"Jangan tatap matanya jika tak ingin seperti Yang Mulia Duke! Dia itu seorang penyihir hitam!"
Kalimat tersebut menggema tiap kali kereta kediaman Astello melewati jalanan menuju Orchad Road di mana toko alat tulis Lady of Bouvier berdiri. Hari ini pun, kata-kata berbisik yang cukup keras tersebut dapat ditangkap oleh Lady Diana.
Dia juga menjadi tidak enak sebab gara-gara dia, hanya sedikit sekali pengunjung yang datang berbelanja di toko alat tulis yang bisanya ramai.
Anak-anak juga dilarang oleh orang tua mereka untuk berkunjung ke toko alat tulis jika Lady Diana sedang menjaga. Akibatnya, anak-anak yang hanya bisa menuruti perintah orang tua mereka tak punya pilihan selain mengikuti keinginan orang tua mereka sebab ditakut-takuti. Padahal, Lady Diana tak akan memakan manusia ataupun anak-anak namun rumornya makin lama makin aneh.
Dia tak tahu sejak kapan tepatnya rumor tersebut menyebar ke seluruh ibukota dan sampai mengganggu kegiatan luar Lady Diana.
Yang Mulia Kaisar Hamon pun yang punya mata dan telinga di mana-mana juga telah mendengar rumor palsu tersebut dari mulut ke mulut. Apalagi rumor tersebut telah menyebar sampai ke telinga bangsawan. Mereka mengatakan bahwa rambut hitam milik Lady Diana yang sangat jarang ditemui membuktikan dia sebagai seorang penyihir dengan sihir terlarang.
Lady of Bouvier sudah gemas sendiri dengan sikap Lady Diana yang cenderung abai dalam menyikapi rumor palsu itu. Meski dia sudah pura-pura menulikan telinga, amarahnya tetap tak tertahankan ketika mendengarnya.
Tetapi, sahabatnya itu bisa baik-baik saja dan beraktivitas dengan biasa padahal dia dan Yang Mulia Kaisar Hamon telah melakukan upaya untuk memberhentikan gosip yang terus menyebar sampai ke semua kalangan. Namun, lagi-lagi Lady Diana tetap berdiam diri seolah tidak ada yang terjadi.
Sampai suatu ketika Lady of Bouvier sudah tidak tahan lagi dan menarik pergelangan Lady Diana agar mengikutinya. Toko alat tulis sementara tutup agar mereka dapat berbicara dengan lebih tenang. Dia mengambil napas kemudian bertanya,
"Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini, Diana?" Lady itu mendengus. "Mereka menjelek-jelekkanmu di luar sana dan kau hanya diam saja?"
"Tidak."
Dia menghela napas. "Lantas apa namanya yang kau lakukan sekarang, hah?"
"Aku akan menunggu hingga Kakak pulang." Ada jeda sebelum melanjutkan, "Dan maaf sebaiknya aku tidak menjaga toko dulu."
Hal yang dikhawatirkan Lady Diana terjadi lagi. Rumor semakin menyeruak dan Yang Mulia Kaisar sudah ingin menghukum siapa pun yang berbicara buruk tentang Lady Diana. Lady itu berusaha mati-matian untuk mencegah Si Penyuka Perang untuk berhenti dari kegilaannya. Pasalnya, setiap kali pria itu datang ke kediaman Astello, dia selalu bersiap untuk berperang.
"Padahal pelakunya sudah jelas mengapa Anda hanya membiarkannya begitu saja, Lady Diana?" Yang Mulia Kaisar Hamon bertanya setengah marah. "Saya siap dicap sebagai Kaisar yang buruk jika itu untuk kebenaran bagi Anda."
Lady Diana menggeleng, pelan. Tak menyukai rencana Yang Mulia Kaisar Hamon sama sekali. Lady itu bukannya tak tahu jika Count of Philip berada di belakang semua ini.
Tetapi, dia ingin pembelajaran yang lebih menyiksa dan lama dibanding pembelajaran yang menyiksa dan cepat. Dia ingin pria tua itu merasakan apa yang sedang dia perbuat secara perlahan; sedikit demi sedikit. Sekarang hanya tinggal bersabar sebentar lagi dan apa yang dia inginkan akan dia dapatkan.
"Dibanding itu, apa Anda sudah mendapatkan apa yang saya minta?"
Yang Mulia Kaisar Hamon diam dan mengeluarkan beberapa kertas dari balik saku jas. "Ini dia bukti-bukti kejahatan Count of Philip," katanya seraya menyerahkan kertas itu kepada Lady Diana.
"Terima kasih, Yang Mulia."
Sementara pria itu mendengus kesal. "Anda melupakan kata terpenting pada perjanjian kita."
"Ah."
Seketika ingatan Lady Diana terputar di mana ketika dia meminta tolong kepada Yang Mulia Kaisar untuk mencari siapa dalang dibalik rumor palsu mengenai dirinya dengan syarat bahwa Lady itu harus memanggilnya dengan tambahan embel-embel kata "sayang" setelah informasi didapatkan.
Dan di sinilah mereka berujung kepada perjanjian yang disesali oleh Lady Diana sebab lidahnya mendadak kelu dan bulu kuduknya berdiri ketika ingin mengucapkan kata tersebut.
Mulutnya terbuka kemudian terkatup lagi. Mendadak gugup seakan sedang ingin ujian privat. Sementara pria di depannya telah menunggu dengan tidak sabar tanpa melupakan senyum merekah yang ada di bibir.
"Ayo cepat," desaknya.
"Terima kasih, Sayang."
Akhirnya, kata tersebut berhasil menyelip ke dalam kalimat ucapan terima kasih yang hampir membuat Lady Diana menggigit bibir bagian bawah.
Sementara yang dipanggil sayang untuk pertama kali senangnya bukan main tanpa bisa dijelaskan dengan sebuah kalimat sederhana. Senyumnya merekah semekar bunga mawar sepanjang dia memasuki kereta kuda meninggalkan kediaman Astello menuju istana kekaisaran.
***
Pada akhirnya, Duke of Astello mengetahui apa yang menimpa adiknya ketika dia pulang ke ibukota. Penyebabnya adalah karena seseorang mendadak menyamparinya dan memberitahukan bahwa dia telah dicuci otak. Niat hati ingin tampil sebagai pahlawan di depan Duke of Astello, tetapi naas pria tersebut malah menjadi terluka akibat sabetan pedang Duke of Astello yang merasa tersinggung karena telah mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya dia katakan tentang sang adik.
"Hari ini, kau beruntung. Tetapi, lain kali jika salah satu dari kalian semua mengatakan yang tidak-tidak tentang adik perempuanku satu-satunya maka aku akan menghukum mati kalian. Tanpa terkecuali."
Tiba di kediaman Astello, Duke of Astello melihat sang adik yang ikut memberi salam. Dia segera turun dari kuda putihnya dan menghampiri sang adik dengan senyuman yang paling manis yang dia miliki.
"Kau tumbuh dengan baik. Bagaimana kabarmu?"
"Baik!" serunya, gembira. "Aku senang Kakak akhirnya pulang."
Mereka akhirnya memasuki mansion dengan kedua kakak-beradik yang terlihat sangat akur tersebut di mata sang Butler. Menuju ke ruang makan, Lady Diana telah berpesan kepada kepala koki untuk menyiapkan makanan kesukaan sang Kakak.
Dalam keterdiaman yang hanya diisi oleh obrolan ringan sesekali dengan dentingan garpu dan pisau makan yang saling beradu hingga berujung pada pembahasan yang Lady Diana sudah tunggu-tunggu.
"Jadi, sejak kapan rumor konyol itu menyebar?"
"Sudah lama."
"Dan kau hanya diam saja?"
"Tidak." Lady Diana membela diri. "Aku menunggu Kakak terlebih dulu untuk pulang. Selain itu—"
Dia menoleh kepada Anne yang langsung dimengerti untuk segera mengeluarkan beberapa kertas pemberian Yang Mulia Kaisar Hamon dan menyerahkannya kepada Lady Diana yang selanjutnya diberikan kepada Duke of Astello.
Pria tersebut kemudian membaca satu demi satu apa yang tertulis di laporan tersebut sebelum berkata, "Adikku memang yang terbaik." Tangannya terulur kemudian mengacak pucuk rambut kepala Lady Diana yang dihadiahi tatapan tajam oleh sang empunya.
"Tenang saja. Aku akan membereskannya untukmu."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
99 Cara Membujuk Permaisuri
FantasyThe Best Gift From Me to You: Book #2 Kaisar Adenium dari generasi ke generasi dikenal sebagai sebuah legenda peperangan. Terutama, sejak kepemimpinan mendiang Kaisar Sebelumnya-Altair de Adenium-yang memiliki julukan iblis berdarah dingin. Akan tet...