21

265 39 8
                                    

~Author

Keesokan harinya.

Leo bener-bener ingin pulang ke rumah seperti keinginan Mama nya.

Ia berjalan kaki menuju pangkalan ojek agar memudahkan kan nya untuk segera pulang.

Namun ada sebuah mobil putih yang berhenti tepat di sampingnya.

Ia melihat sekilas siapa orang yang ada di dalam mobil tersebut, setelah melihat nya ia kembali berjalan.

Orang yang ada di dalam mobil tersebut menurunkan kaca jendela mobilnya, lalu berkata.

"Masuk lah."

"Kau bilang akan pulang."

"Aku bisa pergi sendiri." gumahnya

"Masuk saja."

Leo pun kemudian pasrah dan memilih untuk masuk ke mobil Abang nya. Ya Zayyan lah yang meminta Leo untuk naik ke mobilnya sebab Zayyan tau Leo ingin pulang ke rumah.

"Mama meneleponku lebih dahulu, aku tidak menelepon nya." Gumah Leo memberi tau Zayyan.

"Sudah ku bilang beri tau aku jika kau akan pulang."

"Aku tidak mau." Jawab Leo dan menoleh ke arah Zayyan.

"Kenapa aku harus melakukan itu? Kenapa aku harus dapat izin Bang Jay untuk pulang?" Lanjut nya.

"Karna itu bukan rumahmu." Gumah Zayyan singkat tanpa ekspresi.

"Jadi, Bang Jay bukan Abang ku?" Tanya nya dengan tatapan sendu, kemudian berniat untuk keluar dari mobil tersebut sebelum Zayyan kembali bersuara.

"Pakai sabuk pengaman mu" perintah Zayyan. Dengan berat hati Leo tidak jadi keluar dan melakukan apa mau Abang nya.

Entah kenapa ia merasa sakit hati atas perkataan Abang nya itu.

Setelah itu baru akhirnya Zayyan melajukan mobilnya ke tempat tujuan.

Tak butuh waktu lama keduanya kini telah berada di depan pagar rumah tempat di mana Mama nya tinggal.
Sebelum nya Leo sudah berpakaian formal dengan setelah jas hitam yang melimuti kemeja putih dan celana bahan yang menjulur panjang menutupi kakinya.

Terlihat sudah ada dua satpam yang menjaga di depan pintu gerbang itu.
Satpam yang cukup mengenali siapa yang ada di dalam mobil tersebut pun segera membuka pintu gerbang dan membiarkan mobil itu masuk ke dalam perkarangan rumah.

Acara pertemuan itu di laksanakan tepat di halaman belakang rumah. Di sana sudah banyak teman-teman Nita yang sudah berkumpul sambil minum -minum.

Sing yang melihat kedua saudara nya yang telah pulang pun kini menghampiri keduanya.

"Akhirnya kalian datang juga. Acaranya di belakang ayo kita kumpul" ajak Sing dan keduanya mengikuti jejak langkah Sing.

"Aku iri kepada mu. Putra bungsu mu sangat menggemaskan." Ucap rekan bisnis Nita.

"Putra sulung mu yang sudah sukses di usia muda dan juga anak kedua mu yang sangatlah tampan." Sambung rekan Nita yang lain setelah bertatapan langsung dengan ketiga putra Nita.

"Nita, kau membesarkan anak-anak mu dengan baik"

"Seorang pria harus memiliki tujuan besar. Aku sangat berharap lebih kepada mereka." Jawab Nita.

"Zayyan dan Sing terlihat lebih tampan dari pada yang terlihat di sosmed, kan?" Tanya Nita ke rekan-rekannya.

"Ya, benar." Jawab rekan-rekannya yang lain.

Leo melirik ke arah Zayyan dan juga Sing secara bergantian sambil terus menyimak obrolan mereka.

"Putra ku juga sekarang seusia putra ke dua mu, kuharap kalian berteman"

3 SIBLINGS || XODIAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang