bab 20

231 19 1
                                    

Tay mengantar new ke sebuah cafe tempat new janji temu dengan anak didik nya.

"Maaf hingga aku tak bisa menemanimu, aku harus membantu off untuk membereskan sedikit trouble" ucap tay sambil mengecup kening new.

"It's ok tee, selesaikan urusan mu dan segera temui aku" ini yang tay suka dari new, new begitu pengetian dan tak banyak menuntut.

*
*
*
*
*
Tak terasa waktu cepat berlalu, hari semakin sore, new tak pernah mengajar lewat dari jam 5.

New selalu bisa mengatur waktunya dengan baik.
"Hai new" panggil mile yang entah datang dari mana.

"Oh hai Pak mile" new membungkuk sambil menyapa mile.
Mile tersenyum tak suka di perlakukan terlalu formal, karna ini terlalu jelas memberikan jarak antara mereka.

"New bisa aku minta waktu mu sebentar, aku ingin bicara" pinta mile.
"Maaf Pak, saya sedang menunggu seseorang" new berusaha menolak.

"Ayolah new, sebentar saja"
" sebegitu tak inginnya kah kau berteman dengan ku? Sampai aku tak bisa mendapatkan waktu mu meski hanya sebentar?" Ucap mile sambil memelas.

New tak enak hati, mile mungkin benar-benar hanya ingin berteman dengan nya, new juga harus menegaskan statusnya pada mile.

"Baiklah Pak, tapi aku tak punya banyak waktu" ucap new.
Mile mengangguk tanda setuju, mile menuntun new mengikuti nya ke mobil untuk menuju ke suatu tempat.

"Kemana kita akan pergi Pak?" New merasa bahwa jalan ini cukup asing untuk nya.

"Kau akan tau nanti new" ucap mile dengan devil smile nya.

*
*
*
*
*
Tay melihat jam di tangannya, ternyata sudah gelap.
Beginilah tay, jika sudah bekerja maka tak ingat waktu, tay mencoba menghubungi new dan menanyakan keadaan nya.

Pesan my ❤

Dimana hin? Apa sudah selesai?
Maaf aku terlalu lama, ternyata pekerjaan ku cukup banyak

Tee aku tadi bertemu dengan Pak mile, dan dia meminta waktu ku sebentar katanya ada yang ingin dia bicarakan.
Tapi aku tak tau kemana dia membawa ku.

Sekarang kau dimana?

Tak tau

Cepat kirim lokasi mu sekarang dan jangan matikan HP mu.

*
*
*
*

Tay segera keluar dari kantornya dan melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi untuk mengejar new.

Tay benar-benar kesal saat ini, lelaki bernama mile itu ternyata benar-benar nekat.

*
*
*
*
Mile memberhentikan mobil nya di sepanjang sebuah castil mewah di pinggiran kota, mile cukup jauh membawa new.

"Dimana ini Pak? " tanya new penasaran.
"Ini tempat istirahat ku new, jika suntuk dengan padatnya kota maka aku lebih sedang beristirahat disini"
"Masuk lah" mile mempersilahkan new masuk dan mile memimpin jalan untuk new.

New takut hal-hal tak di inginkan terjadi, new berharap tay segera datang menjemput nya.

"Duduk lah new, apa kau mau minum sesuatu? " tanya mile.
New menggeleng

"Tidak Pak Terima kasih, bisa kita percepat pembicaraan nya? Saya rasa kita terlalu banyakk membuang waktu" new mencoba setenang mungkin.


Mile tak mendengarkan new dan malah pergi meninggalkan nya.
Tak lama mile kembali lagi dmegam dia gelas wine di tangan nya.

"Temani aku minum new" mile memberikan segelas untuk new.

"Maaf Pak, saya tak bisa" new menolak.
"Oh ayolah new, hanya segelas lalu aku akan mengantarkan kamu pulang aku berjanji" mile bernegosiasi.

New menghembuskan nafasnya kasar, new hanya ingin cepat keluar dari sini, new mengambil gelas wine dan meminum nya.

Kepala new sedikit pusing, ini yang m3mbuat new tak suka minuman beralkohol.
Karna toleransi new terhadap alkohol sangat lah rendah, di tambah lagi mile memberinya alkohol dengan kadar yang lumayan tinggi yaitu 70 persen.

New merasakan sakit di kepalanya, dan panas di tenggorokan nya.
" new kau tau apa? aku terbiasa mendapatkan apa yang aku mau " ucap mile sambil berjalan mendekati new.

"Pak, saya mohon antarkan saya pulang, kepala saya sakit sekali" new berbicara sambil memegang kepala nya yang terasa berat.
Seperti ada ribuan bintang di atas kening nya.
Tubuh new terasa panas.

"Saya sudah terlalu sabar menghadapi bocah munafik seperti mu new, apa yang kau mau? Uang? "
"Sebutkan nominalnya, setidaknya biar kan aku merasakan tubuhnya walau hanya semalam" ucap mile sambil mengelus pipi new.

Mile mulai mengendus new, aroma tubuh new yang selalu sama setiap mile dekat dengan new, namun kali ini terasa menyengat karna jaraknya terlalu dekat.

New mencoba mendorong mile agar menjauh dari nya.
"Pak ini salah,saya hanya menganggap bapak sebagai pelanggan di bar saya dan maaf saya tidak bisa jika harus lebih dari itu" ucap new setengah sadar.

"New saya tak suka penolakan kau tau?"
"Lagi pula jika kau ingi pergi silahkan pergi,namun jika selama lima menit kau masih disini itu tanda nya kau menyerahkan diri" mile mengancam new.

New ingin berdiri,namun rasa sakit di kepalanya sungguh luar biasa,keringat mulai membasahi seluruh tubuhnya.
New mencoba bangkit berkali-kali namun tak membuahkan hasil.

"Kau ternyata memang mau menyerahkan diri" ucap mile yang kemudian sudah berada di atas tubuh new.



*
*
*
*
*
*
Hai readers makasih buat yang masih bertahan di cerita aku, bahagia selalu untuk kalian

TI AMO HINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang