bab 9

229 23 7
                                    

Beberapa bulan semenjak mahen keluar dari rumah sakit dia belum juga bisa menemukan orang yang membiayai nya.

Berkali-kali bertanya pada bayu dan win jawabannya tetap sama,
"Nanti juga lo tau" .

Beberapa kali juga mahen mendapatkan pesan manis dari seseorang.
"Semangat kerja nya"
"Jangan capek-capek ya"
"Jangan lupa makan"

Selalu seperti itu, ada pesan kaleng yang bayu sampaikan dari satu orang pelanggan yang sama, dengan tulisan tangan yang sama.

*
*
*
*
Bulan ini anak-anak menengah atas akan melakukan ujian sekolah, ada beberapa orang tua yang meminta mahen untuk menjadi tutor belajar anaknya.

"Gem kamu udah bangun?" Suara seorang wanita dari sebrang telpon.
"Udah tan, nanti aku bawa orang kerumah ya, guru les aku" izin gemini.
"Yaudah boleh, belajar yang bener jangan pacaran mulu, abang kamu bangunin jangan lupa ya gem" ucap nya.
"Siap tante nanti aku gedor pintunya hahaha" ucap gemini sebelum memutuskan sambungan telpon nya.

"Bang bangu udah siang" gemini mengetuk pintu kamar.
"Iya bawel, lo sama bunda sama bawel nya ya, mau sampe kapan sih lo disini" ucap angga.
Ya saat ini angga tinggal bersama sepupunya gemini, sementara bunda sudah pergi keluar negri lagi.

Gemini menumpang sebentar selama ujian sekolah, agar dirinya tak terlalu jauh kesekolah yang jaraknya lebih dekat dari rumah angga.

"Sampe nemuin pendamping hidup" teriak gemini meledek angga.
Angga mengacak rambutnya kemudian duduk di tepi kasur dengan hanya menggunakan boxer.

"Gila udah jam 11 ternyata, laper banget lagi perut gue" gumam angga.
Angga segera keluar kamar masih dengan penampilan khas bangun tidurnya.
Mata bantal, rambut acak dan celana boxer sepaha tanpa atasan.

"Gem lo mau makan ap.... " pertanyaan angga berhenti ketika melihat gemini sedang duduk di ruang tamu dengan seseorang yaitu mahen.

Angga seketika salah tingkah karna mengingat penampilan nya yang sedang berantakan.
Sementara mahen dan gemini menatap angga sambil bengong.

Pasalnya mahen belakangan sering melihat mahen di bar namun dengan penampilan yang 180 derajat berbeda dengan saat ini.

"Hmm eh ada tamu, ko lo gak bilang mau bawa orang kerumah? " tanya angga dengan senyum terpaksa nya.

"Udah, gue udah bilang tante mau bawa guru les"
"Ini guru les gue, ganteng kan? Masih muda tapi pinter banget"
"Gak kaya lo, tugas gue yang kemaren di ajarin lo hampir salah semua" gerutu gemini pada angga.

"Ya baru hampir kan? Berarti masih ada yang bener nya itu, lagian gue otak bisnis bukan belajar " sahut angga dengan kesal.

"Ya hampir salah semua, dari 10 cuma 2 yang bener tuh kak" alhasil gue disuruh ngulang deh" ucap gemini tapi kali ini dia mengalihkan kepada mahen.

Mahen hanya tertawa melihat ke akraban dia orang di depannya, karna dirinya tak memiliki adik, kakak atau sodara yang bisa di ajak bercanda seperti ini.

Rasanya manis sekali melihat tingkah mereka, pasti seru kalo seandainya dulu ibu memberinya adik atau kakak, setidaknya dia tak melalui hal menyakitkan ini sendiri.

"Yaudah berisik lo, mau makan apaan?"
"Lo mahen mau makan apaan? " tanya angga.

Gemini melihat keduanya secara bergantian.
"Lo udah saling kenal? " tanya Gemini.
"Hmm abang kamu sering dateng ke bar tempat aku kerja" ucap mahen.

Tentu saja jawaban itu membuat Gemini tak percaya, karna dia tau persis seperti apa sepupunya ini.
Dia orang yang tak suka ketempat yang ramai makanya dia sampai punya bar mini sendiri.

"Sejak kapan? Wah sakit lo bang? " ucap Gemini.
"Udah ahh, lo bawel banget gak gue pesenin makan nih ya" ancam angga pada Gemini.

"Bang masak aja yuk, gue tadi belanja tuh di mamang gerobak depan" ucap Gemini.
Angga sedetik kemudian langsung menyatukan alisnya.
"Kenapa muka lo gitu? Gak bisa masak lo ya? " tanya Gemini.

"Hmm ehh enak aja lo, bisa gue" ucap angga gugup.
Kemudian dia kembali ke kamarnya untuk mengambil baju dan HP nya.
Angga keluar kamar sambil mengutak atik ponselnya, membuka Google dan youtube untuk mencari tau cara memasak.

Ya masalahnya selama ini angga tak pernah menyentuh dapur, kalau bukan bunda yang masak maka dia akan memesan online.

Namun gengsinya terlalu besar di hadapan mahen, karna menurut angga mahen orang yang sempurna, selain pekerja keras, mandiri juga pintar.

Jadi angga juga sedang berusaha sekeren mungkin di hadapan mahen hang sedari tadi sibuk dengan buku-buku di depan nya.

Tanpa angga ketahuilah bahwa mahen sedang menahan malunya karna melihat angga yang bertelanjang dada, dengan suara berat khas bangun tidur membuat bulu kuduk mahen berdiri.

Menurut mahen, angga terlihat begitu sexi dengan otot perut yang menonjol.
Mahen bersusah payah menahan agar tak menatapnya, semantara dia sedang menelan silvia nya dengan berat.

"Damn" batin mahen
"Padahal kalo di bar biasa aja, kenapa di rumah malah ganteng banget? " pikiran mahen terus memutar. Karna biasanya orang akan terlihat lebih tampan saat berpenampilan lebih keren.

Tapi entah kenapa buat mahen angga adalah pengecualian.
Terlebih lagu mahen sudah memperhatikan angga sejak beberapa kali dia datang ke bar.

*
*
*
*
Ayooo gas aja gak sih??? Udah saling suka ternyata wkwkwk

Halo readers kesayangan aku, Terima kasih masih setia di cerita ini dan selamat menikmati😊😊

TI AMO HINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang