chapter 11 - apakah ketahuan?

83 47 84
                                    

Penampilan Yang Mulia Kaisar Hamon saat ini sangat berantakan tetapi dia tetap berusaha bersikap biasa saja dan terus menghibur Lady Diana.

Padahal saat ini, racun itu pasti sudah menyebar ke seluruh bagian tubuhnya. Tidak ada yang bisa Lady Diana lakukan selain mengelap keringat dingin dan menekan pendarahan Yang Mulia Kaisar Hamon.

"Saya akan baik-baik saja setelah tidur. Jangan khawatir."

Bahkan perkataannya tidak mempan bagi Lady Diana yang sudah putus asa menyalahi dirinya sendiri. Andai saja dia tak sok-sokan pergi ke bagian dalam Hutan Peri, hal ini tidak akan terjadi.

Jika saja dia mau mendengarkan dulu penjelasan Yang Mulia Kaisar Hamon, mungkin akhirnya bukan seperti ini. Tetapi, yang bisa dia lakukan sekarang adalah hanya menekan bagian yang terkena anah panah agar tidak semakin banyak mengeluarkan darah.

"Lady Diana, saya akan baik-baik saja."

"Diamlah. Simpan tenaga Anda."

"Maka dari itu, jangan menangis."

Dia bahkan tidak sadar telah meneteskan air mata sampai membasahi bagian paha Yang Mulia Kaisar Hamon. Lady itu pun bingung dengan dirinya sendiri.

Air mata itu tidak mau berhenti sekeras apapun dia mencoba. Ujung jemari Yang Mulia Kaisar pada akhirnya menghapus jejak air mata Lady Diana sembari mengatakan kalimat yang mungkin sedikit menghibur hatinya yang menyesal,

"Saya tidak akan mati dengan mudah seperti ini. Jadi, saya mohon berhentilah menangis."

Lady Diana tidak menjawab melainkan hanya mengangguk. Tetapi, itu saja sudah cukup untuk membuat Yang Mulia Kaisar Hamon merasa jauh lebih baik meskipun pada kenyataannya hanya perasaannya saja yang berubah. Tangannya kemudian menarik pinggang Lady Diana agar merapat padanya kemudian menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu.

"Sebentar saja. Saya sangat mengantuk."

Tidak lama terdengar suara napas yang teratur. Lady Diana lantas berbalik dan merapikan anak rambut yang menutupi mata Yang Mulia Hamon. Untuk sejenak mereka larut dalam ketenangan dan saling berbagi kehangatan di tengah hujan deras di luar goa.

Seandainya, Yang Mulia Kaisar Hamon adalah keturunan asli Adenium, luka ini pasti akan menutup dengan sendirinya. Tetapi, Lady Diana tahu bahwa Yang Mulia Kaisar Hamon adalah ajudan dari mendiang Yang Mulia Kaisar Terdahulu. Maka dari itu, hal inilah yang membuat dia menjadi semakin menyesal karena Lady Diana tahu luka tersebut tidak akan menutup sendiri.

Yang Mulia Kaisar Hamon mungkin bisa mengelabui orang lain karena tidak terdapat ingatan tentang mendiang Kaisar sebelumnya. Namun, beberapa orang seperti Duke of Astello dan Count of Philip tidak dapat dibohongi karen mereka berdua ada di sana pada saat kejadian hilangnya tubuh mendiang Kaisar Terdahulu.

Jadi, kemungkinan anak panah ini berasal dari musuh di dalam selimut.

***

Membicarakan masa lalu sama seperti membicarakan apa yang baru saja terjadi kepadanya. Lady Diana ingin memberitahu apa yang dia ketahui tentang fenomena kemarin, bahwa itu adalah sebuah plot yang tanpa sengaja hadir. Tetapi itu tidak mungkin sebab orang yang mengirimnya ke zaman ini melarang untuk membuka mulut. Oleh karenanya, dia tidak punya pilihan selain menjaga rahasia tetap menjadi rahasia.

Sementara itu, membicarakan masa depan sama seperti membicarakan apa yang jelas sudah terjadi di dimensi sana. Hanya saja, di dunia manusia masih dalam proses sehingga kemungkinan dapat dicegah lebih besar. Tetapi, kembali lagi kepada seberapa cepat penanganan masalah yang sudah mulai berakar itu. Jelas dia tidak mungkin berkobar bahwa dunia tidak lama lagi akan kiamat karena serangan monster.

Lady Diana hanya ingin tugasnya di dunia manusia selesai lebih cepat dan dapat kembali dengan aman karena dia rindu tempat di mana dia tinggal. Kalau bukan karena kedua Ayah dan Anak itu yang memberikan Lady Diana tugas penyelamatan dunia yang tidak bisa dibilang mudah, ketika hanya ada pengetahuan tanpa barang bukti, mungkin dia sedang bersantai-santai sekarang tanpa beban sama sekali.

Semua karena keserahakan manusia. Tetapi, yang lebih penting sekarang adalah bagaimana dia bisa menghentikan serangan pada monster yang akan terjadi dalam waktu dekat? Tanpa disadari, dia refleks melihat ke arah Yang Mulia Hamon ketika dia sedang pulas. Pria di sampingnya ini akan menjadi pahwalan tetapi bagaimana dia akan memberi tahunya?

"Em."

Yang Mulia Kaisar Hamon bergerak sedikit kemudian melanjutkan tidur. Refleks Lady Diana memposisikan kembali dirinya dan kepala pria itu sehingga dia bisa merasa lebih nyaman. Sementara itu, Juno juga ikut tertidur di depan mereka sembari menghalau angin malam yang masuk ke dalam goa.

Tangannya kembali terulur untuk merapikan rambut Yang Mulia Kaisar Hamon. Kalau dilihat lebih teliti lagi, Yang Mulia Kaisar Hamon juga tampan dengan wajah polos yang sedang tertidur.

Lady Diana kemudian melihat ke atas langit-langit goa, berpikir kenapa pria yang tidur di pundaknya saat ini malah menyukai Lady sepertinya? Tetapi, dia akan terus berpura-pura tidak tahu karena bagaimanapun setelah misi selesai toh dia akan kembali ke dunia asalnya. Ini hanya persoalan waktu sampai saat itu tiba.

Tanpa sadar, Lady Diana juga kini mulai mengantuk. Kedua matanya terasa berat setelah otaknya berpikir keras. Pada akhirnya, mereka berdua tertidur bersama dengan masing-masing saling menyanderkan kepala seolah seperti pasangan yang tidak dapat dipisahkan.

***

Yang Mulia Hamon terbangun lebih dulu akibat kepalanya yang berat. Menyadari apa yang telah terjadi, kedua sudut bibirnya lantas tertarik ke atas.

Dengan gerakan pelan, dia memposisikan kepala Lady Diana sebelum bangun. Luka yang ada di bahu kanan sudah mulai sedikit mendingan dibanding di awal. Mungkin karena tato Adenium yang telah membantu menetralisir sedikit racun yang berasal dari anak panah tadi, keadaannya sekarang jauh lebih baik.

Hal itu juga dibuktikan oleh keberadaan Juno yang masih berada di sisi mereka. Sebab, kalau memang kondisinya jauh lebih buruk maka Juno akan kembali menghilang dengan sendirinya.

Setelah mengubah jubahnya menjadi selimut di tubuh Lady Diana, dia kemudian beranjak membuat api dari mana. Di luar goa masih hujan sedangkan udara di dalam goa sudah mulai terasa lembab dan dingin entah sejak kapan.

Mungkin itulah salah satu alasan dia terbangun dari tidur. Sembari memperhatikan wajah Lady Diana di balik api, dia mulai memperbesar apinya agar Lady itu merasa jauh lebih hangat.

"Em."

"Anda sudah bangun?"

Lady Diana langsung membuka mata dan menegakkan tubuh. Entah sejak kapan dia tertidur pulas. Dilihatnya Yang Mulia Kaisar Hamon ternyata telah membuat api unggun yang cukup besar dengan kondisinya yang sekarang. Kekhawatiran lantas tidak lepas dari perhatian Lady Diana.

"Bagaimana luka Anda?"'

"Jauh lebih mendingan. Semua berkat Anda, My Lady. Terima kasih."

Lady itu tidak terima dan melipat kedua tangan di depan dada sembari menjawab, "Saya minta maaf karena gara-gara saya Anda jadi terluka jadi tidak usah menyindir."

"Saya sedang tidak ingin menyindir Anda, My Lady."

"Benarkah?"

"Terserah mau percaya atau tidak." Pria itu tidak mau ambil pusing dan lebih memilih menyenderkan punggungnya di dinding goa. "Anda tahu? Saya selalu merasa Anda tahu sesuatu di luar perkiraan saya."

Dahinya berkerut dan dia sedikit merasa was-was. "Contohnya seperti?"

"Anda tahu siapa saya sebenarnya," jawab Yang Mulia Kaisar Hamon setelah diam beberapa saat. "Selain memperhatikan Anda cukup lama, saya juga tahu menganalisis seseorang. Jadi, sebaiknya Anda menceritakan kepada saya semuanya karena pada dasarnya saya akan tahu semuanya cepat atau lambat."

Saat ini, Lady Diana merasa nyawanya terancam. Jika dia jujur, maka entah apa yang akan terjadi kepadanya. Juga, bagaimana dia menjelaskan bahwa orang yang mengirimnya ke zaman ini melarang fakta tersebut bocor? Lady Diana menjadi bingung sementara Yang Mulia Kaisar Hamon saat ini terlihat menyeramkan sekarang.[]

99 Cara Membujuk PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang