chapter 22 - lily of the valley

29 7 4
                                    

"Ini benar punya aku, Kak?"

Lady Diana kembali menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali. Dia hanya ingin memastikan bahwa telinganya tidak salah menangkap perkataan sang Kakak yang mengatakan bahwa uang ganti rugi sebanyak seribu koin emas adalah miliknya. Tetapi, untuk yang kesekian kali sang Kakak membenarkan perkataan tersebut.

"Iya."

"Ini sangat banyak."

"Benar, justru itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan kekayaan keluarga kita. Tetapi, ini semua adalah milikmu karena yang dituduh adalah dirimu. Jadi, semuanya adalah milikmu, Diana. Terimalah."

Sekali lagi Lady Diana menatap segopok koin emas di dalam dua buah peti yang masing-masing berisi lima ratus koin emas. Dia sungguh baru kali ini melihat uang sebanyak itu dan hanya dalam waktu kurang dari sehari dia mendapatkannya begitu saja. Ini semua hasil dari kesabarannya untuk tidak terlalu mempermasalahkan rumor tersebut yang mau tidak mau membuat dia menarik ujung bibir ke atas. Buah dari kesabarannya ternyata membuahkan hasil yang berlipat ganda.

"Terima kasih, Kak!"

Ketika semua rumor telah berhasil diselesaikan, ini saatnya untuk dia beraksi mencari sepasang jiwa yang saling mencintai. Beberapa hari lalu, dia telah meminta kepada guild informasi untuk mencari seorang Lady yang kira-kira mencintai Yang Mulia Kaisar. Tetapi justru yang dia dapatkan adalah sebuah buku yang berisi banyak Lady bangsawan yang menyukai Baginda Kaisar. Hal ini membuat dia semakin pusing.

Lady Diana sama sekali tidak membutuhkan seseorang yang hanya menyukai Yang Mulia Kaisar tetapi sungguh mencintai pria itu. Sama sekali bukan tugas yang mudah mengingat julukan kaisar Adenium adalah Sang Penggila Perang. Namun, di mata Lady Diana, pria itu sama sekali bukanlah seseorang yang segila itu terhadap perang. Ini semua berkat rumor yang terlalu dilebih-lebihkan seperti apa yang dia alami beberapa waktu lalu.

Bingung dengan apa yang otak kecilnya pikirkan sekarang, Lady Diana kembali memandangi bunga Lily of the Valley pemberian rutin Yang Mulia Kaisar setiap hari yang berarti kemurnian, ketulusan, dan cinta. Sekali melihat bunga itu, sudah dipastikan bahwa Baginda Kaisar sangat mencintai Lady Diana. Namun, sayang belum ada tanda-tanda bahwa Lady itu juga merasakan hal yang sama seperti yang Baginda Kaisar rasakan.

"Tidak, saya akan membuat Anda menyukai saya, My Lady."

Lady Diana kembali mengingat perkataan Yang Mulia Kaisar Hamon. Apakah sungguh pria itu menyukai dirinya atau hanya karena sekedar untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran?

Entahlah.

Jika dipikirkan lagi, yang paling cocok saat ini untuk menjadi jiwa Baginda Kaisar adalah Lady Diana karena dialah yang memberitahu juga mengetahui segala rahasia di masa depan. Sehingga jelas bahwa Lady Diana adalah satu-satunya pilihan yang tepat untuk saat ini mengingat keterbatasan waktu yang tersedia.

Tahun depan adalah tahun terakhir bagi para monster untuk bermutasi menjadi lebih kuat dari tahun ini setelah pembasmian terakhir berakhir. Jadi, dapat dikatakan bahwa tahun ini adalah tahun di mana pembasmian monster hanya dapat dilakukan sebelum kehancuran dunia yang tinggal menghitung bulan.

Apakah waktunya akan cukup sebelum tahun depan awal musim gugur?

Lady Diana membenamkan diri dalam kedua tangan yang terlipat di meja belajar seraya memandang bunga pemberian Baginda Kaisar. "Seharusnya, dia memberi ini kepada Lady of Bouvier bukannya aku sebab nama gadis itu cocok dengan bunga ini."

***

Peraturan di surat kontrak menyatakan bahwa mereka harus bertemu tiga kali seminggu agar dapat membangun chemistry satu sama lain yang ditulis oleh Yang Mulia Hamon.

Meski pada awalnya Lady Diana menolak karena terlalu banyak pertemuan dalam seminggu, tetapi pada akhirnya Lady itu menyetujui karena alasan mereka harus mendiskusikan apa yang seharusnya mereka persiapkan dan lakukan untuk rencana ke depan demi menghindari kehancuran dunia.

Padahal, itu hanya akal-akalan Yang Mulia Kaisar Hamon saja agar tetap bisa bertemu dengan Lady Diana di tengah kesibukannya mengurus negara.

"Sudah kubilang bahwa hanya Anda yang bisa melakukan ini, Lady."

Untuk kesekian kali, Yang Mulia Kaisar Hamon menyatakan pendapat mengenai satu jiwa yang cocok untuknya. Sebab, hanya Lady Diana yang dia inginkan apapun yang terjadi. Dia hanya mencintai Lady itu tanpa adanya pengganti atau orang lain yang dapat menggantikan kehadiran Lady Diana di hati dan jiwanya.

"Mengapa Anda sangat sulit untuk menerima saya?"

"Karena saya tidak pantas untuk posisi ini."

"Mengapa?

Lady Diana terdiam sejenak seraya memandangi wajah Yang Mulia Kaisar Hamon yang tertekuk sedih. Pria itu sudah berusaha selama beberapa bulan ini untuk meluluhkan hatinya tanpa ingin seniat pun mencintai Lady lain. Lady Diana tahu betul itu. Maka dengan perlahan, dia menjawab,

"Karena saya tidak ingin mencintai orang lain dalam konteks hubungan pria dan wanita."

Yang Mulia Kaisar Hamon yang mendengar pernyataan pedas dari Lady Diana merasa hatinya tertusuk berkali-kali. Ini sangat sakit jika mendengarnya langsung, pikirnya.

Tetapi, dia tak pernah berujung sesakit ini saat di medan perang ataupun saat ketika seorang wanita mendekatinya dengan niat untuk menjadi seorang permaisuri. Ada jeda cukup lama demi mencerna satu demi satu perkataan Lady Diana yang menyayat hati.

"Mengapa?"

"Karena saya tidak ingin menyakiti lebih banyak orang lagi."

Lady Diana bangkit dari duduk dan berjalan perlahan meninggalkan Yang Mulia Kaisar Hamon yang sedang terpaku dengan jawaban yang Lady itu berikan.

Sesaat ketika dia telah duduk di dalam kereta kuda, dia mengambil obat yang diberikan Anne lalu meminumnya. Wajahnya tertekuk sedih menahan tangis. Dia bahkan tak tega mengatakan bahwa dia sakit-sakitan kepada sang Kakak jadi mengapa dia bahkan merasa sedih kepada seorang pria yang ditolaknya barusan?

Dia tidak merasa dia mencintai ataupun menyukai pria itu tetapi mengapa hatinya sangat sakit melihat wajah yang sangat sedih itu?

"My Lady, apakah Anda merasa sakit lagi?"

Anne, yang merupakan pelayan pribadi Lady Diana bertanya dengan nada khawatir. Dia sungguh merasa risau sebab Lady-nya bahkan tidak mengatakan kepada Duke of Astello maupun Lady of Bouvier mengenai sakitnya yang semakin parah.

Sementara yang tahu fakta ini hanya dia. Jadi, bagaimana dia tak sedih saat mengetahui Lady-nya telah lama sakit dan hanya Lady Diana sendiri yang menanggung semuanya sendirian?

"Apa perlu kita ke dokter?"

Lady Diana menggeleng, pelan. "Aku hanya ingin segera tiba di rumah dan beristirahat."

"Anda sungguh tak apa, My Lady? Jika Anda merasakan sakit di suatu tempat, tolong beritahu saya," kata Anne dengan sungguh-sungguh. "Anda tak perlu merasa tak enak, My Lady."

"Tidak, Anne. Aku baik-baik saja."

Senyuman yang dipaksakan itu terpasang di wajah Lady Diana. Anne tahu bahwa Lady-nya sedang berbohong tetapi dia tak punya pilihan lain jika sang tuan tak ingin memberitahu apa yang sedang terjadi di antara Yang Mulia Kaisar dan Lady Diana.

Sebab, sejak pulang dari istana kekaisaran di hari itu, Lady Diana menjadi sering melamun dan tidak ada lagi kiriman bunga Lily of the Valley yang biasanya tidak pernah absen untuk dikirimkan kepada Lady Diana.[]

99 Cara Membujuk PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang