"Mencari kesempatan kedua."
. . . . ."Gimana tadi?"
Raiyana dan Renja, keduanya kini tengah berada diruang tamu. Menonton acara TV yang tidak begitu mereka simak. Keduanya sama-sama sibuk dengan kegiatannya sendiri. Sedangkan Shaga, anak itu sudah tidur sejak tadi. Capek katanya.
Renja yang tengah sibuk dengan tabletnyapun kemudian mengalihkan atensinya. "Gimana apa tan?" Tanya Renja. Tidak paham dengan pertanyaan yang diajukan oleh Tantenya.
Mendengar itu, kedua bola mata Raiyana memutar malas. "Tadi gimana kencannya?"
Kening Renja berkeryit lantas menghela nafas lelah. "Kencan apaan, orang jalan-jalan biasa." Ucapnya lalu kembali fokus pada tabletnya.
Tidak puas dengan jawaban Renja, Raiyana lantas menatap Renja malas. "Ya apapun namanya terserah kamu aja. Tante cuma mau tau gimana laki-laki itu menurut kamu?" Paksa Raiyana.
"Ya nggak gimana-gimana. Cukup menarik, tapi biasa saja. Dia juga baik, ucapannya juga terdengar meyakinkan." Jelas Renja sedikitpun tidak mengalihkan perhatiannya kepada sang Tante yang kini justru sudah sepenuhnya menghadap kearahnya.
"Bagus. Di lihat-lihat dia juga nggak begitu jelek. Secara fisik ok lah, pekerjaan dia juga lumayan mapan. Ngemong juga sama keponakanya. Tante rasa nggak begitu sulit buat dia narik perhatian Shaga." Ucap Raiyana. Wajahnya berbinar karena antusias.
Berbanding terbalik dengan Renja yang biasa saja. Perempuan itu bahkan tidak lagi menanggapi ucapan tantenya. Sadar akan hal itu, raut Raiyana seketika berubah menjadi jengkel.
"Kok kamu diem aja sih. Kayak nggak ada antusias-antusiasnya sama sekali?"
"Ya emang aku harus gimana tan? Jingkrak-jingkark? Kayang? Salto?" Saut Renja pelan, seraya sekilas melirik ke arah sang Tante.
Raiyana mendengus. "Ya paling nggak cerita dong tadi gimana aja, tante juga kan mau tau Ren." Ujarnya.
"Ya itu, seperti apa yang Ren bilang, biasa aja. Sebelum pulang kita makan dulu, menu yang sama dengan apa yang aku bawa pulang buat tante." Jelas Renja.
Tentu saja ia tidak akan mengatakan bahwa tadi ia juga bertemu dengan Haira. Bisa ngereog tantenya ini. Hubungan keduanya baru saja membaik beberapa jam yang lalu.
Raiyana, meskipun belum puas dengan apa yang dikatakan oleh Renja. Perempuan itu kemudian memilih diam seraya memperhatikan sang keponakan yang nampak sibuk sekali.
Raiyana lantas mendesah.
Sejak kapan keponakannya sudah sedwasa ini. Pikirnya. Rasanya baru kemarin ia mendengar tangisan pertama Renja. Kini ia bahkan sudah menjadi saksi bagaimana perempuan mungil itu membawa Shaga ke dunia.
Tangannya lalu tanpa sadar mengusap puncak kepala Renja. Membuat Renja seketika langsung menghentikan aktivitasnya.
"Apa kamu happy tadi?" Tanya Raiyana tiba-tiba. Kalimat yang terdengar beda sekali dengan pertanyaan-pertanyaan Raiyana sebelumnya.
Renja kemudian menoleh lalu mengangguk. "Lumayan, Shaga juga tadi seneng banget main sama Jeva. Ketawa terus." Jawabnya.
Raiyana lantas tersenyum. "Maaf ya kalau pertanyaan tadi buat kamu nggak nyaman atau mungkin ada sikap tante yang terlalu membebani kamu. Tante cuma berharap kamu bisa buka hati lagi. Tapi tante juga nggak akan maksa, jadi kamu nggak usah terbebani oleh apapun. Kamu nikmati saja hidup kamu, pelan-pelan sambil belajar buka hati kalau kamu rasa ada laki-laki yang tepat buat kamu sama Shaga." Jelas Raiyana panjang lebar. "Tante cuma nggak mau kamu kembali ke masa-masa menyakitkan itu." Imbuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓
RomanceSequel Eshal Renjana 7 tahun berlalu, Renja sepenuhnya sudah melupakan kesakitannya di masa lalu. Baginya tidak ada kenangan yang layak untuk diingat. Hidupnya sudah bahagia bersama seorang anak laki-laki yang Tuhan kirim untuk menjaganya. Setidakn...