~Author
Leo langsung menemui Zayyan di dalam ruang guru dan ia sama sekali tidak sadar bahwasanya sedang di ikuti oleh kedua temannya yang merasa sangat kepo dan ingin tau.
Sementara itu Gyumin dan juga Davin yang melihat Leo masuk ke ruang guru pun terpaksa menunggu mereka keluar.
"Moomin, gimana ini masak kita harus nungguin ber jam-jam di sini? Sedangkan kita lagi ada guru di kelas!"
"Tungguin aja bentar lagi juga keluar, gue beneran penasaran sama muka nya Abang si Leo. Gapapa deh bolos kelas demi memenuhi rasa penasaran!" Ucap Gyumin yang rela ketinggalan kelas demi bisa tau bentuk muka Abang nya Leo.
Davin dan juga Gyumin sangat lama menunggu keluarnya Leo dengan Abang nya, hingga kini telah memasuki jam istirahat.
"Aduh beneran bolos nih kita Moomin?!" Ucap Davin sambil menepuk jidatnya yang masih memantau di depan ruang guru.
"Udah diem!! Nah nah keluar juga tuh mereka, cepet sembunyi!" Ucap Gyumin yang menyuruh Davin segera bersembunyi seperti dirinya.
****
"Bang maafin Leo ya, karena Leo, Bang Jay jadi harus ke sekolah. Leo bener-bener nyesel Bang. Leo janji gak bakalan ngulang lagi" Ucap Leo dengan muka penuh penyesalan atas apa yang ia perbuat.
"Iya gapapa Leo, tapi lain kali belajar yang bener ya jangan bolos lagi, terus kalau ada masalah langsung cerita ke Abang, Abang ada 24 jam buat Leo, jadi masalah nya jangan di Pendem sendirian!" Ucap Zayyan menasehati adik bungsunya.
"Sebenarnya Leo iri bang sama kedekatan Sing dengan Mama. Leo juga pengen dekat sama Mama, tapi kenapa Mama terus-terusan menganggap seolah Leo musuhnya?"
"Sabar ya, Mama bersikap seperti itu mungkin hanya karena lagi capek aja, percaya deh suatu saat nanti Mama pasti bisa dekat juga sama Leo, Mama seperti itu bukan berarti gak sayang sama Leo, tapi cara Mama menunjukkan rasa sayang nya ke anak-anaknya emang berbeda-beda" ucap Zayyan berupaya mengubah cara pandang Leo agar ia tidak terus merasa iri dengan kakaknya. Sebenarnya ia tidak tega melihat Leo yang merasa iri hati, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini sampai ia menemukan alasan pasti mengapa Mama nya bisa membedakan Leo.
"Lo dengan sendiri kan apa kata Abang nya Leo? Berarti bener dugaan kita kalau Leo kurang dekat dengan Mama nya, pantesan yang dateng bukan Mama nya!" Ucap Gyumin sambil berbisik-bisik dengan Davin.
"Iya, kasian Leo pantesan setiap hari dia selalu kelihatan murung, tapi Leo juga nyebut nama kakak nya tadi siapa ya nama nya? Lupa kayak gak asing gitu kedengaran nya!" Ucap Davin.
"Siapa ya? Lupa juga!" Ucap Gyumin yang terus memantau dan mendengarkan obrolan Abang adik itu, namun tak sengaja ia malah menginjak botol cola di belakangnya yang membuat keduanya ikut panik, takut ketauan sama Leo.
Brukkk
"Suara apa itu?" Tanya Leo
"Itu di sudut itu kayak ada orang yang bersembunyi!" Ucap Zayyan sambil menunjuk ke arah tempat Gyumin dan Davin bersembunyi.
"Masak sih? Bentar deh biar Leo periksa!" Ucap Leo dan langsung menuju ke arah persembunyian Davin dan Gyumin.
"Aduuuh gimana ini, tamat riwayatnya kita" ucap Davin yang deg-degan karena posisi Leo semakin dekat dengan nya. Namun tiba-tiba Gyumin malah menghampiri Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 SIBLINGS || XODIAC
Ficção AdolescenteBerceritakan tentang seorang anak yang di besarkan oleh seorang Ibu yang pilih kasih dalam hal membesarkan anak-anak nya. Awal mula semuanya baik-baik saja. Sampai di suatu peristiwa yang terjadi hingga Ibunya berniat untuk membenci salah satu putra...