~Author
Leo keluar dari pekarangan rumah. Dan benar saja ia melihat mobil Zayyan yang masih terparkir di depan pintu gerbang.
Namun Leo tidak menghiraukan nya ia terus berjalan melewati mobil Zayyan.
"Naik ke mobil!" Ucap Zayyan, namun Leo hanya meliriknya saja dan kembali hendak berjalan.
"Jika tidak, kita bicara kan nanti saja di apartemen!" Leo kembali terhenti tak kala mendengar ucapan Zayyan.
Leo memutarkan jalannya kembali menuju mobil Zayyan dan langsung masuk ke dalam mobil tersebut.
Zayyan pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Di dalam mobil hanya keheningan yang tercipta, tak ada satu di antara mereka yang memulai obrolan.
"Turun kan aku di depan sekolah." Setelah beberapa saat saling diam-diaman akhirnya Leo pun kembali bersuara.
"Aku akan mengantar mu pulang!"
"Agar Abang bisa melihat ku di marahin Mama? Bukan kah itu hiburan bagi Abang? Bang Jay melakukan semua yang di minta dengan sempurna dan tertawa setelah melihat ku gagal." Entah mengapa Leo mengoceh hal-hal yang bahkan Zayyan pun tidak mengerti maksud dari omongan adiknya itu.
"Lantas, jangan datang lagi. Tidak ada orang di rumah itu yang merindukan atau menginginkan mu. Kau tidak punya keluarga!" Bukan maksud Zayyan melukai hati Leo dengan berucap seperti itu, tapi ia tau Leo harus mengetahuinya.
Leo sedih mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Zayyan, air matanya kembali tak terbendung.
"Menepi!" Ucap Leo, namun Zayyan tidak menghiraukan kemauan adiknya.
"MENEPI SIALAN!!!" Bentak Leo yang melihat tidak ada respon dari sang Abang membuat nya emosi.
Zayyan pun terpaksa menghentikan laju mobilnya di tepi jalan.
"Terimakasih. Terimakasih atas tumpangannya dan sarannya. Tapi yang utama, terimakasih sudah mengingatkan ku bahwa kau psikopat!" Ucap Leo sebelum akhirnya benar-benar keluar dari mobil Zayyan.
Zayyan tidak menjawab sepatah katapun, ia membiarkan Leo berasumsi tentang dirinya semaunya. Dan ia kembali melanjutkan mobilnya.
Leo berjalan ke sekolahnya, menatap bangunan itu dari kejauhan dengan perasaan penuh kesedihan. Kembali perkataan Mama dan Abangnya berputar di kepalanya.
"Menipu orang dengan senyum palsu adalah keahlianmu!"
"Tidak ada orang di rumah itu yang merindukan atau menginginkan mu. Kau tidak punya keluarga!"
Ia memejamkan matanya beberapa saat untuk kembali menenangkan perasaan yang sangat kacau saat ini.
Mungkin hubungan nya dengan Zayyan tidak akan kembali baik-baik saja setelah saat ini.
Ia merogoh kantong celananya dan mengambil ponsel menelpon seseorang.
"Hai, ini aku. Kau lowong sekarang? Ayo minum-minum ajak yang lain juga!"
"(........)"
"Tentu saja aku yang traktir!"
Setelah telpon itu berakhir ia menaiki taxi dan melaju ketempat tujuan nya.
Setelah ia sampai di tempat itu ternyata sudah ada yang lain yang menunggu kedatangan nya. Tak terasa hari pun sudah malam.
Ia langsung bergabung bersama mereka.
"Biar ku tuangkan untuk mu" ucap Davin.
"Gelas kalian sudah penuh?" Tanya nya
"Tentu saja" jawab yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 SIBLINGS || XODIAC
Novela JuvenilBerceritakan tentang seorang anak yang di besarkan oleh seorang Ibu yang pilih kasih dalam hal membesarkan anak-anak nya. Awal mula semuanya baik-baik saja. Sampai di suatu peristiwa yang terjadi hingga Ibunya berniat untuk membenci salah satu putra...