~Author
Zayyan, Lex masuk ke ruangan Leo mendapati Leo yang masih belum sadarkan diri akibat pengaruh obat penenang.
Sing tidak sanggup menemui Leo dulu untuk saat ini, maka dari itu ia memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu untuk sekedar menenangkan pikirannya dan juga menggantikan seragam sekolah yang masih menempel di tubuhnya.
Zayyan mendekati brankar Leo dan menggenggam erat tangan Leo yang terbebas dari selang infus.
"Leo maafin Abang ya, Abang tau Abang salah sempat adu debat dengan Leo kemarin, Abang menyesal karena gak bisa berusaha memahami kondisi mental kamu pada saat itu, maafin Abang tolong jangan hukum aku dengan cara seperti ini,,, hiks,,... Hiks.." ucap Zayyan sambil terisak nangis.
Sementara itu Leo di dalam bawa sadar ia melihat sosok pria paruh baya yang sangat ia rindukan mencoba mendekatinya.
Dengan mengukir senyum gembira ia menyambut pria paruh baya itu dan langsung memeluknya.
"Papa ada di sini? Leo kangen banget sama Papa. Leo pengen ikut Papa. Tolong bawa Leo pergi bersama papa." Ucapnya.
"Tidak nak, kamu harus tetap menjalani kehidupan mu di dunia yang masih tersisa, sebelum tiba saatnya kita kembali bersama."
"Leo capek Pa, Leo pengen ikut Papa aja, tolong jangan tinggalin Leo lagi."
"Tidak bisa, masih banyak orang yang menyayangi mu di dunia, kembalilah nak, tempat mu bukan di sini."
"Pa, Papa!!!" Teriak Leo sambil terisak mencari keberadaan papanya yang sudah menghilang dari pelukan nya.
Seketika tidur Leo seperti dalam keadaan gelisah kepalanya menoleh ke kiri dan kekanan dengan mata yang masih terpejam dan wajah yang hendak menangis.
"Papa,,,,,,, papa,,,,, PAPA!!!"
"Leo,,,,, Leo!!" Panggil Zayyan melihat adiknya seperti ini membuat nya panik.
Membuat Lex yang tengah duduk di sofa pun ikut mendekati ke brankar Leo dan menepuk-nepuk lengan Leo agar ia tersadar.
"Gue panggil dokter!" Ucap Lex di sela kepanikan keduanya, Zayyan Hannya mengangguk nya dan kemudian Lex langsung lari ke luar ruangan meninggalkan Zayyan dengan Leo berduaan.
Sementara itu Zayyan masih berusaha membangunkan adiknya yang masih enggan untuk membuka matanya padahal kondisinya seperti orang yang menangisi sesuatu hal.
"Papa..... Papa.... PAPA!!!" Akhirnya Leo tersadar dari mimpinya, ia membuka matanya sambil mengatur pernafasan nya kembali.
Zayyan langsung memeluk tubuh Leo, akhirnya ia tau penyebab adiknya tidur gelisah, ia berfikir bahwasanya adiknya tengah merindukan sosok figur seorang ayah di hidupnya.
Setelah sadar Leo kembali bungkam ia seperti orang yang sedang kebingungan dan melirik ke kiri dan kanan seolah mencari seseorang yang tidak ia temukan.
Zayyan melepaskan pelukannya setelah ia rasa Leo udah mulai tenang kemudian baru ia mulai bertanya-tanya apa yang Leo rasakan saat ini.
"Kamu gapapa Leo? Abang khawatir banget lihat Leo seperti ini." Ucap Zayyan.
"Kamu siapa? Bukankah kita udah gak ada urusan lagi sekarang hah?"
"Kamu ngomong apa? Aku ini Abang mu."
"Bukankah aku tidak punya keluarga? Lantas mengapa kamu mengakui bahwasanya kau Abang ku!!!."
Deg....
KAMU SEDANG MEMBACA
3 SIBLINGS || XODIAC
Novela JuvenilBerceritakan tentang seorang anak yang di besarkan oleh seorang Ibu yang pilih kasih dalam hal membesarkan anak-anak nya. Awal mula semuanya baik-baik saja. Sampai di suatu peristiwa yang terjadi hingga Ibunya berniat untuk membenci salah satu putra...