~Author
Jam sudah menunjukkan pukul 08:30 malam. Namun Leo masih betah duduk di pinggir sungai dan enggan untuk pulang ke rumah. Lex pun masih setia menemaninya.
Lex tidak mau meninggalkan Leo begitu saja selepas apa yang ia lihat barusan ia merasa Leo harus di awasi agar hal barusan tidak terulang kembali.
"Oh ya, Kakak kenapa gak pulang aja? Padahal di sini sudah gelap banget loh kak!" Ucap Leo di sela menikmati hembusan angin malam dan ditemani senter handphone miliknya.
"Seharusnya Kakak yang nanya seperti itu. Kenapa Leo masih betah di sini, gak ada niatan untuk pulang kah? Atau mau nginap di sini dan di temanin oleh,,,, huaaaaa" ucap lex di akhir ia memperagakan hantu dengan mengangkat kedua tangannya niat mau menakuti Leo.
"Ih Kakak ngapain sih? Gak serem tau yang ada malah gemes lihat muka Kakak yang bulet dan imut" ucap Leo sambil tersenyum.
"Hahaha ya udah pulang aja sana, gak baik angin malam. Lagian pasti orang rumah pada nyariin lo tuh karena gak pulang-pulang dan lo masih menggunakan seragam sekolah loh sampai saat ini" ucap Lex
"Hmppp, kalau begitu Kakak aja yang pulang duluan, entar Leo bakalan nyusul kok" ucap Leo
"Udah lo aja duluan, rumah Kakak deket kok dari sini tinggal jalan beberapa langkah aja udah nyampe tuh, atau mau nginap aja di rumah Kakak mau? Tapi jangan deh pasti lo gak bakalan betah sih nginap di rumah kakak" ucap Lex yang ragu-ragu untuk menyuruh Leo nginap di rumah nya, pasalnya ia merasa aman jika malam ini ia bisa menemani Leo. Akan tetapi ia pun gengsi untuk bilang hal ini. Ia takut Leo teringat lagi akan hal bundir itu.
"Hah! Rumah Kaka Deket sini? Perasaan di daerah sini jauh dari warga nya deh kak. Kaka bohong ya biar Leo bisa pulang?! " Ucap Leo sambil celingak-celinguk mencari rumah penduduk.
"Enggak kok, emang bener loh kakak gak bohong. Rumah Kaka emang jauh dari warga, ya mau gimana lagi coba itu juga rumah peninggalan almarhum orang tua Kakak, jadi Kaka sendiri tinggal di daerah sini" jelas Lex.
"Kalau begitu Leo mau mampir ke rumah Kaka boleh gak? Tenggorokan Leo kering banget nih habis nangis tadi" alibi Leo. Ia tujuannya hanya ingin berlama-lama di sini dan tidak mau pulang terlebih dahulu dari pada Lex terus-terusan menyuruhnya untuk segera pulang lebih baik ia mencari peralihan dengan cara ingin mampir ke rumah Lex.
"Eh jangan deh, rumah Kakak sempit banget. Leo pasti gak nyaman berada di sana" Ucap Lex yang minder dengan kondisi rumah nya. Ia tau pasti Leo berasal dari keluarga yang berkecukupan sebab kelihatan dari seragam sekolahnya. Ia tau sekolah itu sekolah yang elite. Hanya golongan orang-orang kaya yang bisa sekolah di sana.
"Jadi kakak gak mau nih ngasih minuman ke Leo? Dan mau biarin Leo mati kehausan? Kak! Leo gak peduli mau rumah Kakak itu sempit kek mewah kek gak jadi masalah, Leo tetap pengen mampir di rumah Kakak. Udah ayo kak cepet kering banget nih tenggorokan Leo!" Ucap Leo dan ia pun kini berdiri dan sedikit menarik pergelangan tangan Lex agar Lex mau menunjukkan rumah nya.
Dan akhirnya Lex pun pasrah dan terpaksa mengikuti kemauan Leo yang sangat keras akan pendiriannya ini, tapi entah mengapa ia merasa senang.
"Yaudah yaudah hayo!" Ucap Lex yang kemudian bangkit dari duduknya.
Setelah kejadian tadi mereka sudah terlihat sangat akrab satu sama lain dan tidak sungkan untuk berbagi cerita atau menasehati satu sama lain.
*******
Di rumah kini Nita baru saja pulang dari kantor, sesampai nya ia di ruang tamu tiba-tiba ia bertemu dengan Sing yang ternyata sedang menunggu kepulangan nya sedari tadi.
"Ma!" Sapa Sing yang bangkit dari sofa setelah melihat Mama nya yang baru pulang.
"Sing sayang, lagi ngapain nih kok tumben-tumbenan gak masuk kamar udah jam segini?" Ucap Nita
KAMU SEDANG MEMBACA
3 SIBLINGS || XODIAC
Teen FictionBerceritakan tentang seorang anak yang di besarkan oleh seorang Ibu yang pilih kasih dalam hal membesarkan anak-anak nya. Awal mula semuanya baik-baik saja. Sampai di suatu peristiwa yang terjadi hingga Ibunya berniat untuk membenci salah satu putra...