~Author
Mentari muncul menyapa pagi. Memberi kehangatan dengan sinarnya menggantikan dinginnya malam. Burung-burung mulai berterbangan dan mengeluarkan suara-suara indahnya. Menyapa dan membangun kan pemuda yang masih tertidur di balik selimut tebalnya.
Setelah pemuda ini terbangun ia langsung ke kamar mandi untuk sekedar mencuci mukanya lalu kemudian mulai beranjak ke kamar salah satu adiknya yang berada di samping kamar nya.
Tok,,, tok,,, tok,,," ia mulai mengetok pintu kamar itu namun dapat di pastikan tidak ada jawaban apapun dari dalam kamar, alhasil ia langsung membuka pintu itu dan mulai masuk kedalam, mendapati adiknya yang masih nyenyak tertidur, ia langsung membangun kan nya.
"Sing, ayo bangun ini udah pagi loh" ucap nya sambil menepuk pundak adiknya dengan sangat lembut.
"Hm,,,,," dehem Sing dan mulai membuka matanya perlahan.
"Ayo siap-siap berangkat sekolah" ucap Zayyan dengan nada lembut.
Sing pun mulai bangkit dari tempat tidur nya. Hal ini menjadi sebuah rutinitas di setiap pagi di mana Zayyan harus membangunkan atau sekedar mengecek kamar adik-adik untuk memastikan mereka sudah terbangun atau belum.
"Langsung mandi sana siap-siap, udah jam 06:00 ini, gue mau lanjut nge cek Leo dulu" ucap Zayyan dan ia pun beranjak pergi setelah mendapat sebuah anggukan dari Sing.
Sesampai di kamar Leo, seperti biasa Zayyan mengetuk pintu kamar itu terlebih dahulu.
Tok... Tok..
"Iya Bang, masuk" saut orang di dalam kamar, Zayyan mengukir senyum manisnya setelah mendengar itu ia pun langsung masuk.
"Leo kalau udah siap langsung turun ke bawah ya, kita sarapan dulu" ucap Zayyan
"Iya bang, ini Leo sebentar lagi udah siap kok" ucap Leo, ia bukan tipekal orang yang susah bangun Karna ia sangat di siplin akan waktu.
"Yaudah kalau gitu kita tunggu di bawah ya"
"Siap Bang" ucap Leo sambil bersikap memberi tanda hormat kepada Abang nya, Zayyan hanya membalas nya dengan senyuman lalu kemudian sedikit mengelus-elus puncak rambut pirang sang adik, sebelum Zayyan bener-bener pergi meninggalkan nya.
Zayyan menuruni anak tangga menuju meja makan ia berpaspasan dengan bik Siti selaku asisten rumah tangga di keluarga nya. Bik Siti tengah menyiapkan sarapan pagi. Zayyan sedikit melirik ke kiri dan ke kanan seolah sedang mencari sesuatu yang tidak ia temukan.
"Eh Den, kenapa teh celingak-celinguk mau cari siapa atuh?" Tanya bibik yang sedari tadi melihat pergerakan pemuda ini.
"Bik, Mama gak pulang?" Tanya Zayyan karna ia sedari tadi memang mencari keberadaan Mamah nya.
"Belum den, memang sedari semalam nyonya teh tidak pulang" jawab bibik dengan jujur.
"Oh, hm,,,"
Tak berselang lama Leo mulai turun dari arah tangga, udah siap dengan seragam khas sekolah nya dan ia langsung menghampiri Zayyan yang sudah duluan duduk di meja makan, dan bik Siti pun telah kembali ke dapur.
"Eh bang, yang lain mana?" Tanya Leo Karna ia hanya melihat Abang nya saja yang duduk di meja makan.
"Sing masih di kamar, kalau mama belum pulang"
"Hah! Mama belum pulang juga?" Bukan Leo yang bertanya melainkan Sing yang mulai menuju ke arah meja makan, ia tidak sengaja mendengar obrolan kedua sodara nya itu.
"Iya, mungkin lembur banyak kerjaan di kantor. Yaudah ayo langsung mulai sarapan aja, Leo Sing harus makan yang banyak" ucap Zayyan
Mereka pun mulai menikmati sarapan yang telah di siapkan oleh bik Siti dengan nikmat. Namun di sela asik sarapan Zayyan pun berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 SIBLINGS || XODIAC
Teen FictionBerceritakan tentang seorang anak yang di besarkan oleh seorang Ibu yang pilih kasih dalam hal membesarkan anak-anak nya. Awal mula semuanya baik-baik saja. Sampai di suatu peristiwa yang terjadi hingga Ibunya berniat untuk membenci salah satu putra...