chapter 26 - penyatuan jiwa yang saling mencintai

36 8 6
                                    

Berbeda dengan malam pengantin pasangan-pasangan lain, Permaisuri Diana dan Yang Mulia Kaisar Hamon duduk terdiam di ujung kasur pengantin. Mereka mengobrol banyak hal tentang rencana masa depan serta makna dibalik perkataan mendiang Kaisar Terdahulu.

Kini, mereka telah berstatus sebagai suami-istri, jadi monster tidak akan lagi menyerang, 'kan? Mereka telah memenuhi syarat, yaitu menyatukan dua jiwa yang saling mencintai.

"Sekarang tidurlah, Diana. Ini sudah larut."

Permaisuri Diana mengangguk sebagai jawaban. Dia segera beringsut naik ke tempat tidur dan menutupi dirinya dengan selimut. Yang Mulia Kaisar Hamon kemudian bangkit bergerak memutari tempat tidur dan juga masuk ke dalam selimut. Tangannya meraih tangan kurus Permaisuri Diana dan menggenggamnya erat.

"Malam ini, aku tidak akan menyentuhmu jadi tidurlah sekarang. Kau pasti lelah, bukan?"

"Benar, aku sangat lelah," balasnya setelah menguap lebar. "Jadi, kita akan tidur sambil berpegangan tangan seperti ini?"

"Iya. Kau tak suka?"

Permaisuri Diana menggeleng dan tersenyum. "Tidak, aku suka."

Sangat amat suka hingga dia tertidur pulas. Sementara Yang Mulia Kaisar Hamon memperhatikan Lady yang telah menjadi istrinya dengan rasa kagum. Sesaat dia membelai pipi Permaisuri Diana dan membersihkan rambut yang menutupi kecantikan istrinya. Setelah puas memperhatikan istrinya, Yang Mulia Kaisar Hamon beranjak keluar dan menutup pintu. Langkah kakinya menuju ruang kerja di mana terdapat dokumen-dokumen dengan sihir kuno.

Selama ini tanpa sepengetahuan Permaisuri Diana, Yang Mulia Kaisar Hamon telah menyelidiki mutasi monster bersama Duke of Astello. Mereka berdua bukan tidak mempercayai apa yang menjadi syarat dari penyerangan monster yang dikatakan oleh Permaisuri Diana. Tetapi, ini hanya rencana cadangan sebelum para monster benar-benar menyerang seluruh penjuru kekaisaran.

Melalui batu sihir, Yang Mulia Kaisar Hamon berkomunikasi dengan Duke of Astello. Batu sihir tersebut dapat menghubungkan komunikasi dengan orang yang berada di tempat yang sangat jauh meski terdapat batasan dalam penggunaannya.

"Aku telah mendapatkan seluruh dokumen mengenai sihir kuno dari menara sihir," ucap Yang Mulia Kaisar di ujung sana.

Sementara Duke of Astello yang saat ini sedang berada di ruang kerja tengah bergelut dengan beberapa dokumen mengenai mutasi monster. Dia menjawab,

"Ya, aku sedang sibuk dengan penyelidikan mutasi monster. Saat aku bertarung dengan salah satu monster, terdapat batu mana berwarna merah dengan energi aneh di dalam tubuh mereka. Masing-masing mengeluarkan aura gelap dan berukuran kecil sehingga sangat sulit untuk menemukannya. Aku akan mengirimkannya kepadamu besok."

"Baiklah."

Panggilan dimatikan secara sepihak oleh Duke of Astello. Dia sekali lagi memandangi batu sihir yang telah dia ambil saat pembasmian monster yang dia pimpin. Bentuknya menyerupai kristal merah dan berkilau. Duke of Astello kemudian mengambil batu sihir tersebut dengan saputangan sebagai bentuk perlindungan diri dari efek yang mungkin saja batu itu timbulkan.

"Ini aneh. Apakah batu ini yang membuat perkembangbiakan para monster lebih ganas daripada sebelumnya?"

Duke of Astello membawa batu sihir tersebut ke istana kekaisaran keesokan hari sesuai dengan perjanjian. Permaisuri Diana pun turut hadir dalam rapat rahasia tersebut. Dia memperhatikan dengan seksama bentuk, warna, serta aura yang dikeluarkan oleh batu sihir yang terdapat di dalam tubuh monster.

"Sebelum aku dikirim ke sini, mendiang Yang Mulia Kaisar Terdahulu hanya mengatakan untuk menyatukan dua jiwa yang saling mencintai. Tetapi, aku tak menyangka bahwa akan menemukan hal serumit ini."

"Apakah mendiang Kaisar memberitahu sesuatu selain itu?" Duke of Astello bertanya kepada Permaisuri Diana. "Mungkin saja ada yang kau lupa."

Permaisuri Diana memegang dagu dan mencoba mengingat-ingat sesuatu yang mungkin saja dia lewatkan. Namun, beberapa menit kemudian dia menggeleng, pelan. Tak ada yang dia ingat atau lupakan selain perkataan yang menyatakan bahwa dia harus menyatukan dua jiwa yang saling mencintai. Namun, setelah pertunangan dan pernikahan terjadi, tak ada tanda-tanda bahwa mutasi monster akan segera berakhir.

Malah sebaliknya, hal yang justru tak semua orang inginkan terjadi. Ditambah dengan kemunculan batu sihir aneh yang Duke of Astello temukan. Permaisuri Diana mulai berpikir bahwa batu sihir tersebut lah yang membuat perkembangbiakan dan mutasi para monster menjadi lebih cepat. Tetapi, darimana batu tersebut berasal?

"Kita harus menemukan inangnya lebih dulu," tukas Yang Mulia Kaisar Hamon.

"Kemungkinan monster paling besar yang kita temui adalah inangnya, Yang Mulia." Kali ini Duke of Astello menambahkan. "Kita harus membunuh monster itu terlebih dulu."

"Kalau begitu, Yang Mulia harus turun dalam pembasmian monster pekan ini yang dipimpin oleh Duke of Astello sebab Yang Mulia lah yang ditunjuk oleh mendiang Kaisar sebagai pahlawan. Dia mengatakan seperti demikian." Permaisuri Diana ikut menambahkan.

"Seperti katamu bahwa aku adalah orang yang ditakdirkan?" Yang Mulia Kaisar Hamon membeo yang dijawab anggukan kepala oleh Permaisuri Diana. "Kalau begitu, baiklah."

***

Hari yang ditunggu pun tiba. Yang Mulia Kaisar bersama dengan Duke of Astelllo memulai pembasmian monster yang kini dilakukan setiap seminggu sekali dalam skala besar.

Namun, tidak seperti yang diharapkan, perkembangbiakan monster justru menjadi dua kali lipat seakan tidak ada habisnya, menyebabkan usaha mereka sia-sia saja. Permaisuri Diana pun kehilangan kata-kata karena apa yang dia prediksi tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

Kesengsaraan dan kekhawatiran rakyat kini meraja lela dan menyebar bagai pandemik ke seluruh kekaisaran. Telah banyak bangsawan yang mengkhawatirkan keluarga mereka dan memilih mengasingkan diri untuk sementara ke wilayah yang aman.

Melihat fenomena yang terjadi, Permaisuri Diana mau tidak mau memaksa dirinya untuk bekerja dan berpikir lebih keras lagi. Hingga, suatu saat dia terpikirkan sebuah ide yang membuat Yang Mulia Kaisar tersedak saat makan malam bersama.

"Membuat penerus?"

"Ya. Tubuhku sudah tak mampu lagi untuk bertahan. Maka dari itu, sebelum benar-benar terlambat kita harus membuat penerus."

"Jadi, maksudmu—"

Permaisuri Diana mengangguk. "Penyatuan jiwa yang saling mencintai bisa jadi memiliki arti bahwa kita harus berhubungan seks seperti suami-istri pada umumnya."

Malam itu berujung pada malam yang sangat panjang bagi kedua pasutri baru tersebut. Hingga matahari muncul di ufuk timur, barulah kegiatan mereka selesai dan berakhir pada kesakitan di bagian bawah tubuh Permaisuri Diana.

"Kau sungguh tak apa?" tanya Yang Mulia Kaisar, khawatir. Dalam lubuk hati yang paling dalam, dia pun merasa bersalah karena dirinya telah membuat wanita yang dia cintai merasa kesakitan meski kedua pasangan tersebut juga menikmatinya.

"Kau sungguh-sungguh bertanya?"

"Maafkan aku, tetapi aku telah berusaha untuk menahannya demi dirimu, istriku."

"Kalau begitu, gendong aku," katanya seraya mengangkat tangan tinggi-tinggi menghadap ke arah pria yang kini menjadi suaminya. Tidak seperti kemarin atau beberapa bulan yang lalu, Permaisuri Diana semakin yakin bahwa jawaban dari teka-teki dan kejadian selama ini adalah hubungan seks dua jiwa yang saling mencintai dari kedua orang yang punya mana dalam jumlah besar.[]

99 Cara Membujuk PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang