.

"Eh April. Ke Kebun Pril?"

"Iya nih Mas."

"Mau aku antar gak?"

"Gak usah Mas, trimakasih."

Cowok itu namanya Mahesa. Anak juragan peternakan kambing di Desa nya. Laki-laki itu dua tahun lebih tua darinya. Dia udah bekerja, kerja nya ya nerusin bisnis ayahnya. Memang kebanyakan di desa nya itu kalo kerja ya kalo enggak petani, peternak ya serabutan. Kalo tidak mau itu berarti harus merantau ke Kota seperti orang tua April saat ini. Toh lagian juga Mahesa anak tunggal. Dia tinggal mewarisi bisnis ayahnya saja.

Sejak dia masih SMA, dia selalu suka dengan April. Dia selalu memberikan perhatian kecil untuk gadis itu. Padahal gadis itu sudah pernah menolaknya. Tetapi laki-laki itu tetap mendekatinya, bahkan mendekati kakek dan neneknya, basa-basi ingin membantu kakek dan nenek nya padahal sebenarnya niatnya bukan itu.

Varsha & AncalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang