"Dasar gila!"
Yang Mulia Kaisar Hamon hanya terbahak. Meski sakit, tenaganya untuk tertawa dan membuat lelucon masih ada sama seperti sebelumnya. Terkadang dia sesekali memegang pundak kanan saat tertawa. Sesekali terdengar ringisan bahwa dia sedang menahan sakit.
"Makanya, kalau lagi sakit itu jangan bercanda," omel Lady Diana.
Tetapi yang diomeli malah menjawab santai, "Saya sedang tidak bercanda, My Lady."
Mereka akhirnya duduk diam-diaman sembari menatap langit malam yang bertaburan bintang-bintang. Suara hewan malam seperti jangkrik, kelelawar, maupun katak beriringan memberikan suara terbaik mereka seakan sedang ada pertunjukan paduan suara. Demikian juga dengan para monster yang sesekali terdengar raungan dan desisan meski dari jarak yang sangat jauh.
Tidak tahan dengan keheningan yang terjadi, Yang Mulia Kaisar Hamon akhirnya bertanya hal random tentang mengapa kelelawar beraktifitas pada malam hari; mengapa matahari disebut bintang; dan masih banyak hal lainnya yang tentu saja dijawab asal oleh Lady Diana.
Bukan tanpa alasan dia menjawab sekenanya sebab dia tidak mengerti hal-hal yang berkaitan tentang astronomi karena dia tidak tertarik dengan hal tersebut. Dia memang menyukai segala hal yang berhubungan dengan terbang tetapi bukan berarti dia tahu segalanya.
Dia hanya menyenanginya saja. Menurutnya rebahan sambil ngemil adalah kenikmatan hidup. Tetapi, jelas dia tak bisa sesantai itu sebab misi yang harus membuatnya bekerja keras: Mencari pasangan sehati untuk disatukan.
"Anda benar-benar tidak tertarik kepada saya, My Lady?"
Mendadak pertanyaan Yang Mulia Hamon menyasar tepat di hati dan pikiran. Dia segera menoleh dan menggeleng cepat. "Saya tertarik kepada Yang Mulia hanya sebagai teman. Tidak lebih." Lady Diana menjawab jujur sebab di otaknya saat ini sedang tidak ada pikiran untuk dicintai maupun mencintai. Merasakan kehangatan keluarga yang sudah sangat lama dia rindukan sudah lebih dari cukup baginya.
"Anda sungguh jahat, My Lady."
"Saya hanya mengatakannya berdasarkan fakta."
"Tetapi, apa alasannya?"
"Itu karena saya tidak tahu. Tetapi, apakah butuh sebuah alasan?"
Yang Mulia Kaisar Hamon lantas terdiam. Dia juga tidak mempunyai alasan khusus untuk menyukai Lady Diana. Dia hanya jatuh cinta atas penolakan yang dia berikan di saat semua orang menginginkan jabatan permaisuri.
Bukankah dengan menjabat sebagai permaisuri kekuasaan dapat dengan mudah dia dapatkan? Tetapi, tentu saja dia tahu bahwa tidak semua orang ingin kekuasaan. Seperti Lady yang telah merebut hatinya ini.
Sehingga dia memilih untuk menggantung jawaban atas pertanyaan Lady Diana dan mengubah topik. Setidaknya, dengan itu mungkin Lady Diana akan melupakan hal yang dia sendiri pun tak terlalu yakin atas jawabannya.
Apakah dia sungguh mencintai Lady itu tanpa alasan atau seharusnya mempunyai alasan? Atau justru tidak keduanya melainkan hanya sebatas rasa mengagumi? Sebab dia sendiri pun tidak pernah merasakan perasaan seperti ini.
Yang Mulia Kaisar Hamon lantas berdeham. "Jadi, bagaimana cara Anda mendapatkan dua hati yang saling mencintai?"
"Itulah yang sedang saya usahakan, Yang Mulia."
"Akan lebih mudah jika Anda mau menerima saya, My Lady."
"Yang Mulia—"
"Saya tahu, Lady. Itu tidak akan mudah tetapi biarkan saya sedikit berharap." Ada jeda beberapa saat sebelum dia melanjutkan lagi, "Tidurlah. Saya sudah tidur tadi jadi saya yang akan berjaga."
Lady Diana ingin menolak tetapi dia juga tak tahan dengan kecanggungan yang tanpa sengaja tercipta. Ingin menemani Yang Mulia Kaisar Hamon begadang juga pasti akan canggung jadi dia sengaja mengalah dan membaringkan diri membelakangi Yang Mulia Kaisar Hamon. Sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya dia ingin mereka tidur berdua saja karena pelindung yang terpasang akan menjaga mereka dari serangan monster jika seandainya itu terjadi.
Tetapi, menyadari bahwa bisa saja hal buruk terjadi karena mereka sedang berada di Hutan Terlarang, pada akhirnya Lady Diana membiarkan dirinya terlarut dalam tidur sementara Yang Mulia Kaisar Hamon berjaga sembari menyandarkan punggung pada pohon. Sesekali dia melirik ke arah Lady Diana yang masih berusaha memejamkan mata.
"Selamat malam," ketusnya.
Yang Mulia Kaisar Hamon hanya membalas dengan kekehan kecil. Larut makin menelan malam. Hanya angin yang berhembus dan hewan nokturnal yang menemani Yang Mulia Kaisar Hamon.
Dari balik awan yang gelap mendadak terlintas sebuah meteor yang membuatnya membekas di awan. Melihat hal tersebut, Yang Mulia Kaisar Hamon segera membuat permohonan yang sayang hanya dirinyalah yang tahu tetapi bisa ditebak bahwa salah satunya mengandung tentang harapan Lady Diana.
***
Matahari di ufuk Timur perlahan menampilkan cahayanya sedikit demi sedikit. Perlahan, Yang Mulia KaisarHamon membuka mata dan menoleh ke arah Lady Diana yang masih nyenyak.
Dia ternyata terlelap setelah melihat meteor dan mengucapkan permohonan. Segera dia melakukan sihir pemanggilan untuk memanggil Juno dan hebatnya dia berhasil meskipun pada awalnya dia ragu.
Pria itu kemudian membiarkan Juno berkeliling sembari membangunkan Lady Diana yang masih berada di alam mimpi. Segera setelah sayap Juno dan suaranya yang mendengkur di telinga Lady Diana menggelitiknya, Lady itu perlahan membuka mata dan tersenyum melihat pemandangan Juno di depan mata.
"Anda sudah bangun, Putri Tidur?"
***
Juno terbang dengan kecepatan sedang. Terkadang di udara terdapat beberapa monster terbang yang sempat mengganggu mereka dan berakhir Yang Mulia Kaisar Hamon dan Lady Diana yang harus bertarung di udara.
Hal tersebut sedikit memperlambat laju mereka untuk sampai ke ibukota. Monster-monster yang menyerang pada dasarnya berbentuk seperti burung yang mempunyai dua kepak sayap meski dengan bentuk tubuh yang tidak jelas.
Ada yang seperti bola bermata satu; ada yang seperti burung; serta ada juga yang berkepala tiga dengan satu tubuh. Semuanya berwarna gelap atau kehitaman yang menandakan bahwa mereka berasal dari satu tempat. Mata merah mereka membuat Yang Mulia Kaisar Hamon bertanya kepada Lady Diana.
"Apa ini yang Anda maksud dari akhir dunia, My Lady?"
"Ya, Yang Mulia."
Hingga melewati Hutan Terlarang, peperangan baru akan berhenti dan mereka berdua nampak ngos-ngosan. Memutuskan untuk beristirahat sejenak di Hutan Peri, Juno terbang merendah untuk mendarat di bagian terdalam Hutan Peri agar tidak ketahuan oleh para wisatawan yang sedang kemari. Sebab bisa rumit jika nantinya tersebar rumor dan hal lainnya jika seseorang melihat mereka seperti ini.
Sialnya, di lain tempat di waktu yang bersamaan berita tentang Lady Diana yang menghilang sehari setelah pamit untuk piknik akhirnya sampai ke telinga Duke of Astello. Tanpa pikir panjang dia segera membasmi buta para monster sebelum kembali ke ibukota.
Dalam hati, dia ingin mengutuk sahabatnya itu karena telah berhasil membawa kabur adik kesayangannya yang bahkan baru dia temui di umur 18 tahun. Bisa dikatakan, mungkin hari ini adalah hari terakhir Yang Mulia Kaisar Hamon dapat bertemu dengan Lady Diana segera setelah Duke of Astello kembali.
Juno baru saja ingin mendarat ketika Yang Mulia Kaisar Hamon melihat Duke of Astello masih dengan pakaiannya yang berdarah-darah menatap tajam ke arahnya sembari bertolak pinggang. Yang bisa dia lakukan hanyalah tersenyum kaku dan menurunkan Lady Diana dengan sangat hati-hati. Di dalam hati dia sudah menyiapkan diri bila nantinya si gila itu akan menghabisinya di kediaman Astello.
"Saya bisa menjelaskan segalanya, Duke of Astello."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
99 Cara Membujuk Permaisuri
FantasyThe Best Gift From Me to You: Book #2 Kaisar Adenium dari generasi ke generasi dikenal sebagai sebuah legenda peperangan. Terutama, sejak kepemimpinan mendiang Kaisar Sebelumnya-Altair de Adenium-yang memiliki julukan iblis berdarah dingin. Akan tet...