bab5

238 21 3
                                    

Angga dan Adit sampai di bar, mereka selalu memesan meja yang sama.
Meraka asik meyesap gelas wine yang di berikan bartender favorit mereka yaitu bayu.

Ddrrrtt ddrrrtt
Handphone angga bergetar "BUNDA" nama kontaknya.
"Dit w kebelakang dulu bentar, bunda telfon" ucap angga.
Adit hanya mengangguk.

"Abang, jangan malem-malem pulangnya nanti cinta gimana" tanya bunda dari sebrang telfon
"Bun, angga lagi repot suruh naik taxi aja kalo gak minta anter supir ayah" annga.

"Ihh kamu mah gak kasian sama anak gadis" ucap bunda kesal
" udah dulu ya bun, angga repot nih" ucap angga sebelum mematikan telpon nya.
Matanya tertuju pada seseorang yang sedang mencuri waktu untuk menyantap mie instan cup.

Hari ini jadwal mahen begitu padat, setelah pagi mengajar les lalu siang ke kampus dan malam hari nya bekerja di bar, mehen hanya makan siang sedikit sehingga ketika bekerja tadi mehen sempat merasakan perih di perutnya.
Jadi mahen membuat mie cup instan yang dia bawa di dalam tas.

"Makan tuh duduk" ucap angga pada mahen yang tengah berdiri.
Sontak mahen terbatuk karna mendengar suara seseorang tiba-tiba.

"Loh lo yang tadi siang kan? Yang marah-marah" ucap mahen.
Angga hanya diam tak menanggapi lalu membuka kotak rokok dari sakunya.

"Emang kerja disini gada jam istirahatnya? Sampe lo harus Ngumpet-ngumpet begini?" Tanya angga lagi.
Mahen masih sibuk dengan mie nya yang masih lumayan panas.

"Gada, makanya kita harus pinter-pinter nyari celah" ucap mahen dengan mulut penuh makanan.
"Uhuk" lagi mahen tersedak.

Angga hanya tersenyum melihat orang di samping nya yang sangat repot dengan makanan dan minumannya.
Menah memukul dadanya agar cegukannya hilang.

"Pelan-pelan kali gue gak minta" ucap angga sambil membantu membukakan botol minum mahen.
"Ini gara gara lo ngajak ngomong" ucap mahen kesal.

Angga menatap mahen, angga bersumpah rasanya dirinya pernah melihat mahen jauh sebelum di bar.
"Ngapain lo ngeliatin gue? Suka lo sama gue? " ucap mahen sarkas.

"Kita pernah ketemu kan ya?" Tanya angga.
"Waaah sumpah, ganteng doang tapi pikun, tadi siang yang marah-marah sama gue siapa? Jangan-jangan lo punya kembaran?" Saut mahen.

"Engga, bukan tadi siang tapi sebelumnya"ucap angga
" eh tadi lo bilang gue apa? Ganteng?" Ledek angga.

"Udah pikun, bolot juga ternyata" ledek mahen.
"Yaudah gue mau masuk, lo gak masuk ntar cewek lo nyariin" sambung mahen.
"Cewek? Yang mana? " tanya angga
"Yang tadi siang mah bukan cewek gue" sambung angga.

Mahen hanya terdiam tak menanggapi.
"Gue angga" ucap angga sambil mematikan rokok di tangannya.
Lalu menatap mahen yang hanya terdiam tak menanggapi nya.
"Lo gak punya nama? " tanya angga

"Eh emm mahendra, mahen aja" jawab mahen sambil menggaruk telinganya.
Mereka pun akhirnya masuk bersama.
Ternyata joss sedang mencari mahen dann menemukannya di dekat pintu.

"Hen, tamu vvip dateng tubuh dia maunya lo yang anter minuman dia" ucap joss.

Ya beberapa waktu lalu ada tamu vvip yang sempat mahen layani, kemudian beberapa kali dia datang dan hanya mau di layani mahen.
Angga berlalu namun percakapan joss dan mahen masih sempat terdengar olehnya. Hanya saja angga tak mau menanggapi.

Angga kembali kemeja nya, disana Adit sudah setengah tipsy, beruntung besok week and jadi takan mengganggu jam kerja mereka.

Mata angga menyusuri setiap sudut bar, meski lampu remang-remang namun pandangannya masih cukup tajam.
Lagi-lagi matanya melihat mahen yang dengan ramah melayani setiap pelanggan dengan senyum manis nya.

Seketika angga menyadari pemilik senyum beberapa tahun lalu.
" boneka kelinci" bisik angga
"Akhirnya ketemu" gumam nya lagi.

Angga yakin sekali, senyum yang mampu menguatkan angga di kala dia terpurul beberapa waktu lalu, bocah bertubih kecil dengan baju lusuh dan luka di seluruh tubuhmya. Yang memberinya semangat melalui boneka milknya.

Sejak pertemuan angga pertama kali di makam angga sudah jatuh cinta dengan anak tersebut, meskipun orang bilang ini hanya cinta monyet, angga memang sengaja memilih tinggal di Indonesia dari pada di luar negri karna sengaja ingin mencari pemilik bonekanya.

Tidak angga sangka ternyata angga dapat menemukannya.
"Gak akan gue lepas lagi" bisiknya kembali.
Angga hanya tersenyum menatap setiap gerak mahen.
Sesekali angga terlihat kesal kala mahen begitu ramah pada orang lain sedangkan beberapa kali angga bertemu dengannya dia terlihat begitu kesal.

*
**
Angga mengantar Adit sampai depan bar dan meminta taxi untuk mengantarkan Adit pulang.
Angga sengaja tak pulang karna ingin menunggu mahen.

Mahen pulang kerja seperti biasa, namun tak sempat mengganti baju kerjanya karna baju yang dia pakai kotor akibat es tadi siang.

"Lo tuh ngapain aja sih? Kemarin baju lo basah sekarang kotor" bayu mengomel sambil memberikan seragam baru agar di pakai mahen untuk mengganti bajunya yang kotor.

Mahen hanya tertawa mendengar ocehan bayu, sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Meskipun mereka terbilang baru kenal namun mereka sudah terlihat akrab, bayu yang tipikal orang nya mudah bergaul sedangkan mahen cenderung introvert tapi tak pilih-pilih dan rewel kepada orang lain.

Mereka juga cocok karna sama-sama anak yatim piatu jadii sesekali sering berbincang meluapkan kerinduannya kepada orang tua mereka.

Halo sayang aku selamat membaca

TI AMO HINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang