B a b _ d u a p u l u h l i m a

8.5K 617 65
                                    

"Uraian penyesalan dan cerita duka dari pihak ketiga."

Emang boleh ya se susah itu buat vote dan komen?🙈🙈
. . . . .

Sekian banyak waktu yang berhasil Renja lewati, kini ia harus kembali menginjakan kakinya di kota kelahiran demi menemui seseorang yang sudah begitu berjasa dalam hidupnya. Wanita yang telah banyak memberinya pengertian, wejangan bijaksana hingga mempercayakan Renja untuk mengelola sebagian usaha butiknya tanpa meminta sedikitpun imbalan atasnya.

"Iya, gue sama Shaga tidur di apartemen tante."

"He'em ini udah sampe di rumah sakit. Tolong nanti lo jemput Shaga ke sini, sementara gue nemenin tante Sasa Shaga sama lo dulu."

"Oke, thanks ya." Renja mematikan sambungan telponnya. Satu tangannya lalu sibuk mengetikan pesan untuk tantenya. Lupa bahwa  belum mengabari jika ia sudah sampai di kota tujuan sedangkan satu tangannya yang lain menggandeng Shaga agar tetap berada dalam jangkauannya.

Terlalu sibuk dengan handphonenya membuat Renja berjalan tanpa melihat keadaan sekitar yang ramai orang berlalu lalang, hingga dibelokan menuju lorong selanjutnya badan Renja tidak kuasa menghindari benturan antara dirinya dengan orang lain.

Handphonenya terlepas karena terkejut. Pun Renja mendengar suara mengaduh dari orang yang ditabraknya.

"Oh maaf kan saya." Ujar Renja merasa sangat bersalah atas kelalaiannya. Perempuan itu bahkan abai dengan handphonenya yang terlempar cukup jauh. Tangannya dengan cekatan ikut membantu mengambil bungkusan obat yang terlempar keluar dari kantong plastik.

"Sekali lagi saya mohon maaf." Ucap Renja lagi tangannya terjulur menyerahkan beberapa bungkus obat yang diambilnya.

"Ibu tidak apa-apakan?" Tanya Renja. Jantungnya berdebar karena panik sekaligus merasa bersalah.

"Tidak, saya tidak apa-apa. Saya juga bersalah karena tidak fokus dengan langkah saya." Saut wanita itu seraya berdiri. Kepalanya lalu terangkat tegap, tangannya terjulur hendak meraih obat dari orang asing itu sebelum kemudian ia justru mendapati rupa wajah dari seorang gadis yang menghilang begitu saja bagai tertelan bumi.

Bukan hanya wanita itu saja yang terkejut, Renja bahkan sampai memundurkan langkahnya ketika mendapati siapa wanita dihadapannya. Jantungnya yang semula berbedar hebat karena panik, kini menjadi bergemuruh oleh rasa sakit yang saling berlomba memenuhi lubuk hatinya.

"Renja." Lirih wanita itu, hingga tanpa sedikipun memberikan Renja kesempatan untuk pulih dari keterkejutannya. Pikirannya kian dibuat penuh ketika perempuan paruh baya itu langsung meraihnya kedalam dekapan tubuhnya.

"Renja, sayang. Maaf, mamah minta maaf." Lirihnya seraya terisak.

Dekapannya begitu erat namun Renja sama sekali tidak merasa sesak karena perih dihatinya terlalu mendominasi. "Maaf, maaf sudah membuat kamu begitu banyak menderita. Maaf juga karena mamah sudah terlalu egois. Maaf, maaf karena sudah begitu melukaimu begitu banyak." Ujaran maaf itu terus terucap secara beruntun. Sedangkan Renja tidak kuasa untuk mengatakan apapun. Kedua tangannya bahkan hanya terkulai lemas di sisi tubuhnya.

Tidak mendapatkan jawaban apapun dari Renja, Yunita kemudian mengurai pelukannya. Matanya begitu bengkak, sesaat Renja menatap perempuan itu mendapati jika istri papahnya itu ternyata sudah banyak berubah. Wajahnya tidak lagi se segar dulu. Renja bahkan mendapati lingkar hitam dibawah mata yang dulu selalu menatapnya dingin.

Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang