bab 8

246 22 2
                                    

Sebenarnya mahen masih mendapat cuti dari joss, karna angga yang memintanya.
Namun bukan mahen namanya jika hanya berdiam diri.

Setelah jam kerja berakhir mahen dan bayu istirahat di belakang bar, bayu menyesap sekaleng bir dan rokok di tangannya.
Sedangkan mahen hanya menikmati secangkir es cappucino saja.

"Lo kenapa udah masuk kerja? Kan masih dapet cuti" ucap bayu memulai pembicaraan.

"Gue gak betah dirumah doang, malah pada sakit badan gue" jawab mahen.
Mereka kembali terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Bay lo beruntung banget ya bisa dapet win, gue liat dia sayang banget sama lo" ucap mahen.
Bahkan siapapun yang melihat akan setuju dengan mahen.

"Gue dulu risih banget di deketin dia, selain karna dia anak orang kaya, dia pintar dan cukup famous di lingkungan sekolah kita dulu"

"Bahkan sampe saat ini gue selalu ngerasa gak pantes sama dia, tapi dia selalu yakinin gue kalo kita gak perlu dengerin omongan orang lain"

"Dia selalu ada buat gue, selalu yakinin perasaan gue sampai akhir nya gue sadar kalo gue cinta mati sama dia, di tambah lagi orang tua nya juga baik banget sama gue" cerita bayu panjang lebar.

"Lo sendiri gimana? Punya pacar? " tanya bayu.
Mahen hanya menggeleng dan tersenyum

"Serius? Kaya lo gak punya pacar? Lo ganteng gini anjir" ucap bayu tak percaya.
Mahen menyikut bayu.

"Gue belom pernah kenal sama cewek atau cowok manapun" ucap mahen sambil meminum es nya.

"Tapi kalo yang deketin ada kan?" Tanya bayu.
"Mana ada yang mau sama gue bay" saut mahen.

Bayu hanya terdiam. Dan mereka kembali sunyi.
"Kak, eh mahen ko kalian bengong?" Tanya win yang tiba-tiba hadir.
" ko lo udah masuk kerja aja? Emngnya udah sehat banget? " tanya win lagi pada mahen.

"Udah ko, liat nih gue udah bisa minum es hehehe" ucap mahen sambil tertawa.. Win dan bayu pun hanya tertawa.

"Lagian gue gak enak kalo di rumah doang, gue juga kan harus kerja buat ganti biaya rumah sakit kemaren, btw pake uang lo ya win? Makasih ya pasti gue ganti ko" ucap mahen.

"Ehh bukan, bukan gue, bukan bayu bukan bang joss"
"Dari kenalan lo ko" ucap win yang sebenarnya keceplosan.

"Hah? Siapa? Gue gak kenal siapa-siapa tau" ucap mahen kaget yang mengetahui kebenarannya.

"Ehhh aduh gue salah ngomong lagi, sebenernya gue gak boleh cerita"
"Kak gimana dong, bantuin win" ucap win merengek pada bayu.
Jelas saja bayu hanya menepuk jidat nya.
Bila-bila nya kekasihnya keceplosan.

*
*
*
*
Sesampainya mahen dirumah, dia segera membersihkan badannya lalu berniat istirahat namun matanya tak juga mau terpejam mengingat ucapan bayu dan win tadi.

"Pokonya ada deh orang yang diem-diem merhatiin lo" ucap bayu
Mahen benar-benar tak bisa menebak siapa pun pasalnya dirinya benar-benar tidak sedang dekat dengan siapa-siapa.

Di tambah lagi bayu bilang belakangan ini orang tersebut suka datang ke bar, sementara pelanggan dari bar nya joss tak bisa terhitung dengan jari, namun ada seseorang yang mungkin ini bisa di jadikan salah satu kemungkinan.

Yaitu pelanggan vvip nya mahen, pak Mile orangnya, orang keturunan thailand Indonesia ini memang belakangan sering memesan room vvip dan hanya mau di antarkan minuman oleh mahen.

Namun mahen juga tidak terlalu yakin, sebab dia hanya mengenal sekilas saja, karena beberapa kali pak mile meminta mahen untuk bertemu di luar sekedar menemani makan pasti di tolak nya.

Bahkan no telpon saja tak pernah maen berikan, karena mahen tidak tertarik sama sekali, meskipun pal mile sering memberikan tips yang lumayan besar walaupun mahen tak melakukan apapun.

"Dih siapa sih ya? " mahen menggaruk kepalanya yang tak gatal dengan kasar, tak terlintas siapapun di pikirannya.

"Tau ahh, kalo emang dia nanti minta balikin duitnya juga pasti dia dateng kan ke gue? "
"Tapi kalo ternyata dia baik tapi ada maunya gimana? "
"Kalo Tiba-tiba gue di culik? Terus gue di jadiin budak sex kaya di novel-novel"
"Apalagi kemaren gue di rawat di rumah sakit mewah, pasti harga nya gak murah, kalo ternyata abis ini gue di mutilasi? Di ambil organ dalem nya buat di jual gimana? "

Mahen sibuk dengan pikirannya sendiri, bicara sendiri, menjawab sendiri.
Menghayal sesuatu yang jauh, kadang tertawa sendiri memikirkan jika ternyata orang tersebut tampan atau cantiknya seperti aktor Bollywood, namun kadang merinding sendiri memikirkan jika ternyata orang tua bangka.

Tanpa sadar mata mahen tertutup, rasa kantuk dateng juga setelah perdebatan panjang dengan pikirannya.

*
*
*
*
"Gue harus mulai dari mana ya? " ternyata di sisi lain angga sedang sibuk memikirkan cara bagaimana bisa dekat dengan mahen.

"Lo kasih obat tidur ajj dia terus lo culik, abis itu lo sekap di rumah mewah dengan penjagaan ketat biar dia gak bisa kemana-mana" ucap Adit yang melihat temannya sedang bingung.

"Dit sumpah ya, lo kurang kurangin deh baca novel biar otak lo gak konslet anjing"
"Saran lo makin hari makin gak masuk akal sumpah" balas angga sambil menoyor kepala Adit

Angga sungguh tak habis pikir dengan jalan pikiran temannya ini.

"Eh tapi di novel berhasil dan langgeng" ucap Adit lagi.
"Iya itu di novel, kalo di real life nih keluarganya tau dia di culik pasti gak diem dong, lapor polisi terus gue jadi buron di tambah lagi sekarang jaman udah canggih CCTV dimana-mana abis itu gue di tangkep terus ya lagi orang tua gua kecewa sakit-sakitan gue di coret dari kk abis itu orang tua gue mati karna mikirin anaknya tambah lagi gue jadi anak durhaka yang jadi gelandang akibat gak punya harta warisan" ucap angga panjang  dengan sekali tarikan nafas.

"Kalo udah gitu gue harus tinggal di rumah lo karna ini semua lo yang nyaranin" ucap angga lagi.

"Idih ogah gue nampung mantan nara pidana yang durhaka dan miskin, jadi benalu aja lo" uca0 Adit tanpa dosa seolah dia tidak terlibat.

Angga benar-benar kesal, ingin rasanya dia menjabat teman terbaiknya saat ini yang ternyata tak berprikemanusiaan sama sekali.

" ANJING" angga.
*
*
*
*
*
*
*
Hai readers, sehat sehat kalian semua dan selamat menikmati ☺☺☺☺ semoga di jauhkan dari teman yang anjing seperti adit

TI AMO HINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang