bab 6

233 21 8
                                    

Seperti biasa mahen lebih senang pulang menggunakan angkutan umum sampai pertengahan jalan lalu melanjutkan nya dengan berjalan kaki karna ke arah rumahnya tidak bisa di akses dengan angkutan umum kecuali kendaraan pribadi.

Sesekali mahen terlihat menghindari kendaraan yang berlaku begitu kencang, bahkan mahen sampai menutup telinganya dan matanya sambil mencengkram ujung baju nya

Tanpa mahen sadari ternyata angga mengikutinya dari belakang, kemudian berdiri di sebuah bangunan tua yang mungkin sudah seharusnya butuh sedikit renovasi.

Mata angga menatap bangunan di depannya, langkahnya terhenti, terdengar suara orang berbincang dari dalam.

"Mana duit? " ucap Rio ketika mahen baru saja sampai rumah, bahkan sepatunya belum sempat dia buka.
"Kan kemarin udah om, makan aja nih ada" ucap mahen.

"Pelit banget sih lo, lo gak inget kalo bukan karna gue udah jadi gelandangan lo di luar" ucap Rio dengan sedikit membentak.
Mahen tentu saja ingat namun selama ini dia juga tidak berhutang budi apapun mengingat semua biaya hidupnya hasil dari tabungan orang tuanya yang di sembunyikan dan juga belas kasih orang lain.

"Bukan pelit om, aku kan harus hemat buat biaya hidup kita kedepan" balas mahen.
" ngelonte aja biar duit lo makin banyak, kerja begitu doang mah gakan cukup, lagi gue liat-liat lo juga lumayan cakep pasti banyak yang mau " ucap Rio.
Sungguh hati mahen sakit sekali, tega-teganya keluarga satu-satunya berbicara seperti ini.

Mahen tak menanggapi lalu melangkah meninggalkan Rio, namun tangan nya terhenti kala rio menahan nya kemudian mendorong nya hingga menabrak pinggir meja.

Angga yang sedari tadi mengepalkan tangannya akibat rasa kesal mendengar ucapan Rio pada mahen segera mendekat.
Namun langkahnya terhenti kala suara mahen masih terdengar.

"Aku salah apa sih om? Kenapa om benci banget sama aku? " ucap mahen dengan suara sedikit berteriak dan bergetat.

Sudah lama ingin mahen tanyakan hal ini. Kenapa pamannya begitu membenci dirinya.
"Salah lo? Lo mau tau? " tanya rio
"Lo gak punya salah apa-apa tapi orang tua lo ibu lo perempuan bodoh itu yang salah" teriak rio.

"Kalo aja dia lebih milih gue mungkin sampe saat ini dia masih hidup, tapi bodohnya dia lebih milih abang gue yaitu bapak lo yang jelas-jelas penyakitan"
" di tambah lagi semua harta nya malah di gunain buat ngobatin bapak lo yang udah pasti gak bakal sembuh" ucap rio kesal.

Lalu apa hubungannya dengan mahen? Ya tak ada, mahen hanya sebagai bahan pelampiasan rio atas kekalahan dan kekesalan nya terhadap orang tua mahen.




*
*
**
Dulu ibu,bapak dan rio adalah teman semasa di kampus, siapa sangka ternyata adik kakak ini memiliki perasaan yang sama terhadap ibu, ibu adalah wanita yang cantik juga pintar sehingga banyak orang yang nyaman dan tertarik pada ibu.

Namun dari sekian banyak orang yang mendekati ibu, bapak lah yang berhasil mengambil hati ibu.
Ibu sebenarnya dari keluarga cukup berada sehingga waktu ibu pergi masih sempat meninggalkan beberapa tabungan untuk biaya hidup mahen, dan itu hanya mahen yang tau.

Ibu dan bapak menikah setelah lulus kuliah, rio begitu kesal karna berkali-kali menyatakan cinta pada ibu namun ibu tolak.
Kenyataan bahwa akhirnya ibu dan bapak menikah mampu membuat rio hancur dan sakit hati, rio mulai suka berjudi dan mabuk-mabukan bahkan beberapa kali masuk penjara akibat berkelahi.

Setelah ibu mengandung mahen, ibu dan bapak baru tau jika bapqk mengidap kancer di bagian otak nya. Ibu berusaha payah mencoba mengobati ayah hingga keluar negri, ketika mahen berusia 5 tahun ayah pergi untuk selama-lamanya.
Ibu begitu mencintai ayah, sehingga kepergian ayah begitu menyisakan luka yang amat dalam di hati ibu.

Ibu depresi, hatinya hancur, hidup nya hancur kekayaan nya habis untuk biaya pengobatan dirinya dan ayah dulu.
Ini sempat bekerja setelah kepergian ayah, namun kemalangan mahen tak berhenti disana, suatu hari ketika ibu dan mahen baru pulang dari tempat ibu bekerja sebuah mobil menghantam tubuh mungil ibu.

Jangan tanya bagai mana keadaan mahen satu itu, hancur dan trauma berkepanjangan sehingga mahen sampai saat ini paling takut jika melihat kendaraan mengebut.

Setelah kepergian ibu mahen tinggal bersama rio kerabat satu-satunya.
Kebiasaan rio yang suka mabuk dan berjudi berkelanjutan, jika kalah maka dia akan melampiaskan nya kepada mahen.

Tak heran jika tubuh mahen kecil sering terlihat memar, mahen yang mengetahui tabungan ibunya yang di simpan di dalam kaleng susu di bawah tempat tidur ibu pun menyimpannya dengan hati-hati.

Tabungan nya mahen gunakan untuk keperluan sekolah, meskipun mahen mendapatkan beasiswa namun kebutuhan yang lainnya tetap harus mahen beli.

Untuk makan sehari-hari mahen biasa membantu para tetangga jika butuh bantuan dari tenaga kecil mahen.
Beruntung mahen adalah anak yang ringan tangan.

*
**
Mahen terbangun dengan kepala berdarah akibat benturan meja, kepala nya terasa sakit, mahen melihat rio berjalan keluar namun samar-samar mahen mendengar seseorang memanggil namanya sebelum akhirnya dia terjatuh kembali tak sadarkan diri.

*
*
*
*
*
*
Hallo readers kesayangan aku, selamat menikmati😊😊

TI AMO HINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang